"Kamu makan terlalu sedikit, Rian." Cedric protes, dia menatap lauk dan nasi yang berada di piring Rian, itu terlihat sangat sedikit.
"Kau benar Cedric. Memang bagus untuk makan banyak sayur tetapi Rian, kau tidak perlu hanya makan sayur saja." Vanessa menyeringit melihat piring Rian yang 80% terisi sayur semua, sisanya nasi dan Ayam panggang.
Rian memutar bola matanya malas, dia dapat terdengar tawa kecil dari dua teman Alvert dan Charlotte yang ikut bergabung dengan mereka untuk makan siang.
"Kak, Cedric sama Vanessa benar. Kakak harus makan lebih banyak selain sayuran." Alvert menambahkan dua Ayam panggang kedalam piring Rian. Itu membuat Rian cengo karena dia melihat tiga ayam panggang sekaligus di piringnya.
"Kalian terlalu berlebihan! sungguh, aku sudah cukup hanya dengan makananku tampa tambahan dari kalian." Protesan Rian diabaikan dengan Cedric yang mulai mengupas buah untuk Rian. Vanessa terlihat mengambil susu dingin dan diberikan pada Rian sedangkan Alvert sejak tadi sibuk memberikan lauknya kepada Rian.
"Benar, mereka berlebihan." Lien menatap datar.
"Alvert selalu berbeda, jika dihadapan kakaknya sendiri," kekeh Ren merasa lucu melihat Alvert yang kini kena omelan Rian.
"Charlotte, jangan hanya diam saja. Jika Rian terlalu banyak makan sayur kamu malah sangat kekurangan makan sayur." Vanessa membawa dua sendok sayuran pada piring Charlotte yang hanya terlihat nasi dan lauknya saja. Charlotte tersenyum tertekan, begini saja sudah tertekan apalagi Rian yang selalu dikerumuni Cedric, Vanessa, dan Alvert?
"Terima kasih, Vanessa." Tetapi, Charlotte tetap menurut. Lagian, itu juga demi kesehatannya. "Walau itu menyebalkan," sambungnya mendapat tawa keras dari Vanessa.
"Cedric, kau memotong buahnya terlalu kecil," kata Alvert melihat sepotong apel yang ia terima begitu kecil.
"Kau harus memanggilku dengan sopan, Alvert. Aku ini seniormu, dan kau bisa memotong apelnya sendiri ini disediakan hanya untuk Rian." Alvert mengerut kesal.
"Tidak perlu, aku bisa memotong buah juga untuk kak Rian. Aku lebih baik darimu." Alvert malah berkompetisi dengan Cedric memotong buah untuk Rian. Jadi, diantara Cedric dan Alvert, mana yang kalian dukung?
Rian hanya tersenyum, penuh senyuman lebar.
Dia terlihat tertekan.
"Arian Asterope." Rian segera menoleh saat namanya dipanggil. Sosok lelaki yang terlihat lebih tua dengan lambang S di dadanya menghampiri Rian.
"Kau dipanggil oleh Sir. Zie, dia menunggu di rumah sakit," katanya. Wajah lelaki tampan itu menatap Rian dengan tenang. Kegiatan makan mereka terhenti saat lelaki itu datang.
"Sir. Zie? Kau membuat masalah ya, Rian?" tanya Vanessa heran.
"Mengapa kau selalu berpikir aku selalu mendapatkan masalah?" Vanessa cengengesan mendengar ucapan Rian.
"Dan Ferick, mengapa kau melihat Rian seperti itu?" Cedric merasa tidak senang saat lelaki itu melihat Rian dengan tatapan remeh.
Ferick tersenyum, senyuman penuh kepalsuan. "Ah, maaf.. aku tidak sengaja. Dan kau benar-benar dipanggil Sir. Zie."
"Dia tidak menipukan?" bisik Vanessa pada Charlotte. Charlotte menggeleng tidak tau.
"Waspada, dia senior kita kan? Terlihat begitu mencurigakan," sahut Charlotte ikut berbisik.
Rian yang meminum airnya sampai habis segera bangkit. Makanannya sudah ia makan semua, perutnya terasa penuh karena pemberian dari mereka ia makan dengan habis. Rian berjalan mendekat pada lelaki yang dipanggil Ferick itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Bastard Duke [S1] [ SEGERA TERBIT ]
FantasyNo Romance ---- Son Of A Bastard Duke [S1] ( Putra Duke Yang Bajingan ) Rian adalah lelaki berusia 24 tahun yang antisosial. Dia hanya pekerja kantoran biasa yang muak pada hidup dan memutuskan mengalihkan kehidupan pada dunia Novel. Rian lelaki yan...