👑Part 19👑

104 10 0
                                    

Happy Reading



👑



"Ya elah, pake berhenti segala, cepat jalan!" omel Juna, mendahului Hana.

"Aku duluan ya."

Hana meninggalkan keduanya dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

Sementara Jevano dan Jian masih memandang mereka yang baru saja di telan pintu apartment Juna.

"Hana sama Juna pacaran ya?" tanya Jian tiba-tiba.

"Ga kok," sangkal Jevano, raut wajahnya terlihat tidak suka.

"Mereka deket banget, kemana-mana berdua," imbuh Jian lagi, mengikuti Jevano yang sudah berjalan kearah lift.

"Hmmm... mereka emang deket, yang lain juga," jelas Jevano, berusaha untuk tetap tersenyum.

Tersenyum agar dirinya terlihat baik-baik saja, Jevano kesulitan berekspresi sekarang. Bahkan otaknya kembali mengingat kegiatan keduanya akhir-akhir ini, dimana ada Hana disana ada Juna.

Sepertinya mereka memiliki sesuatu yang tidak Jevano ketahui, Hana juga mulai menjauh, ia tidak mengirim pesan seperti dulu lagi.

"Nih, Biru!"

Hana mengambil lilin itu dengan tampang datar, lalu duduk di sofa.

"Kenapa duduk? Bukannya mau pulang?" tanya Juna, yang sudah bersiap mengantar Hana.

"Mereka masih diluar ga?" tanya Hana.

"Emang kenapa kalo mereka masih diluar?" tanya Juna balik.

"Nanti ganggu," jawab Hana beralasan.

"Lebay lo, ayo gue anter balik."

Juna lansung menarik kepala Hoodie Hana agar gadis itu ikut dengannya.

Sepanjang perjalanan Hana hanya diam, Juna sedikit merasa bersalah telah membawa Hana ke apartment. Ia juga tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi, karna Juna benar-benar tidak melihat mobil Jevano yang biasanya parkir di samping mobilnya.

Tidak ingin larut dengan rasa bersalahnya, Juna pun menghidupkan lagu kebangsaannya agar Hana merasa sedikit terhibur.


🎶wae neoneun nareul mannaseo

🎶wae nareul apeugeman hae

🎶nae modeun geol da juneunde

🎶wae nal ulrini


Setidaknya itulah lirik lagu yang diputar, Juna juga ikut menyanyikan lagu itu dengan senang hati. Tak peduli dengan Hana yang sudah melayangkan aksi protes sejak tadi. 

Namun kini tangannya bergerak cepat menekan tombol power hingga music itu tidak terdengar lagi.

"Loh kok dimatiin sih!" protes Juna.

"Bosan tau ga, kyak gada lagu lain aja," omel Hana.

"Gue lagi nyindir lo, ga peka banget sih jadi cewek," omel Juna balik.

"Apasih nyindir nyindir, emang lo tau artinya?" Hana tidak mau kalah.

"Kurang lebih."

"Nenek lo orang Cina njun, bukan korea, jangan sok ngerti!"

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang