Happy Reading
👑
Kedatangan Jian membuat semuanya mengheningkan cipta, hanya kamera milik Haikal yang masih sibuk merekam.
"Ayo!"
Juna merangkul Hana, meninggalkan Jevano yang masih sibuk berbincang dengan Jian, sementara Haikal kembali sibuk dengan kameranya.
Aula yang begitu besar dan ramai membuat mereka kesulitan mencari Kimi dan Jemian yang sudah berada didalam.
Mereka sudah mengelilingi aula tanpa memutus sambungan telfon, hingga akhirnya mereka bertemu dan semua itu tidak luput dari camera Haikal.
"Jevano mana?" tanya Jemian. Semuanya diam menunggu salah satu dari mereka menjawab.
"Penasaran? Kalian bisa melihat di video Youtube Haikal selanjutnya, Nantikan!"
Bukannya memberitahu, Haikal malah mempromosikan videonya.
"Jevano ketemu Jian didepan," jelas Hana singkat, dan mulai berbaris bersama yang lain. Berpencar sesuai fakultas masing-masing, Hana yang sudah menyangka semua ini akan terjadi hanya bisa mengelus dada, ia sudah harus siap dengan apa yang akan terjadi saat dirinya memutuskan untuk memilih tempat ini sebagi batu loncatan untuk karirnya kelak.
Akhirnya upacara penerimaan dimulai, pidato yang disampaikan ketua yayasan berhasil membuat mereka menguap.
Namun sesaat setelah ketua yayasan menyelesaikan pidatonya, sang President Mahasiswa berdiri menggantikan, seketika suasana menjadi heboh tidak terkendali.
Jangan tanya mengapa, presiden mahasiswa beserta jajarannya tengah berdiri di depan. Mereka terlihat seperti Kolaborasi antara Boygrup dan Girlgroup ternama.
Terlebih sang president mahasiswa yang terlihat sangat tampan dan berwibawa berdiri ditengah-tengah mereka. Dreamies yang sudah tau siapa president Mahasiswa terlihat bangga dengan pencapaian laki-laki itu.
Dimas, dialah President mahasiswa yang terlihat sangat berwibawa itu. Dia adalah sepupu Haikal dan mereka sudah sering bertemu sebelumnya, Dimas terlihat sangat berwibawa membuat para Dreamie bangga. Namun tidak dengan Haikal yang merupakan Rival abadi sang presiden Mahasiswa.
Jika Dimas sangat berwibawa dan memiliki jabatan tertinggi seantero mahasiswa, dirinya bukanlah apa-apa Jika dihadapkan dengan Muhammad Haikal.
Seperti tidak kenal takut, Haikal pun kembali melancarkan agresi merekamnya diam-diam. Suara Dimas terdengar lantang, Haikal benar-benar tidak bisa menahan tawa.
Hingga barisan depan dibubarkan dan mereka dibagi menurut Jurusan. Kini mereka harus berpisah satu sama lain, kecuali Hana Jevano dan Juna.
"Ji... Ayo sini, kenalin temen-temen aku," ajak Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truly Friend? [AU]
Fiksi PenggemarDi balik senyum yang mempesona Tersembunyi api cinta yang membara Hati yang berbisik dan bibir yang tak mampu berucap Seperti badai menggelegar Perasaan kian memuncak Seakan ingin terbang Melompati batas persahabatan yang terjalin Namun masih mencob...