Makasih yang sudah mau mampir dan mendukung cerita ini ^.^
...
Bibir Aniela terbuka, hendak mendebatnya lagi, tetapi Nathaniel lebih dulu bergerak maju dan mencium bibir wanita itu. Di saat seperti ini, hanya ada satu cara membuat wanita terdiam. Dengan ciuman.
Pada awalnya, Aniela terkesiap kaget dan hanya mematung, tetapi hanya sesaat, karena ia segera meremas kain Nathaniel, dan membalas ciumannya.
Lihat kan? Betapa mudahnya para wanita itu takluk padanya. Tidak butuh hitungan menit, Aniela bahkan menciumnya dengan lebih bernafsu. Wanita ini jelas sudah menyimpan hasrat dan perasaan terdalamnya kepada Nathaniel selama ini.
Jadi, apa perasaan yang Aniela miliki untuk Azrael bisa jadi hanya perasaan palsu kan? Aniela menaruh hasrat terhadapnya, tetapi karena Nathaniel tidak membalas perasaannya, maka Aniela memilih Azrael. Nathaniel tahu tujuan Aniela hanya agar nantinya ia bisa menjadi istri dari pemimpin Eyden. Dasar wanita licik!
"Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku???"
Suara berat dan marah itu membuat Aniela mendorong Nathaniel menjauh, dan wanita itu bangkit dengan cepat untuk mendekati Azrael.
"Azrael..." desis Aniela dengan suara parau dan ketakutan. "Aku bisa menjelaskan semuanya. Itu..."
"Apalagi yang akan kau jelaskan?" suara Azrael yang marah itu menggelegar hingga membuat petir terdengar menggelegar di balik gunung. Matanya menatap marah kepada Aniela yang telah mengkhianatinya. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, apa yang kalian berdua lakukan! Apa kau juga termakan bujuk rayunya, hah?"
Kedua malaikat itu saling menatap. Dua makhluk yang dulu sangat dimabuk cinta, tetapi sekarang yang terlihat sebaliknya. Mata Azrael berkobar marah, sementara Aniela menatapnya teguh tanpa rasa gentar sedikit pun.
"Ya. Aku sudah jatuh cinta sejak lama pada Nathaniel. Dia yang jauh lebih pantas mendampingiku karena dia jauh lebih tampan darimu."
Nathaniel terbahak-bahak di hatinya. Lihat kan? Akhirnya Aniela mengakuinya sendiri di hadapan Azrael. Bukankah seharusnya Azrael berterima kasih padanya?
Azrael yang terlihat semakin geram, mengalihkan pandangannya pada Nathaniel yang masih duduk dengan santai di tempatnya semula.
"Apa sudah tidak ada wanita lain yang bisa kau rayu sehingga harus merayu calon istriku?" hardiknya dengan marah. Cuping hidungnya kembang kepis menahan amarah, sementara matanya membelalak dan memerah oleh emosi.
Nathaniel tersenyum santai sambil bangkit dan menepis kelopak bunga yang menempel di kainnya. "Seharusnya kau berterima kasih padaku, Kak. Dia sama saja seperti wanita lain di tempat ini. Mudah terkena bujuk rayu dan tipu dayaku. Jelas, dia tidak akan menjadi Ratu yang baik untuk menggantikan Mama suatu saat nanti."
Aniela terkesiap kaget seraya menatap Nathaniel. "K...kau bilang...kau jatuh cinta padaku."
Tawa Nathaniel terdengar begitu keras hingga kerumunan kini terbentuk di sekeliling mereka. Malaikat lain pasti sudah menduga ada sesuatu yang terjadi setelah mendengar gemuruh petir di balik gunung, dan berduyun-duyun untuk datang melihat apa yang terjadi.
"Aku? Jatuh cinta padamu?" katanya dengan sinis sambil memberikan pandangan meremehkan pada Aniela. "Kau tahu aku hanya mencintai diriku sendiri. Tidak ada yang lebih indah dariku. Kenapa aku harus mencintai malaikat lain yang rendahan sepertimu?"
Air mata Aniela merebak, hingga buliran permata itu mengaliri pipinya yang halus. "Kau..."
