Hari pemberkatan pun telah tiba, salah satu gereja di kota Berlin kini di sulap menjadi sedikit romantis dengan bunga hiasan di setiap ruangan dan juga karpet merah yang di gelar dari pintu masuk hingga altar. Jeno, pria itu sudah menggunakan tuxedo hitam dengan dasi yang senada membuat penampilannya begitu sangat tampan dan berwibawa. Jeno sudah berdiri di hadapan pendeta, menunggu Jaemin yang sedang bersiap bersama Haechan. Nono, si nakal nan menggemaskan itu duduk bersama Renjun di kursi sambil menatap kagum pada Jeno."dimana princess? mengapa lama sekali?" tanya Nono pada pengasuh kesayangannya.
"Princess sedang bersiap, kita tunggu sebentar lagi" ucap Renjun merapikan dasi kupu-kupu di kemeja navy yang Nono kenakan.
"kau sudah seperti seorang ibu, sudah cocok menjadi mama dari anak-anakku" bisik Guanlin membuat Renjun salah tingkah.
"Nono kan memang anak Injun" ucapnya memeluk Renjun. Guanlin tertawa mengusap rambut Nono yang rapi.
Hendery masuk kedalam dan mengatakan jika Jaemin sudah siap, si manis sudah berada di depan pintu masuk. lantunan musik romantis terdengar, pintu besar itu terbuka, menampilkan Jaemin yang berada di kursi roda nya dengan setelan putih dan jangan lupakan selendang putih yang menutupi wajah cantiknya, kedua tangannya memegang bunga dengan banyak warna.
Jeno membalikkan tubuhnya, ia tersenyum menatap calon suami nya yang tengah di dorong oleh Haechan di kursi roda. Jeno membantu Haechan mengangkat kursi roda itu ke altar. keduanya sudah berada di depan pendeta.
"jadi, ini calon suami mu?" tanya pendeta diangguki oleh Jeno.
"apakah benar, kau bernama Na Jaemin?" tanya pendeta.
Jaemin mendongak, ia mengangguk lirih. pendeta itu mengangguk, ia membuka alkitab nya.
"Mr. Lee Jeno, apakah benar Na Jaemin calon suami mu? dan apakah benar kau mencintai dan ingin menikah dengannya?"
Jeno mengangguk dengan mantap. kini pendeta menatap kearah Jaemin.
"Mr. Na Jaemin, apakah benar Lee Jeno calon suami mu? dan apakah kau mencintai dan ingin menikah dengannya?"
Jaemin terdiam menunuduk. ia menggigit bibir bawahnya menahan isakannya. Jeno menunduk, menatap Jaemin kemudian mengusap punggung Jaemin dengan lembut.
"sayang, katakanlah. pendeta menunggu jawabanmu" bisik Jeno.
tubuh Jaemin bergetar, ia tidak ingin menikah dengan Jeno. namun, dirinya bisa apa? untuk kabur saja Jaemin tidak bisa melakukannya.
"Mr. Na Jaemin?"
"jika tidak-"
"a-aku bersedia" ucap Jaemin membuat Jeno tersenyum menang.
"baiklah, kalian akan mengikat janji suci. ikuti apa yang aku katakan dan ikuti semua proses nya hingga selesai" ucap pendeta diangguki oleh Jeno dan Jaemin.
keduanya mengikuti apa yang pendeta ucapkan, baik Jeno maupun Jaemin, mengatakan dengan sadar.
"selamat, kalian sudah sah menjadi sepasang suami. semoga rumah tangga kalian diberkahi" ucap pendeta akhirnya mengesahkan ikatan suci keduanya.
Jaemin menundukan kepalanya. ia benar-benar sudah menjadi suami Jeno sekarang. tangan kanan nya mengepal, ia menahan tangis. Jeno menarik kursi roda Jaemin agar menghadap kearahnya. Jeno buka tudung selendang yang ada dikepala Jaemin dengan perlahan, Jeno tersenyum saat melihat wajah Jaemin yang begitu cantik dengan riasan merah muda merona di di wajahnya. kedua mata bulatnya berkaca-kaca, Jeno tangkup rahang Jaemin, ia berlutut di hadapan Jaemin kemudian mencium bibir peach itu dengan lembut. Jaemin memejamkan matanya, air matanya menetes membasahi pipi chubby nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed🔞
RomanceTidak ada yang tidak bisa Lee Jeno lakukan termasuk mencari cara untuk mendapatkan anak bungsu dari seorang Presiden. Konten dewasa!