Dia tidak kembali, pikir Nathaniel dengan muram setelah lebih dari tiga jam Izzy pergi dari rumahnya. Apa gadis itu tidak menyadari jika kucing gemuknya itu tidak ada di rumah bersamanya? Atau...Izzy tahu dan sengaja mengabaikannya karena Izzy tahu jika Leo ada di sini?
Tidak. Kemungkinan kedua itu jelas tidak mungkin. Izzy sangat menyayangi kucingnya. Jadi, kecuali dia tidak tahu Leo tidak ada di rumah, maka Izzy tidak akan membiarkannya di sini.
Sejak tiga jam lalu, yang Nathaniel lakukan hanyalah menatap pintu kamarnya, berharap itu akan terbuka dengan Izzy berada di baliknya. Namun, setiap kali terbuka, Thomas lagi dan selalu hanya pria itu.
Tidak ada Izzy.
Matanya melirik Leo yang sedang berbaring di ujung kaki Nathaniel. Kucing itu selalu menyelinap kemari saat masih ada Izzy di sini. Bahkan meskipun Izzy berkali-kali memindahkannya ke kamar gadis itu, kucing sialan ini seakan tahu jalan kembali ke kamarnya.
Satu atau dua kali, Nathaniel selalu mengusirnya. Namun selanjutnya, ia hanya bisa cemberut menatap Leo yang terus menerus datang dengan keras kepala, dan membiarkannya melakukan apapun sesukanya di kamar Nathaniel.
Sekarang, kucing itu akan menjadi satu-satunya alasan Izzy untuk kembali ke sini, dan jelas Nathaniel tidak akan membiarkan Leo jauh darinya meskipun, yah...ia tidak suka kucing yang sepertinya selalu menatapnya dengan sombong itu.
Pintu kembali diketuk pelan. Kepala Nathaniel terangkat dengan cepat, berharap itu Izzy, tetapi ia kembali kecewa saat melihat lagi-lagi Thomas yang masuk ke kamarnya.
"Sir, bagaimana keadaan Anda?"
Thomas berkata jika ia akan bisa memulihkan diri dengan cepat seperti dulu jika hubungan Jenkins dan Izzy semakin dekat. Ini bahkan baru tiga jam. Apa mereka benar-benar bisa sedekat itu hingga menyebabkan kekuatan Nathaniel kembali?
"Aku merasa pusing, mual, dan kakiku seakan mati rasa," jawab Nathaniel muram sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa mual yang tiba-tiba datang itu.
"Ta...tapi seharusnya Anda sudah tidak sakit lagi."
Nathaniel membuka mata dan menatap Thomas dengan kesal. "Jadi menurutmu aku berbohong begitu?"
Ia menyibakkan selimut, lalu duduk dan menurunkan kedua kakinya ke lantai. Tubuhnya goyah ketika berdiri, tetapi Nathaniel menolak bantuan Thomas untuk membantunya.
Saat ia mencoba melangkahkan kakinya, kepala Nathaniel serasa berputar, hingga ia jatuh tersungkur. Sialan! Ia bahkan merasa lebih kesakitan daripada sebelumnya!
Thomas menghampirinya, membantunya untuk berdiri. Nathaniel merasa kedua kakinya lemas sementara kepalanya pening, hingga ia menyandarkan diri sepenuhnya pada Thomas. Pria itu membantunya kembali ke atas tempat tidur.
"Kau lihat? Aku mungkin tidak akan pernah bisa mendapatkan kekuatanku kembali," ucap Nathaniel dengan lemah. Titik-titik keringat bermunculan di keningnya meskipun saat itu cuaca cukup dingin. Hujan bahkan mulai turun lagi di luar.
"Tidak seharusnya hal seperti ini terjadi. Gadis itu sudah hampir mendapatkan apa yang diinginkannya. Itu berarti, tugas Anda hampir selesai dan..."
"Itu karena kau terikat takdir dengan gadis itu."
Suara asing itu, membuat Thomas dan Nathaniel sontak menoleh ke pintu. Namun, pintu itu masih tertutup rapat. Bahkan ketika Thomas memeriksanya, tidak ada siapapun di baliknya. Dari jendela juga sangat tidak mungkin karena meskipun kamar Nathaniel berada di lantai satu, jendelanya masih cukup tinggi dari permukaan tanah.
"Siapa yang bicara?" tanya Nathaniel yang disambut gelengan kepala Thomas.
"Apa ayahku datang kemari lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Angel (TAMAT)
Ficción GeneralVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Nathaniel dikutuk menjadi manusia dan diusir dari Eyden, tempat tinggal para malaikat, karena kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan. Sang ayah memberinya 'tugas' sebagai syarat agar dirinya bisa kembali...