Jantungnya berdetak kencang, wajahnya memucat dengan urat-urat kemarahan yang mulai muncul. Matanya membulat kaget, giginya bergelutuk penuh kemarahan.
"Vanessa?"
Rian berjalan perlahan dengan tidak menyangka menatap sebuah tubuh yang sudah terbelah di sana. Mendengar suara Rian semua lantas melihat terkejut bahwa Rian sudah berada di lapangan.
"Hey.. jangan bercanda." Rian jatuh terduduk menatap tubuh Vanessa.
"Bangun, Vanessa." Teman masa kecil Arian, orang yang pertama kali Rian temui selain keluarganya Arian di dunia ini. Tatapan mata Rian berubah kosong saat menyentuh tangan Vanessa yang sudah terpotong dia menunduk dalam.
Tangan Rian terangkat, dia mencoba untuk menyembuhkan Vanessa dengan kekuatannya.
"Rian.." terdengar suara lirih Shuri dalam kepalanya.
"Dia tidak bisa lagi diselamatkan."
Rian mengigit bibirnya dengan kuat, hatinya terasa sesak. Rian tau kalau sia-sia saja menggunakan kekuatannya untuk Vanessa. Tubuh Vanessa sudah terbelah, sudah tidak bernyawa, mustahil untuk menghidupkannya.
Alice di ujung sana menatap dingin dengan tawa kecilnya, di genggamannya sudah ada Charlotte yang kini di kendalikannya.
"Ternyata tanpa mencarimu kau akan muncul sendiri yah, Arian."
"Ian/Kak Rian--" Theo, dan Alvert ingin mendekati Rian tetapi mereka sudah ditahan oleh Zebiro dan Kyoga.
"Lepaskan! Aku akan mendekati Kak Rian sekarang!" Alvert berusaha memberontak sekuat mungkin.
"Diam! Aku merasakan aura berbeda dari Rian," kata Calion menatap tajam. Zebiro mengangguk setuju. "Untuk sekarang kita lihat dulu, kita urus Killian di sana dan Charlotte."
"Jadi, kau akan membiarkan Ian bertarung sendirian melawan Alice?!" Theo tidak terima.
"Diam dan lihat saja! Jika kita ikut campur hanya akan menjadi beban. Kau pikir Rian itu lemah?" Baru kali ini Zebiro menatap begitu dingin. Dia biasa menampilkan senyuman ramahnya.
Mereka tidak ada pilihan lain selain menurut. Karena ini adalah pilihan terbaik.
Kembali diposisi Rian yang sejak tadi hanya diam menunduk. Alice yang merasa bingung mulai berjalan mendekati.
"Kenapa kau diam saja, Arian? Apa kamu pasrah untuk dibawa olehku?" Alice terkekeh geli. Dia ingin memegang wajah Rian sebelum dikejutkan dengan sebuah belati yang menusuk dadanya.
"Huh?"
"ALICE!" Rian mendongak, matanya berubah merah dengan penuh air mata mengalir. Alice membelalak kaget saat merasa darah di dalam tubuhnya dililit dengan begitu kuat.
"Kau--"
Bukk
Rian menendang wajah Alice begitu keras membuat Alice tercampak jauh. Iblis itu menggunakan senjata Cakranya untuk mendarat dengan sempurna. Dia terbatuk-batuk, dadanya meneteskan darah hitam yang cukup banyak.
"Sialan!"
Alice melayangkan sihir ilusi pada Rian dari tatapan matanya tetapi, Rian sudah hilang dari hadapannya.
"Kemana dia pergi?!"
Alice meliarkan matanya tetapi, tidak melihat Rian sedikitpun.
"Kau pikir, sihir Ilusi mu bisa mempan lagi padaku?"
"Huh?"
"Blue flame: cut"
Api biru muncul ditangan Rian, mulai melayangkan sihir api membelah yang membuat tangan Alice lansung terputus. Merasakan banyaknya bahaya Alice mulai melompat mengambil banyak jarak dari Rian yang terlihat begitu berbeda sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/346384433-288-k128916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Bastard Duke [S1] [ SEGERA TERBIT ]
FantasyNo Romance ---- Son Of A Bastard Duke [S1] ( Putra Duke Yang Bajingan ) Rian adalah lelaki berusia 24 tahun yang antisosial. Dia hanya pekerja kantoran biasa yang muak pada hidup dan memutuskan mengalihkan kehidupan pada dunia Novel. Rian lelaki yan...