Chapter 4

124 18 9
                                    

"Tadi siapa, Ra? Pacar?"

Tiara tertawa pelan. "Kenapa sih banyak yang nyangka dia pacar aku?"

"Abis kayak orang pacaran."

"Bukan."

"Aku masuk dulu. Makasih, ya, udah anter ke ruang guru. Pulangnya hati-hati," lanjut Tiara saat keduanya sudah berada tepat di depan ruang guru.

Anrez mengangguk. "Semangat siarannya."

Tiara mengangguk pelan sementara otaknya masih berpikir. Dari mana Anrez tau kalau hari ini ia akan siaran?

Ah, sudah lah. Lebih baik Tiara segera menemui Pak Nia. Nanti hal itu akan ia pikirkan lagi kalau sudah senggang. Sekarang bukan waktunya memikirkan hal seperti itu.

"Assalamualaikum." Tiara melangkahkan kakinya memasuki ruang guru dan menghampiri Pak Nia yang terduduk di bangkunya.

"Bapak," sapa Tiara seraya menjulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan sang wali kelas.

"Eh, Tiara. Ini Bapak mau minta tolong."

"Kenapa, Pak?"

"Tolong rekap absensi selama PTM, ya. Bapak kemarin minta tolong sama Kalea buat absen genap, nah bagian absen ganjil kamu, ya. Soalnya minggu depan udah PTM 100%, jadi Bapak harus setor absen dulu ke kesiswaan."

Tiara menganggukkan kepalanya tanda menyanggupi. "Siap, Pak. Gampang itu mah sama aku. Ini aja, Pak?"

"Iya, itu aja, ya. Makasih, ya."

"Sama-sama, Pak. Kalau gitu aku pamit pulang, ya, Pak," pamit Tiara sembari meraih tangan Pak Nia untuk salim.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tiara berjalan keluar ruang guru dan mendapati Faris yang terduduk di bangku depan ruangan.

"Woi."

Faris menatap ke arahnya dengan tatapan tidak terima. "Woi woi. Aku punya nama," protesnya.

"Iyaaa, Paiii. Ayo kita pergi, yuk. Takut telat."

"Dari tadi juga mau pergi, tapi maneh yang lama," balas Faris kemudian berdiri dari duduknya.

Tiara mendengus. "Ya udah sih. Kenapa enggak duluan aja?"

"Enggak ah, takut Aa ngamuk. Bahaya."

Tiara tertawa. "Takut kan lu sama Aa."

"Masalahnya nih, ya. Kalau urang udah berulah teh, ceramahnya bisa sampai maghrib belum selesai-selesai, Ra. Makanya males," balas Faris.

"Ih, parah banget lah maneh. Urang aduin Aa tau rasa siah."

"IH ATUH ULAH (jangan)," cegah Faris panik. Ia sudah mulai membayangkan raut wajah Rafka saat cowok itu mengomelinya. Ah, mimpi buruk yang ada.

Tiara terkekeh. "Udah ah. Ayo kita ke Ardan, Paii."

"Hari ini ada Kang Dimas, ya?"

"IYAAAA!!"

•••

Bandung, Mei 2022

Hari ini adalah hari Senin. Ya, tepat sekali. Hari ini sekolah sudah mengadakan PTM secara 100%. Itu artinya, sekarang kelas Tiara sudah penuh diisi oleh teman-teman sekelasnya.

"Le," panggil Tiara. Kini Tiara sudah memiliki teman sebangku. Saat PTM 50 persen, mereka semua duduk sendiri-sendiri. Sekarang, ia sudah bisa mengobrol dengan teman sebangkunya. Ah, kebetulan Kalea kebagian sekolah di absen genap.

My Youth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang