14.1 Sesuatu Yang Disembunyikan

172 66 12
                                    

Prince membanting pintu dengan keras hingga menimbulkan getaran berdebam di sekelilingnya, dan memasuki ruang kerjanya dengan gusar. Apa yang temui di dalam ruang perawatan Nathaniel Oxley sangat mengganggunya. Bukan. Apa yang ia lihat-lah yang mengganggunya.

Prince hampir tidak memercayai pandangannya sendiri saat melihat sosok cantik itu duduk di ujung tempat tidur Oxley. Benaknya terasa kosong untuk sejenak, sebelum akhirnya ia menyadari siapa gadis cantik itu, dan bibirnya menggumamkan satu nama terlarang yang sudah lama sekali tidak diucapkannya.

Izzy.

Betapa rindunya Prince menyebut nama itu seperti dulu. Betapa rindunya Prince melihat mata indah Izzy berbinar saat mendengarnya menyebut nama kecil gadis itu. Dan, betapa rindunya Prince menghabiskan waktunya bersama Izzy seperti dulu. Saat mereka berdua hanyalah anak remaja yang tidak mengetahui apapun permasalahan orang dewasa.

Ponsel yang ada di saku jas Prince bergetar. Ketika tangannya meraih benda itu dan melihat siapa yang menelepon, Prince menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum menjawab panggilan tersebut.

"Hai, Dad," katanya dengan nada lelah, seakan ia sudah tahu apa tujuan sang ayah meneleponnya.

"Bagaimana perkembangan kesehatan Sir Oxley?" tanya sang ayah dengan nada dingin seperti yang selalu digunakannya selama belasan tahun ini.

"Dia hanya perlu menjalani pemulihan untuk luka kecelakaannya. Tetapi, penyakit lambungnya mungkin masih perlu observasi mendalam. Dokter Champbell bilang, pria itu mengalami tingkat stress yang tinggi yang menjadi penyebab utama penyakitnya."

"Bagus. Jadi dia masih akan dirawat cukup lama di rumah sakit kita. Berikan pelayanan terbaik untuknya. Aku tidak mau..."

"Dad," sela Prince cepat sebelum ayahnya selesai bicara. "Sebenarnya, Sir Oxley ingin keluar dari rumah sakit besok."

Hening sejenak, dan Prince membayangkan wajah ayahnya semakin muram, sementara keningnya berkerut dalam.

"Apa kau melakukan kesalahan?"

Sekarang, suara ayahnya bahkan lebih dingin lagi. Suara ayahnya layaknya Sang pemilik rumah sakit yang selama ini ditakuti para dewan direksi, para dokter, dan semua orang yang tahu seperti apa Robert Jenkins.

"Tidak. Aku sudah memberikan perawatan terbaik, perawat pribadi seperti yang dia inginkan, dan juga..."

"Lalu kenapa dia ingin pulang?? Apa menurutmu itu tidak ada alasannya? Jika dia tidak betah berada di rumah sakit, itu akan membahayakan suntikan dananya untuk rumah sakit. Dan kau tahu apa akibatnya jika dia mundur dari kerjasama ini kan?"

Prince ingin menjawab bahwa siapapun itu, bahkan sang Ratu sekalipun, tidak akan betah berada di rumah sakit. Tidak peduli sebagus dan semewah apa fasilitas yang diberikan. Namun, ia tahu jika jawaban seperti itu bukan yang ingin didengar oleh ayahnya.

"Dia ingin menjalani perawatan di rumahnya sendiri. Kita tetap akan mengirimkan dokter terbaik untuk memantaunya setiap saat, dan juga perawat pribadi yang akan menemaninya dua puluh empat jam."

Bibir Prince mengerut saat membayangkan Izzy menemani pria itu setiap hari selama satu hari penuh. Ayahnya mungkin akan murka jika tahu Izzy bekerja di rumah sakit mereka. Beruntung saat ini, orang tuanya tinggal jauh dari Lanchaster.

"Kau yakin itu tidak akan berpengaruh pada kerjasama kita dengannya? Kau tahu rumah sakit sangat membutuhkan dananya."

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Dad. Dia sudah menandatangani perjanjian dan tidak akan bisa memutuskannya semaunya."

The Cursed Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang