20

471 43 3
                                    


Semua siswa juga tahu perihal permasalahan atau permusuhan antara anak Gryffindor yang duduk bersebelahan di kelas sejarah. Biasanya, semua orang akan tidur dan Professor Binns tidak akan menegurnya. Tapi, entah mengapa aura permusuhan dari kedua siswa Gryffindor itu membuat orang-orang enggan menelungkapkan kepalanya di lipatan tangan dan tidur.

Yeah, karena sejarah sihir yang di bahas adalah sejarah mengenai pemberontakan makhluk dunia bawah.

Pembahasan pada era kegelapan di tambah dengan aura permusuhan yang tajam.

Seamus menoleh ke belakang dan menatap kesal pada kedua orang itu, masih sama seperti tadi tapi kini lebih gelap, "jika kalian tidak menghentikan pertengkaran bodoh kalian, aku akan memastikan kalian benar-benar ada di rumah sakit Wings. "

Harry dan Dean saling melirik tajam sebelum melengos tidak peduli. Pertengkaran mereka bertambah parah saat Dean tanpa sadar mendengar perkataan Harry pada kedua sahabatnya mengenai Draco. Tentunya, ruang rekreasi Gryffindor nyaris hancur jika saja tidak datang ketua murid Gryffindor dan langsung memberi keduanya hukuman.

Hukuman yang sama seperti yang di berikan Seamus. Menyuruh berdekatan hingga keduanya bosan bertengkar. Saat Seamus puas melihat Harry dan Dean yang perlahan mendekat, pemuda itu berbalik. Tidak pernah tahu jika kedua pemuda itu mengeluarkan tongkat dan mengulurkan penuh ancaman pada satu sama lain.

"Tebakan ku tidak pernah meleset, bukan? " bisik Dean dengan penuh penekanan. Harry menatap tajam pada pemuda itu dengan seringai di bibirnya.

"Kau tahu bahwa aku memiliki beberapa mantra untuk membuat mu berbaring pasrah di ranjang rumah sakit, jika kau mau kau bisa berbicara terus-menerus. " Harry melotot marah pada Dean yang sepertinya tidak membuat pemuda itu mengeraskan rahangnya.

Keduanya berpandangan sengit. Tidak ada yang mau mengalah dan meminta maaf duluan. Acungan tongkat sihir keduanya menempel pada tubuh satu sama lain dan mereka tidak mau menurunkannya hingga mereka berhasil membuat salah satu dari mereka di lumpuhkan.

Dan, sepertinya Professor Binns sudah tidak tahan pada dua pengacau dari Gryffindor itu. Dengan kesal, Professor Binns menghentikan penjelasannya dan kemudian mengambil pena bulu yang telah di celupkan di tinta.

"20 poin di ambil dari asrama Gryffindor karena mengganggu ketenangan belajar, 10 poin di ambil karena saling mengacungkan tongkat pada satu sama lain dan 15 poin di ambil dari masing-masing asrama karena tidak mencoba menghentikan pertengkaran tersebut. Selesai! "

Kedua tongkat itu langsung di ambil oleh Hermione dan kemudian menyimpannya. Mengabaikan tatapan protes dari Harry maupun Dean yang di layangkan pada gadis itu. Hermione tidak peduli dan memilih untuk menyimpan kedua tongkat itu di saku jubahnya. Tentunya, kedua orang itu mendapatkan tatapan protes dari semua siswa yang hadir.

"Hentikan pertengkaran kalian berdua! Poin asrama ku di potong karena pertengkaran kalian padahal asrama ku tidak melakukan apapun, " protes Hilliam Wandren, seorang Half-Blood dari asrama Hufflepuff. Mata Hilliam menatap sengit dua orang itu.

Harry dan Dean kemudian menjauhkan dirinya. Berada di ujung meja dan menggeser buku mereka. Memberi jarak sejauh mungkin dari satu sama lain.

Yeah, ego anak muda yang memang sudah keras dan masih kekanak-kanakan.

Ron yang duduk bersama Seamus menatap pemuda itu yang kini mengeluarkan tongkat. Berdiri menghadap ke belakang dan mengacungkan tongkatnya pada kedua orang itu bergantian. Menatap dua orang pemuda dengan tingkah seperti bocah yang sedang bermusuhan.

"Berbaikan atau aku akan membuat salah satu tulang kalian patah! " ancam nya. Hal tersebut tentu saja membuat Ron panik. Mantra Seamus itu seperti bom. Kala di keluarkan, bukan sebuah kegunaan mantra seharusnya tapi malah ledakan seperti bom ataupun seperti kembang api.

The Villain? (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang