Ketika Izzy mengucapkan pertanyaan itu, benak Nathaniel seakan kacau dan ia tidak mampu berpikir.
Bertemu wanita yang ia cintai? Jatuh cinta? Itu konyol!
Ia, Nathaniel, malaikat yang memiliki segalanya baik di Eyden maupun di bumi. Ia tidak butuh orang lain untuk dicintai selain dirinya sendiri. Ia tidak butuh hal semacam itu untuk membuatnya bahagia. Tidak ada hal lain yang akan membuatnya bahagia selain pulang ke Eyden.
Lalu, mengapa Nathaniel refleks menatap gadis itu, ketika Izzy bertanya tentang jatuh cinta dan wanita yang dicintainya?
Bersama dengan Izzy selama beberapa hari ini, hampir terasa menyenangkan baginya. Nathaniel tertawa dengan sangat sering, juga saat ia hanya mengamati Izzy yang tengah tertidur.
Itu bukan cinta kan? Tidak mungkin jatuh cinta seperti itu. Merasa senang hanya karena mengobrol dan tertawa? Itu terlalu mudah untuk disebut cinta.
Ia benar-benar harus segera bicara dengan Thomas. Setiap kali Thomas datang, ia tidak bisa bicara secara pribadi dengan pria itu karena Izzy ada di sana.
Yah, itu memang bukan salah Izzy. Dirinyalah yang melarang gadis itu pergi dari kamarnya. Bahkan ketika Izzy hanya keluar untuk mengambil sesuatupun, Nathaniel merasa sangat ketakutan di kamar itu sendirian. Rasanya seakan ia sudah bergantung pada Izzy untuk merasa tenang.
Itu jelas sangat aneh. Nathaniel tidak membutuhkan siapapun untuk membuatnya tenang. Seharusnya hanya dirinya sendiri yang bisa membuatnya merasa tenang. Bukan gadis muram dan biasa-biasa saja seperti Izzy.
"Anda tidak pernah jatuh cinta?" tanya gadis itu lagi setelah keheningan yang terjadi.
Nathaniel menggeleng. "Aku tidak akan pernah jatuh cinta, Iz. Tidak ada yang kucintai melebihi diriku sendiri."
Ia mendengar dengkusan Izzy, dan menatap gadis itu sedang berusaha menahan tawanya. Matanya menyipit, dan itu membuat Izzy benar-benar tertawa. Sialan! Sekarang gadis ini menertawakannya? Izzy pasti tidak percaya jika ia hanya mampu mencintai dirinya.
"Kenapa kau tertawa?" tanyanya sambil cemberut.
"Anda sombong sekali," jawabnya sambil terkikik.
Nathaniel semakin cemberut. "Mencintai diri sendiri itu bentuk cinta yang paling besar, kau tahu? Lihat dirimu, kau terlalu sibuk mencintai orang lain hingga mengabaikan dirimu sendiri."
"Saya tidak seperti itu!" seru Izzy sambil melotot galak.
"Ya, kau seperti itu. Apa kau pernah berdandan dan terlihat cantik demi dirimu sendiri? Bukan demi Jenkins?"
"Itu...itu...."
"Tidak pernah kan?" potong Nathaniel sebelum Izzy selesai bicara. "Padahal, seharusnya kau lebih menghargai dan mencintai dirimu daripada siapapun di dunia ini."
Izzy kembali muram, dan Nathaniel kembali memiliki keinginan konyol untuk membuat gadis itu tertawa lagi. Ia tidak suka melihat Izzy muram, sedih, atau apapun itu yang tidak bahagia.
"Sudahlah, itu hanya pendapatku," kata Nathaniel sebagai upaya mengembalikan keceriaan mereka sebelumnya. "Sudah malam, kau seharusnya sudah tidur dan bukannya mengurusku."
Mata Izzy kembali berkilat kesal, yang jauh lebih menyenangkan untuk dilihat daripada kemuraman sebelumnya, saat gadis itu kembali menatapnya.
"Dan bukankah itu alasan saya berada di sini? Untuk mengurus Anda?"
Nathaniel menyengir. "Bukan berarti kau harus melupakan mencintai dirimu sendiri."
Sekarang, mata Izzy berkilat licik, dan Nathaniel menyadari hawa dingin menyerap dalam dirinya. Tampaknya ia salah bicara.
"Kalau begitu...apa Anda mengijinkan saya pulang, satu hari saja, untuk mencintai diri saya sendiri?"
Benar kan? Ia salah bicara.
