2. [ Putra Bajingan Duke ]

20.5K 2.1K 32
                                    

Mata kanan yang bewarna biru dan mata kiri yang bewarna merah. Kedua mata berbeda warna itu terlihat cantik dengan sangat jelas di depan cermin.

Rian berdiri, terdiam menatap tubuh barunya di depan cermin besar itu. Rambut seputih saljunya terlihat sedikit panjang hampir menyentuh bahu. Wajahnya tampan, namun juga manis tidak, itu juga termasuk cantik. Tubuhnya juga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, itu pas dan normal.

Rian mengusap wajahnya mengeluh, sudah dua hari dia berada di sini tetapi selama dua hari itu Rian mengurung diri di dalam kamar.

Makanan, semua persediaan hanya diurus oleh Hadres. Rian diperintahkan untuk tidak boleh keluar kamar selama seminggu semasa pengobatannya. Padahal jelas sekali itu hanyalah alasan supaya Arian Asterope tidak membuat masalah.

Rian cukup beruntung karena nama tubuh ini mirip dengannya, jadi dia tidak susah payah untuk beradaptasi dengan nama baru. Cukup hanya tubuh dan lingkungan saja.

Selama dua hari ini Rian mencari tau dunia ini dari berbagai buku di kamarnya. Jika merasa ada yang kurang Rian lansung meminta Hadres untuk mengambil beberapa buku di perpustakaan. Hal itu tidak membuat Hadres merasa aneh, karena sejak awal tuan mudanya itu memang selalu membaca buku, walau buku fiksi.

Rian cukup beruntung, jadi tidak akan ada yang curiga padanya. Namun, tetap saja karena Rian sekarang terlihat pendiam dan tenang itu cukup membuat Hadres bingung. Dan Rian sadar bahwa selama dua hari itulah Hadres mulai mengawasinya.

"Hadres, aku ingin keluar." Pada akhirnya Rian mencapai puncak kebosanan di hari ketiganya di dalam kamar.

"Anda masih harus banyak istirahat, tuan muda."

Rian mendengus, dia menatap tajam Hadres. Sikap yang biasa Arian Asterope tunjukan di dalam Novel. "Aku sudah sembuh. Aku bosan di sini."

"Saya bisa mengambil banyak buku lain untuk anda baca di sini."

Rian memutar bola matanya malas. "Pak tua sialan," bisik Rian. Tidak sadar saja umpatannya itu di dengar Hadres. Hadres hanya tersenyum simpul dengan makna lain di senyumannya.

Sejujurnya, Rian tidak tau tujuannya apa. Saat ini Arian Asterope masi berusia 16 tahun. Terkenal lemah, tidak berguna, dan bajingan yang tidak tau diri. Pelayan saja sampai takut dengannya.

Rian ingin menghindari semua karakter penting dalam novel Charlotte's Happiness. Semua karakter dalam novel itu berbahaya. Apalagi, keluarga Duke Asterope yang dikenal dengan kekejaman mereka dan kesetiaan dalam kekaisaran. Tidak lain adalah kekaisaran yang akan di pimpin oleh Pangeran Albert nantinya, Tokoh utama lelaki.

Dibilang tokoh utama lelaki pun, pada akhirnya Albert tetap mati.

Kakak pertama Arian, Calion Asterope adalah seorang pewaris yang dingin, kejam, dan cuek. Dia selalu bersikap tidak peduli pada saudaranya, termasuk Arian. Calion adalah karakter yang selalu terlihat setia kepada Albert, dia seperti pedang Albert itu sendiri.

Kakak kedua Arian adalah Kazel Asterope, si tempramen buruk. Keras kepala dan sifatnya selalu menyebalkan. Rian berjanji akan selalu ingat bahwa Rian harus menghindari Kazel ini. Apalagi berpikir bahwa bisa saja Kazel yang meracuninya--lebih tepatnya meracuni Arian Asterope. Tapi, jika ada sebuah rencana, Rian ingin sedikit membalas perbuatan Kazel pada Arian selama ini.

Dan terakhir, itu adalah Adik Arian, Alvert Asterope. Di novel tidak terlalu dijelaskan lebih, Alvert hanya muncul dalam beberapa bagian saja, dan kemunculannya pun tidak penting. Tidak mencolok, pendiam dan terlihat tenang. Alvert dijelaskan seperti itu di dalam novel.

Jika Rian ingin hidup tenang mulai sekarang tanpa terlibat pada karakter penting dalam novel, Rian harus membangun perdamaian antar saudara terlebih dahulu.

Son Of A Bastard Duke [S1]  [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang