dua bulan berlalu, kondisi kaki Jaemin semaki. membaik. bahkan ia sudah sedikit bisa menggerakkan kakinya, Jeno selalu ada disisinya untuk membantunya. Jeno dengan sabar dan telaten menemani setiap langkah kecil Jaemin. perlahan, ia sudah bisa berjalan meskipun masih harus bertumpu pada tembok atau benda apapun yang ada disana. tak jarang, Jeno, Nono dan yang lainnya membantu Jaemin untuk melangkah. Jaemin senang, akhirnya ia bisa kembali berjalan. perasaannya begitu membucah, sungguh.
pagi ini, mereka sedang melakukan sarapan. hening, tak ada yang bersuara kecuali dentingan sendok diatas piring. suasana mendadak mencekam. wajah Jeno sangat tidak bersahabat, tidak ada siapapun yang berani bertanya.
"aku sudah selesai" ucap Jeno kemudian pergi ke ruangannya.
Mark dan Hendery menyusul. ada sesuatu sepertinya.
selesai sarapan. Renjun membantu Jaemin untuk duduk di sofa ruang tengah, menunggu dokter datang.
pintu ruangan Jeno terbuka. ia sudah sangat rapi.
"siapkan penerbangan!" perintahnya.
ia mengancingkan jas nya kemudian keluar rumah dengan tatapan dingin. Mark menyusul membawa banyak berkas di tangannya. kemudian Hendery yang membawa koper milik Jeno.
Jaemin berdiri, ia hendak bertanya namun Jeno sudah berlalu diikuti dua asistennya.
"semoga semuanya cepat selesai dan kalian cepat kembali kesini" ucap Haechan.
Mark mengangguk, ia mengecup kening Haechan kemudian masuk kedalam mobil. mobil itu melenggang meninggalkan Haechan yang menatap lirih dan Jaemin yang berdiri bertumpu di pintu.
Haechan membalikkan tubuhnya, ia menatap Jaemin.
"apakah ada sesuatu?" tanya Jaemin.
"tidak ada. masuklah, dokter sebentar lagi datang" ucap Haechan membantu Jaemin.
Jaemin terdiam. ia sedikit merasa tak nyaman pada perasaannya. untuk pertama kali, pagi ini Jeno tidak mengecupnya. bahkan untuk menyapa dan menatapnya saja tidak. ahh ini tidak baik untuknya.
"Injun, Nono akan pergi ke perpustakaan kota bersama Dejun" ucap Nono yang sudah siap dengan topi biru mudanya.
Renjun mendekat, ia sedikit merapikan pakaian Nono.
"hati-hati. jangan taruh ponsel mu sembarangan" ucapnya diangguki semangat oleh Nono.
"bye princess!"
Jaemin sedikit tersentak saat Nono melewatinya. ia tersenyum kecil kemudian mengangguk.
Nono diantar oleh Xiaojun menuju perpustakaan kota. ia sangat senang membaca, apalagi membaca komik. ia memang berniat untuk membaca komik disana. karena dirumah, Renjun selalu saja mengganggunya untuk belajar ini belajar itu. Nono juga butuh refreshing!
kakinya melangkah riang keluar dari mobil dan berlari kecil masuk kedalam perpustakaan diikuti oleh Xiaojun.
mengedarkan pandangan dan segera berlari menuju lorong tempat komik berada. Nono membaca beberapa judul yang ingin ia baca.
bruk!
"aduh.."
"Nono-ya!"
Xiaojun langsung membantu Nono yabg terjatuh.
"Oh God!! i'm so sorry!" ucap pemuda itu ikut membantu Nono.
"kau tak apa?" tanya Xiaojun pada Nono.
Nono menggelengkan kepalanya.
"i'm so sorry" ucap pemuda itu membuat Nono menoleh.
sejenak Nono terdiam tenggelam dalam iris hitam legam yang bulat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed🔞
RomanceTidak ada yang tidak bisa Lee Jeno lakukan termasuk mencari cara untuk mendapatkan anak bungsu dari seorang Presiden. Konten dewasa!