Sebelum Aniela menyelesaikan ucapannya, teriakan marah Azrael kembali terdengar, dan tubuhnya yang besar itu menerjang Nathaniel. Tubuh Nathaniel tersungkur, hingga tanah di bawah mereka bergetar begitu kuat. Ia bangkit dengan marah menatap kakaknya yang juga tak kalah marah.
"Kau rela bertarung denganku hanya karena malaikat rendahan itu?"
"Aku akan membunuhmu, Nathaniel! Aku bersumpah!"
Lagi, gelegar petir memecah langit terang di atas mereka.
Tidak bisa dielakkan lagi, pertarungan dua putra dari pemimpin tertinggi akan segera terjadi. Geraman marah Nathaniel dan Azrael, membuat sayap putih muncul dari balik punggung mereka. Seraya mengepakkannya, Nathaniel dan Azrael melayang di udara dan saling beradu dalam satu sentakan kuat hingga udara di sekitar berembus dengan kuat seperti angin topan.
Langit di surga selalu cerah, tetapi kali ini, karena pertempuran mereka, langit menggelap dan petir terdengar membahana seakan ingin menghancurkan tempat itu. Mereka saling menendang, memukul, dan melemparkan senjata cahaya api dari tangan mereka.
Jika ada yang berani melawan kesombongan dan kenakalan Nathaniel, itu hanyalah salah satu dari anggota keluarganya. Dan itu berarti, hanya Azrael atau ayah mereka.
Azrael menyerang Nathaniel secara brutal dan bertubi-tubi. Fakta bahwa Azrael lebih besar darinya, membuat pria itu jauh lebih mudah mengalahkan Nathaniel. Ditambah dengan kemarahan yang sedang dialaminya, membuat Azrael menjadi semakin kuat lagi daripada sebelumnya. Semakin marah Azrael, ia akan menjadi semakin kuat dan tak terkalahkan.
Satu pukulan terakhir dari Azrael menghantam wajah Nathaniel, hingga ia melayang jatuh ke tanah dengan suara berdebam keras hingga tanah di sekitarnya retak. Azrael terbang rendah sebelum ia mendarat dan menunduk di hadapan Nathaniel seraya menggenggam kain putih yang dikenakan Nathaniel. Matanya masih melotot dengan penuh amarah menatap wajah Nathaniel yang babak belur.
"Kau adalah malaikat yang merusak tatanan tempat ini," geram Azrael dengan marah. "Dan satu-satunya jalan yang bisa dilakukan sebelum kau menghancurkan semuanya adalah dengan menyingkirkanmu!"
Azrael bangkit dengan cepat sambil menarik panah dan busur emas dari pinggangnya. Nathaniel yang sudah tidak berdaya, tidak mampu bangkit dan melawan lagi. Tidak ada yang berusaha menghalangi Azrael atau memisahkan mereka, dan Nathaniel yakin, ia akan mati hari ini di tangan kakaknya sendiri.
Lengan Azrael terangkat saat pria itu menarik busurnya kuat-kuat, dihadapkan tepat di jantung Nathaniel. Ia memejamkan mata, bersiap untuk menemui ajalnya sendiri. Hanya sang ayah atau kakaknya yang bisa mengakhiri hidupnya., dan sekarang ia akan mati di tangan Azrael.
Akan tetapi, bukan hunjaman panah yang Nathaniel terima. Melainkan tubuh kecil dan hangat yang terkesiap kesakitan hingga membuatnya membuka mata.
Nathaniel terbelalak melihat apa yang ada di hadapannya. Sangat dekat dengan wajahnya, ia melihat wajah pucat Aniela dengan air mata berlinang di pipinya, tengah menatap Nathaniel, sementara anak panah menembus punggung hingga ke jantungnya.
Tangan Aniela terangkat untuk menyentuh pipi Nathaniel terakhir kalinya sebelum wanita itu memejamkan mata dan jatuh ke tanah.
Mati. Aniela telah mati. Dan wanita itu mati demi melindungi dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346303330-288-k929816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Angel (TAMAT)
General FictionVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Nathaniel dikutuk menjadi manusia dan diusir dari Eyden, tempat tinggal para malaikat, karena kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan. Sang ayah memberinya 'tugas' sebagai syarat agar dirinya bisa kembali...