20

11.3K 1K 40
                                    

Pagi tiba, suasana di Akademi Yurkenia terasa nyaman dan damai. Termasuk sosok lelaki bersurai hitam dengan manik biru gelap yang baru membuka mata.

Alvert menguap merasa matanya masi mengantuk. Matanya menatap sekeliling kamar yang ia tempati, ada dua teman sekamarnya yang tentu masi tertidur lelap.

Alvert bangun melirik ke arah jam menunjukkan pukul 6 pagi, masi terlalu awal ke Kafetaria untuk sarapan. Alvert mengambil handuk mulai memasuki kamar mandi untuk segera melaksanakan hal penting. Tentu saja, mandi.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk Alvert keluar dengan lansung pakaian seragam yang ia pakai dengan rapi. Alvert segera menuju kearah temannya untuk membangunkan mereka.

"Hey, Ren! Bangun!" Alvert mengguncang pelan tetapi tidak mendapatkan jawaban yang Alvert inginkan.

Merasa malas Alvert lansung menyeret tubuh mereka satu persatu kepinggir kasur saat mereka bergerak kemudian mereka sudah jatuh dari atas kasur menimpa lantai yang keras.

"Aduh!"

"Sialan! Surgaku hancur."

Alvert menyeringai senang melihat mereka berdua yang bangun dengan merutuk kesal dan meringis kesakitan. Tawa kecil Alvert diperhatikan oleh kedua temannya yang menjadi sangat kesal.

"Bisa gak sih bangunin orang itu dengan lembut dikit?!" Lelaki bersurai coklat berkata dengan kesal. Wajahnya tampan dan terlihat cukup dewasa namun, sifatnya masilah kekanakan.

"Banyak omong, aku selalu membangunkan kalian dengan lembut tapi kalian masi tetap tidur," sinis Alvert.

"Tidak ada cara lain untukku membangunkan kalian selain dengan cara kasar," lanjutnya.

"Itu menyebalkan tau!" Lelaki yang sejak tadi diam mulai protes, rambutnya bewarna pink dan dia terlihat cemberut. Wajahnya cukup imut. Diantara mereka bertiga, lelaki itulah yang paling pendek.

"Sudah! Mandi sana, kita ada kelas praktek hari ini."

"Tidak adil, kau sudah siap dari tadi kenapa tidak membangunkan kami dari tadi juga?" Namanya Ren, lelaki berambut coklat yang selalu protes sejak tadi.

"Masi untung aku bangunkan bukan?! Hari ini Mrs. Violan yang mengajari kita praktek."

"Benar, si guru itu selalu dalam keadaan mood buruk, bisa diganti saja tidak sih." Alvert terkekeh geli melihat si surai pink menggerutu sebal sembari memasuki kamar mandi.

"Lien benar, itu menyebalkan."

Ren Fiote, putra bungsu Count dari wilayah barat. Rambut coklat muda dengan mata Hitam legam. Dia dikenal dengan wajah tampan sejak kecil dan terlihat dewasa namun, sifatnya masilah kekanakan.

Lien Ciro, Putra pertama Viscount setelah putri mereka lahir. Rambut pink dengan manik Hijau muda. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang imut, Lien adalah orang yang selalu mengumpat dan suka memancing emosi orang lain.

Kedua orang itu adalah teman sekamar Alvert dari dua minggu yang lalu. Benar, sudah berlalu dua minggu semenjak Alvert menginjakkan kakinya disini dan mulai beradaptasi. Alvert tidak menyangka akan bertemu dengan teman yang ramah walau bagi Alvert yang lainnya tidak. Hanya dua orang itu saja yang menurut Alvert baik.

Kejadian pertama kali menginjakkan kaki kedalam gerbang Akademi masi Alvert ingat jelas. Nyatanya, perlakuan yang Alvert dan Kazel lakukan tidak diberikan hukuman karena berani menghina salah satu keluarga duke tertinggi di wilayah utara. Kepala sekolah mengerti hal itu, walau orang yang mereka bela sama sekali tidak pantas dibela. Itu yang dikatakan banyak orang.

Alvert kesal saat memikirkannya. Tetapi, mau bagaimana lagi kan? Tidak mungkin dia akan mengamuk dihari pertama dia menginjakkan kaki di Akademi.

"Apa? yang benar saja?! Anak itu kembali masuk ke Akademi?!"

Son Of A Bastard Duke [S1]  [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang