OBSESSED - 15

9.7K 845 71
                                    

Jaemin tertidur dengan sangat pulas, obat nya bereaksi dengan cepat. Jeno yang berada disampingnya menatap Jaemin dalam diam. Bagaimana ia memberitahu Jaemin jika Nono dalam kondisi yang semakin memburuk. Sial seribu sial, Nono mengalami pendarahan dan Jeno tidak bisa mendonorkan darah nya karena golongan darah keduanya berbeda. Jeno merasa frustasi.

"Presdir..." Jeno menoleh, Haechan dan Mark menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Jeno.

"Maafkan kami, sangat sulit mencari golongan darah O. Sudah banyak tempat kami mencarinya, namun kami hanya mendapatkan satu kantong." Ucap Mark.

Jeno menyenderkan tubuhnya. Tubuhnya terasa sangat lelah akhir-akhir ini. Otak dan tubuhnya dipaksa untuk bekerja siang malam. Ditambah dengan keadaan Nono yang semakin memburuk.

"Terus cari sampai kalian mendapatkan 4 kantong sebelum operasi." Ucap Jeno.

Mark dan Haechan mengangguk. Keduanya pamit untuk mencari kembali beberapa kantong darah yang dibutuhkan Nono.

Jeno menatap ponselnya. Media tengah memberitakan tentang Na Sehun yang akan menjadi anggota dewan sama seperti ayah nya. Jeno terkekeh, ternyata keluarga Presiden lebih mementingkan derajat dibanding putra mereka yang tengah bersamanya.

"Na Jaemin, maafkan aku. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah membawamu pulang ke rumah orang tua mu. Kau hanya boleh tinggal bersamaku dan Nono."

Jeno kecup kening Jaemin dengan penuh kelembutan. Tidak ingin Jaemin terbangun karenanya.


****


"Ayah, sudah ku katakan untuk tunda dulu ini semua sampai Jaemin ditemukan. Apakah ayah tidak khawatir dengan keadaan Nana? Dia sedang di sekap oleh komplotan penjahat!" ucap Sehun marah pada sang ayah.

"Putraku, ini juga sangatlah penting. Kita tidak bisa menundanya. Kau akan memberikan alasan apa pada mereka?" tanya sang ayah.

"Aku bisa mengatakan jika aku sedang sibuk dengan acara setelah pernikahan dikeluarga istriku." sanggah Sehun.

"Tidak nak, wartawan dimana-dimana. Kau tidak bisa memberikan alasan yang bahkan public tidak melihat. Tolong nak, tetap ikuti pemilu ini."

Sehun menahan emosinya. Ia pun pergi dari ruangan sang ayah dengan penuh rasa kecewa.

"Nana-ya, maafkan ayah. Maaf sayang."


****


Dua dokter berlari masuk kedalam ruang ICU dimana Nono dirawat. Hendery dan Renjun berdiri dengan raut cemas juga panik. Renjun menghampiri suster yang hendak masuk.

"Ada apa? Ada apa dengan adik ku?!" tanya Renjun.

"Maaf tuan, tombol darurat berbunyi dan kami harus segera mengecek nya."

Setelah itu suster menutup ruang ICU. Renjun menyenderkan tubuhnya di tembok. Ia merapalkan untaian doa untuk Nono. Renjun tidak ingin terjadi sesuatu pada anak asuh nya.


Jaemin terbangun. Hari sudah malam, ia menoleh kesamping melihat Jeno yang sedang tertidur dengan pulas. Terlihat kantung mata yang hitam dan juga tebal. Sepertinya Jeno kurang tidur. Jaemin mengarahkan tangan nya untuk menyingkirkan rambut depan Jeno.

Tampan.

Jeno sangat tampan dengan wajah yang tegas dan berkarisma, berbanding terbalik dengan Nono yang lucu dan menggemaskan. Ah mengingat Nono, bagaimana kabar dia? Jaemin belum mendapatkan kabar terbarunya. Jaemin menoleh kesetiap kamar rawat nya, benar-benar luas dan sepi. Jaemin coba untuk terduduk namun sulit. Jeno yang merasa ada pergerakan, ia pun terbangun dan mendongak menatap Jaemin yang mencoba untuk duduk.

Obsessed🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang