Tangan keduanya terulur. Harry memegang lengan Fudge yang kini terlihat saat Fudge memilih menyikap baju formalnya dan Harry lengan bajunya. Telapak tangan keduanya saling memegang lengan bawah dan kemudian tali tipis menjalar mengikat kedua belah pihak.Harry menatap tali itu dengan raut biasa, sedangkan Fudge begitu tegang. Tampilan akrab saat tali tipis bercahaya itu mengikat keduanya yang siap melakukan sumpah tak terlanggar. Harry menatap Fudge dan begitu pun sebaliknya.
Senyum miring terulas di bibir si Potter, "kau yang pertama, Fudge. "
Fudge mengambil nafas sejenak untuk melonggarkan rasa gugup yang menderanya. Ini mendebarkan dan Fudge pertama kali merasakannya. Mengambil nafas sejenak sebelum menatap mata emerald Harry.
"Harry, bersumpah lah jika kau tidak akan memberitahukan hal ini pada Voldemort atau pada siapapun yang memihak dengan setia padanya, " ucapnya.
Harry mengangguk dengan pelan.
"Saya bersedia. "
"Harry, bersumpahlah jika ingatan ini tidak akan pernah jatuh pada pihak kegelapan. "
Harry mengangguk lagi, "Saya bersedia. "
Permintaannya sangat polos.
Tali itu kemudian meresap pada tangan keduanya. Perhatian mereka teralihkan dan menatap bagaimana sumpah tak terlanggar pihak Fudge yang telah selesai di lakukan. Hal tersebut tentu saja masih saja membuat Harry kagum walau dia berulang kali melihatnya. Dan, Fudge menatap tali itu sebelum menghela nafas menenangkan.
Tinggal satu lagi batin Fudge lega.
Tak berselang lama, tali kembali muncul dan mengikat dua belah pihak. Harry menatap dengan penuh makna karena sekarang gilirannya. Mata Harry kemudian menatap pada mata Fudge kala tali itu selesai mengikat keduanya. Fudge menatap Harry dan mengangguk.
"Bersumpahlah jika kau akan setia padaku. Tidak akan membocorkan jika akulah yang telah memberikan informasi ini pada siapapun, tidak terkecuali. " mata Fudge sedikit bergetar tapi kemudian lelaki itu mengangguk secara perlahan.
"Aku bersedia. "
Rasa sejuk saat dirinya menjawab dan saat Harry menjawab berbeda. Saat dirinya mendengar permintaan persetujuan Harry, rasa sejuk benar-benar murni. Sedangkan saat dirinya, rasa itu seakan-akan mengandung makna yang membuat Fudge sedikit mengernyit bingung.
Harry mengulas senyum miring dan kemudian bersorak di batinnya, "bersumpahlah, Fudge, jika kau rela mati saat kau menyebutkan namaku walau inisial saja pada seseorang yang bertanya padamu, bahkan menyebutkan ciri-ciri ku. "
Fudge terdiam cukup lama. Mati. Harry membawa-bawa kematian yang artinya hal ini terlalu sensitif dan Fudge juga tahu itu. Tapi, bagaimana bisa bocah ini melakukannya?
"Ya, aku bersedia. " dengan sedikit terbata-bata, Fudge menjawab pernyataan Harry. Tersirat ketakutan pada mata Fudge yang membuat Harry di landa kepuasan.
Tali itu meresap pada kedua tangan tersebut. Rasa lega menyerang Fudge saat sumpah tak terlanggar telah terlaksana. Tapi, gelenjar ketakutan melanda dirinya. Matanya menatap Harry yang kini berdiri santai dan tegap ala bangsawan.
Tentu saja!
Status baru Harry telah di umumkan oleh keluarga Peverell dan secara menyeluruh oleh pihak kementerian dan Daily Prophet. Tentunya, hal itu hampir membuat siapapun sedikit banyaknya terkejut akan fakta baru yang telah mereka terima. Fudge jadi mulai yakin jika yang mengalahkan Voldemort bukanlah Harry.
"Jadi, apa percakapannya? " tanya Harry. Fudge tersentak sejenak kemudian menatap Harry. Ingatannya melayang pada hari di mana percakapan yang di maksud Harry.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain? (DRARRY)
AcciónHari itu, saat rapat para Death Eater di lakukan di kediaman Malfoy, Harry datang dengan sambutan baik dari Bellatrix dan di perkenalkan sebagai anggota baru. Hal itu tak ayal bila membuat keluarga Malfoy yang mengenal Harry berada di pihak sebrang...