18

461 49 3
                                    


Ketiganya sekarang ada di sebuah hamparan rerumputan yang berada dekat dengan tebing. Ketiganya duduk di sana dan diam beberapa saat untuk melihat danau yang terlihat dari atas sini, begitupun juga dengan hutan yang ada di seberangnya. Kondisi yang unfamiliar kecuali Harry yang pernah ke sini pada tahun ke 2.

Harry menghala nafas dan menekuk kakinya, "sebelum aku menjelaskan apa yang ku lakukan tadi, kalian harus mendengarkan ku dulu. "

Perkataan dari Harry membuat kedua sahabatnya menoleh menatap Harry. Pemuda yang kini menatap hamparan di depan sana dengan seksama. Keduanya mengangguk lalu membiarkan keheningan sejenak menyelimuti keadaan mereka, membiarkan angin yang sejuk akibat dekat danau menerpa mereka, belum lagi aroma pepohonan karena itu ada di belakang mereka.

"Ini masalah kelompok Death Eater. " perkataan dari Harry sontak membuat keduanya menoleh.

"Apa maksud mu? "

Harry kemudian menceritakan apa yang terjadi. Semuanya. Hal yang di ceritakan oleh Theo dan Goyle. Mengenai Ogaima yang merupakan pengganti Peter yang telah meninggal. Tentunya, hal itu membuat mereka terkejut dan tidak menyangka mengenai hal yang terjadi. Bahkan, penjabaran Peter yang merupakan sahabat dari orang tua Harry sekalipun dan juga merupakan dalang dari kematian orang tua Harry.

Tentunya, semua hal di jabarkan tanpa ada kekurangan sedikitpun. Bagi Harry, Hermione dan Ron adalah orang yang paling dia percaya selama ini. Hubungan persahabatan mereka yang terikat sejak tahun pertama hingga sekarang. Jikapun ada seseorang yang ingin mengorek informasi mengenai Harry, mereka harus menemui keduanya karena keduanya memiliki informasi yang begitu akurat mengenai hidup Harry.

Informasi mengenai kelompok Death Eaters di jabarkan oleh Harry. Mengenai penyerangan, kematian, penambahan anggota, atau bahkan beberapa hal seperti tempat markas pun Harry katakan pada keduanya.

"Jelas Ogaima bukanlah orang yang mudah di singkirkan, Harry, " kata Hermione sesaat Harry telah selesai bercerita. Hermione menatap ke arah depan lalu menghembuskan nafas perlahan, "saat kau merencanakan kematiannya, dia pasti memiliki rencana lain. Seperti Professor Dumbledore yang memiliki rencana selangkah ke depan. "

Ron mengangguk di sisi lain, "Mione benar. Aku setuju mengenai perkataannya. Jika kau ingin mengalahkannya, kau harus memiliki sebuah rencana matang yang memikirkan ke depan. "

"Apakah melibatkan Black Eye itu kurang tepat? " tanya Harry. Menoleh menatap ke dua sahabatnya.

"Menurutku tepat. Hanya saja, orang yang kau ajak kerja sama itu harus memiliki jaminan bahwa dia tidak akan membocorkan informasi apapun mengenai apa yang kau perbuatan. " kali ini, Ron berkata yang sebenarnya.

Harry yang mendengarnya menghela nafas kasar lalu kemudian meluruskan kakinya. Menatap ke depan dengan nanar seakan-akan memikirkan semua kemungkinan dari perbuatannya. Entah dampak fisik atau tidak.

"Tapi, aku tidak pernah menyebutkan bahwa ini hanya melibatkan ku, " kata Harry. Kedua sahabatnya menoleh menatap Harry yang memamerkan senyum lebar dan menatap ke dua orang itu, "ini akan menjadi misi kita. Petualangan kesekian kalinya. "

"Apa? " keduanya reflek memekik terkejut.

Harry mengangguk dan mengulas senyum tanpa dosa, "kalian tidak rindu dengan berpetualang? Lagipula, ini akan sangat menyenangkan. "

Keduanya dengan kompak mencibir perkataan Harry. Rindu? Yeah, jelas saja mereka rindu dengan kekacauan dan petualangan yang beberapa tahun terakhir mereka lakukan. Mungkin karena semua hal terungkap jadi Voldemort tidak akan membuat masalah dengan Harry. Kesal? Ada sih. Takut? Oh, jelas! Jangan tanya seberapa takut mereka saat mendengar perkataan Harry mengenai petualangan. Tidak sabar? Mereka yakin jika rasa itu selalu ada setiap waktu.

The Villain? (DRARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang