👑Part 17👑

105 8 0
                                    

Happy Reading




👑




Jemian fokus dengan jalanan yang ada dihadapannya, sesekali membuang nafas kasar bahkan mengabaikan Kimi yang ada disampingnya.

"Kamu kenapa?" tanya Kimi.

Jemian menoleh saat pertanyaan itu masuk kedalam gendang telinganya. Ia baru sadar telah mengabaikan Kimi sejak tadi.

"kayaknya aku laper deh," Jemian memberi alasan.

"Mau nyari makan dulu?" tanya Kimi.

"Gausah, kita kan mau masak," sangkal Jemian.

"Yaudah kalo gitu kita nyari cemilan dulu buat ganjel perut kamu," tutur Kimi, mulai memperhatikan sekitarnya.

Jemian mengulum senyum, dia selalu memberi perhatian dengan caranya sendiri, itulah alasan Jemian merasa bertanggung jawab membuatnya selalu tersenyum.

"Mau sandwich ga Jem?" tanya Kimi.

"Boleh," jawab Jemian sembari menganggukan kepalanya.

"Yaudah berhenti di depan," titah Kimi, sembari menunjuk kedai makanan yang tidak jauh dari tempat mereka.

Jemian pun meminggirkan mobilnya disana dan bersiap untuk keluar.

"Kamu tunggu disini, biar aku yang pesan," jelas Kimi, dengan sigap keluar dari mobil Jemian.

Jemian hanya memandang Kimi yang sudah keluar dari mobilnya, ia mulai merenggangkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya.

Dia tidak lapar, Jemian hanya beralasan karna dirinya tidak tau harus berbicara apa, sungguh dirinya mengkhawatirkan Kimi saat ini. Jemian memejamkan matanya  menenangkan diri, mencoba menghapus segala kemungkinan terburuk yang sejak semalam ia fikirkan.

"Jem?"

Suara pintu mobil terdengar bersamaan dengan panggilan itu, Kimi yang datang bersama sandwich ditangannya terlihat khawatir dengan keadaan Jemian.

"Kamu beneran gapapa? Kamu sakit ya?" tanya Kim lagi, menempelkan tangannya di kening Jemian.

"Semalam aku main game sama Jevano, tadi aku juga lupa makan siang."

Berbohong lagi, ini bukan kebiasaan Jemian namun dirinya terlihat mulus saat berucap, lihatlah Kimi yang awalnya khawatir itu berubah menjadi kesal.

"Kebiasaan deh kalian!" kesal Kimi, namun tangannya lincah membuka bungkus makanan dan memberi suapan pertama untuk Jemian.

"Aaa!" titahnya.

Jemian yang sudah sangat hafal dengan kemarahan sang kekasih pun lansung mengigit sandwich itu.

"Makasih sayang," ucap Jemian penuh godaan.

"Sayang sayang, nih pegang!" omel Kimi, wajahnya mulai memerah.

Jemian pun mengambil alih makanannya, sementara Kimi mengambil air mineral untuk laki-laki itu.

"Minum!" titah Kimi, lagi dengan nada kesal.

Sementara Jemian hanya bisa mengulum senyum memperhatikan Kimi yang terlihat sangat menggemaskan saat mengomel.

"Kenapa ga jalan sih?" gumam Jeni, sejak tadi dirinya sudah mengikuti kemana dua orang itu pergi, kini ia dibuat penasaran dengan apa yang mereka lakukan didalam sana.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang