"Arian, sesuatu terjadi pada adikmu."
"Apa yang baru saja kau katakan?"
Rian terpaku, dia yang baru saja ingin masuk ke dalam asrama dikejutkan dengan kedatangan Theo yang mengatakan tentang Alvert.
Hari ini, hari akhir minggu. Semua murid pasti sedang banyak bersantai entah dimana. Termasuk Rian yang memanfaatkan banyak waktunya.
"Theo, jelaskan padaku." Rian menuntut jawaban. Rian baru saja pulang setelah menyelidiki kasus barang yang diculuk di akademi mereka beberapa hari ini. Rian berencana untuk segera tidur untuk mengistirahatkan diri, tetapi jika ada sesuatu yang menyangkut pada Alvert, Rian tidak bisa mengabaikan begitu saja.
"Masuklah." Rian membuka pintu asrama meminta Theo untuk ikut masuk kedalam. Rian duduk di atas sofa, diikuti Theo yang kini sudah duduk dengan nyaman.
"Aku selalu melihat dia keluar dari asrama setiap jam dua belas malam. Aku selalu bertanya-tanya, kemana dia pergi." Theo memulai ceritanya.
"Setiap malam, aku salah satu murid yang bertugas untuk berpatroli, tentu aku selalu tau siapa saja yang keluar saat sudah melewati jam malam. Adikmu salah satunya."
"Awalnya aku hanya mengira dia hanya merasa bosan di asrama dan ingin mencari angin malam, oleh sebab itu aku tidak mencatat namanya dua sampai tiga kali." Theo mengeluarkan sesuatu dari dalan sakunya, sebuah kertas.
"Aku mulai penasaran, aku jadi mengikutinya saat dia selalu keluar malam. Dia menuju ke belakang gedung, alias tepat di danau yang biasa dibuat bersantai para murid lainnya. Kau tau, apa yang dia lakukan di sana?"
"Apa itu?" Rian menunggu jawaban Theo, dia sangat penasaran apa yang telah terjadi pada adiknya akhir-akhir ini.
"Dia bertemu orang lain, alias dua orang berjubah."
"Huh?"
"Mereka terlihat membicarakan sesuatu, salah satunya adalah seorang gadis tetapi, aku tidak tau siapa karena wajahnya begitu tertutup. Dia memberikan sebuah kertas pada Alvert. Hal yang paling mengejutkan adalah hadirnya kakak keduamu yang ikut bergabung dalam obrolan mereka."
"Apa-apaan itu?!"
Kazel dan Alvert? Terlebih, dua orang berjubah yang misterius?
"Kau pasti terkejut dengan hal ini, aku tau hubunganmu dengan kakak keduamu tidak baik tetapi, hubungan kau dengan Alvert sangat baik, bukan?"
"Benar, tetapi beberapa hari ini dia menjauh dariku, entah mengapa terlihat begitu menghindariku." Rian mengurut pelipisnya, dia menangkup wajahnya dengan lelah. Masalah terus saja berdatangan, terlebih semua ini menjadi begitu misterius.
"Aku tidak bisa terlalu jelas mendengar mereka yang pasti ada sebuah kata yang paling aku dengar."
"Apa itu?"
"Penyerangan iblis," jeda Theo pada kalimatnya. "Penyerangan iblis yang dimaksudkan bisa saja terjadi pada akademi kita, atau pada tempat lainnya. Tetapi, yang jelas.. Kazel dan Alvert memiliki hubungan dengan rencana mereka."
"Tidak mungkin. Alvert tidak mungkin berkhianat."
"Aku tidak tau." Rian rasanya ingin tertawa sekeras mungkin sekarang, bagaimana bisa semua hal ini terjadi?
"Kau harus menyelesaikan hal ini lebih cepat, Arian. Bicaralah dengan Alvert setelah ini. Kau harus mendapatkan penjelasan darinya."
"Aku mengerti." Theo tersenyum kecil, dia merasa lega melihat Rian kembali tenang dan memikirkan rencana dalam otaknya.
"Ian."
"Ya?" Rian menatap Theo.
"Syukurlah kamu sudah berubah sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Bastard Duke [S1] [ SEGERA TERBIT ]
FantasyNo Romance ---- Son Of A Bastard Duke [S1] ( Putra Duke Yang Bajingan ) Rian adalah lelaki berusia 24 tahun yang antisosial. Dia hanya pekerja kantoran biasa yang muak pada hidup dan memutuskan mengalihkan kehidupan pada dunia Novel. Rian lelaki yan...