Obsessed 29

3.6K 466 52
                                    


Jeno, Jaemin dan Nono masuk kedalam rumah. Haechan sudah memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Jaemin dan Nono. keduanya disuruh duduk oleh Haechan. dokter mencoba mengecek keadaan keduanya. Jaemin menatap Jeno yang menatap penuh khawatir.

"Mrs. Lee dan Juno baik-baik saja, Mr.Lee" ucap dokter.

"sepertinya justru anda yang seharusnya diobati" ucap dokter membuat mereka mengalihkan pandangan pada Jeno.

ahh benar, lihatlah tangan yang penuh darah kena terluka itu. Jaemin dan Nono tidak melihatnya tadi karena keduanya sejak di mobil hanya menunduk takut pada Jeno.

"aku baik-baik saja" ucap Jeno acuh.

ia beranjak pergi ke kamarnya. Haechan menepuk pundak Jaemin.

"obati, suamimu" ucapnya.

Jaemin mengangguk kecil. ia mengambil kotak P3K yang diberikan oleh Haechan kemudian beranjak menuju kamar.

Jaemin masuk kedalam kamar. ia melihat Jeno tengah berdiri di depan jendela masih rapi dengan pakaian kantornya. ia melihat darah mengalir turun dan jatuh dari tangan Jeno.

Jaemin melangkah pelan menyusuri tembok dan sampai di belakang Jeno.

"ahjussi..." panggil Jaemin.

Jeno hanya melirik dengan ekor matanya.

"tanganmu terluka. mari aku bantu obati" ucap Jaemin meraih tangan Jeno dengan pelan.

Jeno tak menampik, ia menuruti langkah Jaemin dan mereka duduk di sofa. Jaemin membantu Jeno membuka jas kerjanya. ia gulung kemeja Jeno sampai siku. Jaemin meringis melihat luka itu. sepertinya Jeno memang mencoba menghancurkan kaca mobil. Jaemin miniup luka Jeno kemudian mengobatinya.

Jeno meringis, lumayan cukup perih. Jaemin meniupnya mencoba menghilangkan rasa sakit Jeno.

"maafkan aku" lirih Jaemin.

Jeno menatap Jaemin yang menunduk, fokus mengobatinya.

"untuk?" tanya Jeno.

"a-aku pergi meninggalkan mansion" jawab Jaemin sedikit takut.

"mau kemana?" tanya Jeno kembali.

Jaemin mendongak menatap Jeno.

"a-aku berniat pergi ke kantormu" ucap Jaemin bergetar.

"untuk apa?"

Jaemin kembali menunduk. haruskah ia jujur jika ia pergi ke kantor Jeno untuk mencaritahu tentang suaminya yang diduga berselingkuh itu.

"jawab pertanyaanku, Lee Jaemin" ucap Jeno membuat Jaemin tersentak kecil.

"t-tidak ada-"

"aku tidak suka kebohongan" ucap Jeno tegas.

Jeno raih dagu Jaemin kemudian tatapan keduanya bertemu. Jaemin melihat tatapan lembut dari suami tampannya.

"jawab dengan jujur, mrs.Lee" ucap Jeno dengan lembut.

"a-aku berniat mencaritahu" jawab Jaemin pelan.

"mencaritahu apa?"

"ahjussi, jika memang dugaanku benar. aku tidak apa-apa jika kau kembalikan aku pada keluargaku-"

"apa maksudmu?"

Jaemin menggigit bibir bawahnya.

"kau berselingkuh" cicitnya sangat pelan namun Jeno masih bisa mendengarnya.

"aku berselingkuh? dengan siapa?" tanya Jeno bingung.

Jaemin mendongak.

"siapa selingkuhanku?" tanya Jeno kembali.

"k-kemarin saat kau ke Indonesia. a-aku menelponmu menggunakan ponsel Haechan hyung, dan yang menerima telpon itu seorang perempuan-"

"- aku mendengar jika kalian akan melanjutkan sesuatu dan aku mengganggu kalian."

ahh akhirnya. akhirnya Jaemin bisa mengatakan isi hatinya.

Jeno terkekeh "kau cemburu?"

Jaemin menggeleng namun wajahnya begitu bersemu merah.

"dia sekretarisku yang menghandle semua kerjaan di Korea. namanya Shin Yeji, dia sudah menikah dengan soloist bernama Shin Ryujin. saat itu kami sedang mengadakan meeting, ponselku sedang di charger, Yeji menerima telpon karena suruhanku. aku sedang fokus meeting sayang, jadi aku tidak mengeceknya lagi" jelas Jeno mengusap pipi Jaemin lembut.

Jaemin mengerjapkan kedua bola mata bulatnya lucu. ahh jadi ia salah paham?

"perlu aku menelponnya dan mengatakan semuanya padamu? ahh atau perlu aku panggil Mark? dia ada bersamaku saat itu" ucap Jeno berdiri dan hendak memanggil Mark namun Jaemin segera menahannya.

Jaemin memeluk Jeno dari belakang untuk menahan suaminya pergi. tolong jangan katakan apapun pada mereka atas pikiran Jaemin ini. Jaemin sangat malu sungguh.

Jeno terkekeh pelan. ia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Jaemin. wajah suami cantiknya itu benar-benar merah dan sangat lucu

cup!

Jeno mengecup bibir Jaemin lembut. Jaemin menunudukan wajahnya. ia sembunyikan wajah itu di dada bidang Jeno. Jeno tertawa kecil, ia menghela nafas lega. ia cukup paham dengan perasaan Jaemin sekarang.

"jangan melakukannya lagi, Jaemin."

Jaemin mengangguk kecil dalam pelukan Jeno.

"aku sungguh frustasi. ohh goddamn, bagaimana jika kau benar ada di dalam mobil. aku pasti sudah gila" ucap Jeno memeluk erat Jaemin.

"jangan lakukan itu lagi. aku takut Jaemin" lirih Jeno meletakkan kepalanya di ceruk leher Jaemin.

Jaemin mengusap punggung Jeno.

"maafkan aku ahjussi..."

Jeno mengangguk kecil. ia melepaskan pelukan mereka lalu menangkup wajah Jaemin.

"aku mencintaimu. jangan pergi. jangan menghilang. atau aku bisa gila mencarimu" ucap Jeno dengan kacaunya.

Jaemin mengangguk, ia mengusap wajah Jeno dengan lembut.

cup!

Jeno terpaku. Jaemin menciumnya lebih dulu. tubuhnya bagaikan patung sekarang. bibirnya kelu, Jaemin masih menempelkan bibirnya pada bibir Jeno.

ia menjauhkan wajahnya, mengusap rahang Jeno yang mulai relax.

"maafkan aku. aku tidak akan lagi hilang dari pandanganmu, ahjussi" ucap Jaemin tersenyum begitu manis.

Jeno ikut tersenyum. ia senang, Jeno sangat senang. ia sangat yakin dengan perasaannya, ia sangat yakin dengam logikanya. Jaemin menerima cintanya. biarlah seperti ini dulu. ini masih awal dan ini awal yang baik. Jeno akan mencoba kembali mengambil perhatian Jaemin.

"aku mencintaimu. sungguh."

Obsessed🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang