Obsessed - 23

6.6K 586 27
                                    

"JENO AYOK BANGUN!!!" teriak Nono di depan pintu kamar Jeno.

tolong, ini masih pukul 05:00 pagi dan Nono sudah berteriak membangunkan sang kakak. Jeno yang melepaskan mulutnya dari puting Jaemin kemudian menggeliat mendengar teriakan Nono disertai ketukan di pintu yang brutal. Jaemin mendesis, ia merasa keram pada putingnya karena semalam menyusi Jeno.

Jeno mengambil bathrobe abu-abu miliknya dan memakainya. tidak lupa menyelimuti Jaemin terlebih dahulu sebelum membuka pintu.

"astaga, Nono-ya apa yang kau lakukan? ini masih pagi" ucap Jeno dihadapan Nono.

"itu sebabnya! bukankah kita akan pergi ke Jerman hari ini?" tanya Nono.

Jeno mengangguk kecil mengusap surai Nono.

"tapi sore nanti, pagi ini aku ada urusan sebentar. lebih baik kau tidur saja lagi. dimana Renjun?" tanya Jeno.

"di kamarnya. Renjun tidak bobo bersama Nono" jawabnya.

Jeno menuntun Nono untuk kembali ke kamarnya dan menidurkan sang adik. Nono tidak bisa tidur, ia memikirkan dirinya yang nanti akan berangkat ke Jerman. Jeno susah payah meniduri adiknya, namun tetap sama Nono tidak mau tidur malah bermain bersama Bibble dan Ace.

Renjun masuk kedalam kamar Nono sambil membawa sehelai roti cokelat dan cokelat hangat.

"tidurkan Nono, kita berangkag nanti sore" ucap Jeno kemudian beranjak menuju kamarnya.

Jeno tersenyum kecil melihat Jaemin yang masih bertidur. ia membuka bathrobenya dan kembali topless, naik ke tempat tidur menarik tubuh Jaemin untuk tidur dipelukannya.

"beberapa jam lagi, kau akan menjadi milikku seutuhnya" ucap Jeno mengecup kening Jaemin.

*****

"Jaemin appa, ini sudah berbulan-bulan putra kita menghilang. apakah kau masih akan tetap egois hanya mengurus pekerjaaan ini?" tanya Yoona mendatangi ruangan kerja sang suami.

"beberapa bulan lagi, aku akan lengser. aku harus memberikan citra baik pada masyarakat agar setelah aku lengser, mereka masih memandangiku seperti jabatanku sekarang" ucap sang suami tanpa mengalihkan atensinya.

Yoona mendengus frustasi "jabatanmu lebih penting dibanding anak bungsumu, huh?!!"

Gongmin, ia mendongkan kepalanya menatap sang istri. ia berdiri kemudian mendekati istrinya.

"kau, berdiri disini dengan semua fasilitas yang kau punya. darimana jika bukan dari jabatanku?" tanya Gongmin dengan dingin.

Yoona mendorong bahu suaminy dan menggelengkan kepalanya.

"AKU TIDAK BUTUH SEMUA INI JIKA KEDUA ANAKKU MENGHILANG DAN SUAMIKU HANYA DIAM SAJA!!!" teriaknya.

"Jaehyun dan Jaemin menghilang! mereka darah dagingmu!" tunjuk Yoona pada sang suami.

Gongmin kembali duduk di kursi kerjanya.

"kembalilah, kita bicara nanti. tolong panggilkan Sehun" ucap Gongmin kembali fokus pada pekerjaannya.

Yoona menggelengkan kepalanya tak habis fikir. ia pun pergi dari tempat dengan perasaan luar biasa kecewa.

"eomma, aku sudah meminta pada presdir Lee untuk mencari Jaehyun dan Jaemin, dia mempunyai banyak bawahan dan bekerja sama dengan beberapa mafia, kita akan dengan cepat menemukan mereka" ucap Sehun yang sedari tadi menunggu di depan ruang kerja sang ayah.

Yoona menangis, ia takut jika terjadi sesuatu lada kedua anaknya.

"eomma, ayo ke kamar. eomma perlu istirahat" ucap Suzy membawa mertuanya menuju kamar.

*****

Jaemin memandangi langit Korea. pesawat sudah take off dan mereka sedang berada di udara menuju Jerman. tatapannya tampak begitu menyedihkan. jadi benar, Jeno akan menikahinya. Jaemin menikah tanpa dasar cinta, tanpa ada restu orang tua, dan tanpa ada keluarga yang menemaninya.

air matanya berlinang, ia biarkan tanpa menyekanya. hidup Jaemin akan semakin hancur setelah ini. dinikahi oleh seorang pria dan dirinya juga pria? bagaimana bisa. dalam tangisnya, Jaemin menertawakan dirinya sendiri.

Jeno kembali, ia duduk disamping Jaemin dan belum menyadari jika si manis sedang menangis meratapi nasibnya.

"kita akan menempuh waktu kurang lebih 15 jam, sayang. jika butuh sesuatu dan ingin sesuatu, katakan saja" ucap Jeno menyimpan ponselnya di depan.

tak ada respon dari Jaemin. Jeno menolehkan kepalanya menatap Jaemin.

"kau menangis?" tanya Jeno.

Jaemin hanya diam.

Jeno menghela nafasnya. Haechan datang membawa dessert untuk keduanya. ya benar, mereka pergi ke Jerman dengan menggunakan private jet milik Jeno.

"nanti saja" ucap Jeno membuat Haechan segera pergi.

cup!

Jeno mencium pipi Jaemin membuat Jaemin tersadar dari lamunannya. ia mengusap air matanya dan menatap Jeno.

"apa yang kau tangisi?" tanya Jeno.

"t-tidak ada" jawab Jaemin.

Jeno terkekeh. sepertinya Jaemin menangis karena pernikahan mereka.

"sekeras apapun kau menolak. kau akan tetap menjadi suamiku, sayang" ucap Jeno mengusal pipi merah Jaemin.

Jaemin mendongak, keduanya bersitatap.

"aku seorang pria Jeno. apakah kau tidak akan menyesal menikahi seorang pria?" tanya Jaemin dengan purau.

Jeno tergelak.

"kau pria yang sangat cantik, Jaemin. kau juga bisa menghasilkan banyak keturunan untukku. jadi untuk apa aku menyesal menikahi pria sepertimu?" ucap Jeno membuat Jaemin diam tak berkutik.

"sudah aku katakan. mau kau menolak sekeras apapun, kita akan tetap menikah Jaemin" ucap Jeno.

Jaemin menunduk. ya, Jeno benar. Jaemin tidak bisa melakukan apapun, usahanya akan tetap sia-sia. jadi, Jaemin hanya bisa menerimanya bukan?

"eomma..." lirihnya.

Jeno menoleh, Jaemin merindukan ibu nya sangat. Jeno pergi, ia biarkan Jaemin menumpahkan kesedihannya untuk hari ini. karena esok, Jeno tidak akan membuat Jaemin bersedih dan meratapi hidupnya yang menurutnya menyedihkan. Jeno tak akan membiarkan itu terjadi. setelah menikah, mereka harus hidup lebih bahagia dengan canda dan tawa setiap harinya.

Obsessed🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang