"Kau bilang dia memintamu untuk kembali pukul tujuh kan? Apa kau yakin untuk melakukan ini? Setidaknya akan butuh waktu lebih dari dua jam untuk melakukan semua yang kau katakan tadi. Belum termasuk kau harus mengejar kereta, dan..."
Izzy mengacungkan satu jarinya, menyuruh Johanna menutup mulutnya, sebelum gadis itu benar-benar mempengaruhi tekadnya dan membuat Izzy kembali menyerah pada 'panggilan hidupnya' untuk melayani orang lain.
Bukankah Sir Oxley menyuruhnya untuk mencintai dirinya sendiri? Hari ini, seperti rencananya, Izzy sudah tidur dengan sangat nyenyak di ranjangnya yang kecil tetapi sangat nyaman.
Ia sudah memeluk Leo yang terus berbaring di sampingnya ketika dirinya tertidur, sudah makan makanan enak buatan Johanna –Mrs. Chester juga mengiriminya casserole yang sangat lezat, juga sudah menghabiskan waktu yang berharga dengan sahabatnya.
Sekarang, hanya tinggal satu hal lagi yang Izzy butuhkan sebelum ia kembali ke rumah sakit. Satu hal yang sesungguhnya tidak pernah terlintas di kepalanya, hingga kemarin malam ketika ia bicara dengan Sir Oxley.
Memang benar bahwa selama ini, Izzy menghabiskan sebagian besar waktunya untuk orang lain. Ia merawat pasien yang sakit, ia mengikuti perintah dokter Smith juga Prince, ia mengurus Sir Oxley selama pria itu belum bisa melakukan apa-apa sendiri, dan juga, ia selalu berusaha tampil lebih menyenangkan untuk dilihat Prince, yang sayangnya, tidak pernah berhasil.
Tidak pernah ada satu hal pun dari semua itu yang Izzy lakukan demi dirinya sendiri. Dan kini, Izzy ingin melakukan satu hal demi dirinya sendiri. Berbelanja pakaian bagus, pergi ke salon, memotong rambutnya –mungkin juga mengecatnya, dan melakukan perawatan lain hanya untuk dirinya. Bukan orang lain.
"Kau mau ikut atau tidak?" tanya Izzy sambil menatap sahabatnya yang masih duduk dengan Leo di atas pangkuannya.
"Tentu saja aku ikut! Apa kau tahu jika merenovasi penampilanku sudah menjadi resolusi tahunanku yang tidak pernah berhasil?"
Izzy tertawa. Johanna selalu mendorongnya untuk memakai pakaian bagus, pergi ke salon dan memotong rambutnya, mengganti kacamata kunonya, juga berdandan. Akan tetapi, Izzy selalu menolaknya dan berkata jika itu tidak perlu.
Sekarang, pemikiran itu tiba-tiba muncul begitu saja. Memangnya kenapa kalau dia sedikit bersenang-senang dengan uang yang ia hasilkan dengan susah payah itu?
Semenjak keluarganya mengalami kebangkrutan dan kemalangan lain, Izzy sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan mengumpulkan banyak uang agar tidak ada lagi yang merendahkannya. Ia menabung hampir semua gajinya, ia hidup dengan sangat hemat, dan ia sama sekali tidak bersenang-senang.
Izzy merasa tidak pantas bersenang-senang dan menghamburkan uang yang ia miliki jika mengingat bagaimana kedua orang tuanya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. Ia sudah berjanji untuk tidak menikmati hidup sebelum menjadi orang kaya, demi kedua orang tuanya.
Sekali saja, Izzy juga ingin hidup normal seperti dulu. Atau...hampir seperti dulu saat kedua orang tuanya masih ada. Satu kali saja, Izzy ingin melupakan semuanya dan benar-benar menjadi Izzy yang dulu. Bukan Izzy yang selalu muram dan tidak menikmati hidup.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin melakukannya?" tanya Johanna sambil menatap Izzy dengan curiga, lalu mata gadis itu menyipit seakan menyadari sesuatu. "Jangan bilang ini karena apa yang Sir Oxley katakan?"
Izzy mengangkat bahu. "Apa yang dikatakannya tidak salah kan? Aku memang tidak pernah mencintai diriku sendiri selama ini."
Bibir Johanna mencibir padanya. "Aku sudah mengatakan itu padamu berkali-kali, tetapi tidak pernah membuatmu berhasil melakukannya. Kenapa dia yang baru saja mengenalmu bisa membuatmu seperti ini?"
"Sudah kubilang karena dia mau membantuku mendapatkan Prince!" seru Izzy sambil cemberut. Ia tidak suka dengan teori-teori yang Johanna ajukan padanya.
Sir Oxley menyukainya dan menjadikan Prince sebagai alasan untuk mendekatinya? Omong kosong!
Jika Prince saja tidak bisa menyukainya, bagaimana mungkin Sir Oxley yang ketampanannya berkali lipat dibanding Prince, dan mungkin juga kekayaannya, bisa menyukai Izzy yang biasa-biasa saja seperti ini?
Sir Oxley hanya melakukan itu karena kasihan padanya, Izzy tahu itu. Pria itu pasti bisa menangkap betapa menyedihkannya Izzy setiap kali ia menatap Prince.
"Jadi, kau mau ikut atau tidak? Kalau tidak, aku akan pergi sendiri." Izzy tidak suka memikirkan apa yang tadi Johanna katakan padanya, dan sama sekali tidak mau memikirkan itu sekarang.
"Lima menit! Jangan ke mana-mana!" seru Johanna sambil bangkit dari sofa dan berlari ke unitnya sendiri untuk berganti pakaian.
Izzy duduk di tempat yang baru saja ditinggalkan Johanna dan menghela napas. Ia mengusap lembut bulu Leo saat kucing itu melompat ke pangkuannya.
"Menurutmu, aku berhak berbahagia sebentar untuk diriku sendiri kan, Leo? Mom dan Dad tidak akan marah kan melihatku bersenang-senang?"
Dengkuran malas Leo terdengar sembari kucing itu mengusapkan kepalanya di perut Izzy.
Izzy tersenyum. "Ya, hanya hari ini saja, Leo. Aku akan menjadi seperti diriku yang dulu."
Setelah berkata seperti itu, Izzy meraih ponsel dan mematikannya. Sir Oxley mungkin akan marah ketika melihatnya terlambat nanti.
Akan tetapi, lagi-lagi sekali ini saja, Izzy benar-benar ingin menikmati waktunya dan mencintai dirinya tanpa gangguan apapun. Bahkan tidak Sir Oxley sekalipun.
![](https://img.wattpad.com/cover/346303330-288-k929816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Angel (TAMAT)
Fiksi UmumVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Nathaniel dikutuk menjadi manusia dan diusir dari Eyden, tempat tinggal para malaikat, karena kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan. Sang ayah memberinya 'tugas' sebagai syarat agar dirinya bisa kembali...