"Kau bisa mencintai dirimu di sini dengan tidur nyaman sehari penuh di sofa itu. Bagaimana?"
Lagi, bayangan Izzy tidak berada di sini, membuat kulit Nathaniel dingin.
Sial! Ia tidak suka ini. Seakan hidupnya bergantung pada Izzy untuk merasa tenang. Akan tetapi, kembali Nathaniel menyadari, bahwa memang semenjak bertemu Izzy-lah ia merasa seperti manusia pada umumnya. Apa ini memang pertanda bahwa waktu hidupnya di bumi tidak akan lama lagi?
"Anda tahu, ada seseorang yang menunggu saya di rumah, dan dia..."
"Dia? Kau punya kekasih yang tinggal bersamamu?"
Izzy mengangguk ketika mendengar pertanyaan itu.
Kemarahan yang kental langsung mengalir di pembuluh darah Nathaniel. Apa-apaan ini? Izzy bilang dia jatuh cinta pada Jenkins, tetapi kenapa gadis itu memiliki kekasih? Dan lagi, Nathaniel sadar sepenuhnya, kemarahan itu bukan karena Jenkins, kemarahan itu untuk dirinya sendiri. Kenapa ia marah mendengar Izzy memiliki kekasih?
"Kau bilang kau jatuh cinta pada Jenkins, tapi kau memiliki kekasih?" tanya Nathaniel sekali lagi untuk menyakinkan. Kedua tangannya mengepal erat, seakan sedang menahan diri untuk tidak memukul sesuatu.
Izzy tersenyum. "Leo, kucingku, sudah menjadi kekasihku selama bertahun-tahun, dan dia akan gelisah jika tidak melihatku untuk waktu yang lama."
Kucing! Gadis waras mana yang menganggap seekor kucing adalah kekasihnya? Atau...
"Dia pacarmu yang dikutuk menjadi kucing?"
Izzy meledak dalam tawa saat mendengar pertanyaan itu. Dan begitu saja, segala kemarahan yang tadi Nathaniel rasakan menghilang. Ia merasa, anehnya, lega saat mendengar bahwa kekasih Izzy hanya seekor kucing yang, semoga saja, bukan manusia yang dikutuk.
"Setahuku, dia sudah berbentuk kucing ketika ibuku membelikannya untukku setahun sebelum dia meninggal. Jadi, ya, kurasa dia bukan pangeran yang dikutuk menjadi kucing."
"Apa kau tahu jika kucing memiliki banyak virus dan bakteri penyebab penyakit? Bagaimana jika kau pulang dari sana dan mengurusku, setelah kau menyentuh kucingmu?"
Izzy melotot galak padanya. "Kucingku sehat dan bersih! Dia selalu divaksin dan diperiksa oleh dokter hewan secara rutin setiap enam bulan sekali! Dan apa Anda tahu, Sir, fungsi sabun dan air untuk mencuci tangan dan tubuh?"
Nathaniel ingin tertawa, tetapi ia menahannya dan tetap mencoba terlihat serius. Izzy terlihat begitu menggemaskan saat sedang bersungut-sungut marah seperti itu.
Oke, tenangkan dirimu, Nathaniel! Gadis itu tidak menggemaskan sama sekali.
"Kau akan membawanya kemari?"
"Tentu saja tidak! Hewan dilarang berada di rumah sakit, Sir! Saya hanya ingin pulang dan melihatnya. Jo yang akan merawatnya jika saya tidak di rumah."
"Siapa Jo?"
Lagi, darah Nathaniel dialiri kemarahan yang aneh ketika mendengarkan gadis itu menyebutkan nama pria lain.
"Seorang teman. Dia juga bekerja di sini, dan tinggal di sebelah apartemen saya."
Seorang gadis, batin Nathaniel lega dan...bahagia? Sial! Ia tidak bisa menunda lagi untuk bicara dengan Thomas. Besok. Ia akan bicara saat gadis ini pulang melihat kucingnya.
"Setengah hari," kata Nathaniel kemudian. "Kau harus kembali sebelum pukul tujuh malam."
Dan pekikan riang Izzy, membuat Nathaniel tahu bahwa ia akan melakukan apapun demi melihat tawa gadis itu. Apapun. Dan itu jelas, sesuatu yang berbahaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346303330-288-k929816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Angel (TAMAT)
Genel KurguVERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA Nathaniel dikutuk menjadi manusia dan diusir dari Eyden, tempat tinggal para malaikat, karena kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan. Sang ayah memberinya 'tugas' sebagai syarat agar dirinya bisa kembali...