👑Part 24👑

111 12 13
                                    

Happy Reading



👑




Jemian dan Kimi saling memandang satu sama lain, tidak dengan Juna yang membuang nafas kasar.

"Gak tau," cetus Juna.

Laki-laki keturunan Cina itu mendahului mereka dengan wajah yang tidak bisa di artikan.

Hana pun melempar tanya kearah Jemian dan Kimi, keduanya hanya menggidikan bahu mengatakan tidak tau.

Mereka pun berjalan ke mobil, Juna melempar kunci mobilnya menyuruh Jemian mengemudi. Sementara dirinya duduk dibelakang bersama Hana.

Setelah Hana menyebut nama Jevano Mood Juna lansung berubah, bahkan Juna tidak ikut nimbrung bersama mereka, malah melihat jalanan disampingnya.

"Njun, kenapa sih? datang bulan?"

Hana menggoyang-goyangkan bahu Juna, berharap Juna menoleh kearahnya.

"Ada masalah ya?"

Nada suara Hana lebih rendah dari biasanya, terdengar khawatir ditelinga Juna.

Juna pun menyudahi sikap emosionalnya dan menoleh kearah Hana, lalu tersenyum.

"Pengen Waffle Han," jawabnya tanpa rasa bersalah.

Hana yang awalnya serius berubah ingin memukul Juna.

"Kalau laper bilang! bikin kaget aja!"

Hana menyempatkan diri memukul bahu Juna sebelum mengintruksikan Jemian untuk berhenti makan siang.



20:00 WIB

Hana masih membiarkan angin malam meniup beberapa helai rambut panjangnya, tanpa sadar ia sudah menghabiskan lebih dari setengah jam berdiri disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana masih membiarkan angin malam meniup beberapa helai rambut panjangnya, tanpa sadar ia sudah menghabiskan lebih dari setengah jam berdiri disini.

Hana pun menutup pintu balkon dan meraih ponselnya. Ada banyak notifikasi, namun notifikasi pesan yang Hana tunggu tak kunjung datang.

Harusnya ia mulai terbiasa dengan ini, namun alam bawah sadarnya selalu saja menunggu pesan Jevano.

Benda persegi itu kembali bergetar, Hana yang penasaran terlihat bersemangat meraih ponselnya. Sayangnya bukan Jevano, notifikasi yang baru saja masuk adalah pesan dari Harsa, sahabat Jemian.

Yah, dibanding Jevano, Harsa lebih sering mengirimnya pesan akhir-akhir ini. Bahkan Harsa lebih perhatian dari Jevano.

Hana menggelengkan kepalanya, bergerak ke meja belajar merapikan tugas-tugas yang tadi ia selesaikan.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang