32

4.4K 558 7
                                    

Masuk saja mereka kedalam ruangan Mrs.Shifia, sudah terdapat banyak siswa peringkat atas di dalam sana. Rian melirik kesana kemari mencari seseorang, lebih tepatnya mencari Alvert yang tak kunjung ia lihat sejak tadi pagi.

"Dimana Alvert?" tanya Rian pada Cedric. Cedric menggeleng tidak tau sedangkan Vanessa menjawab, "beberapa hari ini aku memang jarang melihatnya."

Rian merasa khawatir dia berjalan lebih dekat pada Killian. "Sepertinya kau harus menemaniku lebih awal dari yang dijanjikan," bisik Rian.

"Apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Mrs.Shifia. Wanita itu tersenyum menatap para muridnya, memang ada beberapa yang tidak ada diruangan itu tetapi, Mrs.Shifia melanjutkan perkataannya.

"Putra Mahkota sudah mampir beberapa saat yang lalu untuk melihat keadaan kita. Seperti yang kalian ketahui, para iblis bisa saja menyerang Akademi kita lansung. Pasukan Tuan Calion Asterope saat ini menjaga kita di depan gerbang memantau karena Putra Mahkota memiliki urusan lain. Jadi, kita bisa merasa aman sementara disini."

"Calion itu kakakmu bukan?" tanya Killian dibalas anggukan Rian.

"Aku meminta kalian berkumpul disini untuk memberi misi. Kalian akan dibentuk kelompok untuk menjaga wilayah di Akademi yang ditentukan, bersama kelompok osis yang sudah lebih dulu melakukannya," jelas Mrs.Shifia.

Rian tidak terlalu mendengar apa yang Mrs.Shifia katakan, yang jelas Rian saat ini satu kelompok dengan Theo, Killian, dan Zyamia. Rian berjalan menuju taman belakang gedung, tempat yang ditugaskan kelompok mereka untuk berjaga.

Suasana diantara mereka terlihat sepi tanpa obrolan sedikitpun. Killian dan Zyamia yang pendiam, Rian yang sibuk dengan pikirannya, dan Theo yang hanya bersenandung kecil.

"Rian, bagaimana dengan permintaanmu tadi?" tanya Killian berbisik. Rian memberi tatapan untuk diam, dia melirik pada Theo dan Zyamia yang sibuk berjaga disana.

"Diam dan ikuti aku." Rian memegang tangan Killian, dengan sangat profesional Rian lansung menyelinap pergi dari sana memanfaatkan tembok di gudang belakang gedung itu.

"Hey, Mereka tidak sadar kan?" Killian bertanya dibalas anggukan Rian. "Semoga saja," katanya.

Rian dan Killian mulai berkeliling, Killian hanya mengikuti Rian yang berjalan entah kemana. Ke taman belakang gedung, danau, pusat latihan luar ruangan, ke gedung satu ke satu lainnya.

Killian yang mulai heran karena hanya diajak berkeliling oleh Rian pun bertanya. "Apa kau tau tujuan kita bagaimana?"

Killian dapat melihat Rian yang berhenti, terdiam menunduk. "Killian, katakan padaku, sudah berapa kali kita melewati danau ini?"

"Huh?" Killian menyeringit bingung. Saat itu ia kembali berpikir.

"Entahlah aku tidai tau? Kau belum menjawan pertanyaanku, Rian."

Rian berbalik, kini menatap Killian dengan pandangan yang menurut Killian terlihat sangat aneh. "Killian," panggil Rian.

"Ada apa? Apa yang terjadi, Rian?"

"Kita sudah melewati danau ini berkali-kali."

"Huh?" Tunggu, apa maksudnya? Seketika Killian tidak bisa berpikir jernih.

"Kau masi tidak sadar?! Kita hanya berputar di danau ini berulang kali, seperti dimanipulasi.. tidak, tunggu." Rian terdiam, otaknya seketika berputar lansung. Manik berbeda warnanya melihat sekeliling, dia menarik nafas untuk tetap tenang.

"Kita terjebak di dimensi lain." Killian membelalakkan mata. Tepat saat itu dentuman terdengar begitu keras dan membuat sekeliling mereka bergetar.

"Apa yang terjadi?!" Killian panik, dia memegang tangan Rian dengan erat supaya Rian tidak menjauh darinya. Rian sendiri mulai melirik kesana kemari untuk mencari sosok yang membuat mereka terjebak disini.

Son Of A Bastard Duke [S1]  [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang