👑Part 29👑

181 20 7
                                    

Happy Reading





👑




Dahi Hana berkerut, apa hanya dirinya yang salah presepsi disini? Mengapa semua orang merespon dengan cara yang berbeda.

Seketika Hana beradu pandang dengan Juna " dari awal gue udah bilang," ucap Juna tanpa suara, memberitahu Hana jawaban dari pertanyaan Haikal yang ditujukan untuk Jian dan Jevano, bukan untuknya.

Hana mengeratkan bantal sofa yang ada dipelukannya dan menoleh kelain arah. Apa maksud Jevano sebenarnya? Apa bergandengan tangan itu hal biasa? Bahkan keduanya baru saja keluar seperti orang berkencan.

Rasanya seperti disambar petir, jantungnya berdetak sangat kencang, tubuh Hana mulai lemas bahkan matanya tiba-tiba memanas, tidak terasa air mata sudah memenuhi ruang matanya.

"Paket gue udah datang deh kayaknya, gue duluan ya," pamit Hana beralasan.

Gadis itu keluar dari rumah Haikal, dadanya benar-benar sesak, bahkan tangannya bergetar meraih ganggang pintu.

Kimi seperti ingin mengejar Hana, namun ditahan oleh Jemian, Hana pasti butuh waktu untuk dirinya sendiri.

Sementara Jevano terlihat kesulitan menahan diri, apa sahabatnya sengaja melakukan ini untuk membuat dirinya dan Hana berjarak? Hana pasti sangat kecewa.

Haikal yang menjadi biang kerok pun berkacak pinggang memandang kearah Jevano, ia fikir Jevano berkencan dengan Hana, ternyata dengan Jian.

"Kan, image gue makin jelek," kesal Haikal.

"Liat situasi kondisi kek," cetus Juna, melempar bantal Sofa kearah Haikal dan keluar dari tempat itu.

Juna membuang nafas kasar, lalu berjalan beberapa langkah dan menekan bel apartment Hana berkali-kali.

Menunggu Gadis itu membuka pintu dan menenangkan Hana yang terlihat sangat mengkhawatirkan.



Cklek...




"Juna? Kenapa?" tanya Hana, menyembunyikan air matanya.

Juna tidak menjawab, ia mendorong Hana masuk. Tangannya dengan cepat me reset password apartment gadis itu dan menggantinya dengan yang baru. Tidak menghiraukan Hana yang mengumpat padanya.

"Lo kenapa sih njun?" teriak Hana.

"Bukannya gue yang harus nanya, lo kenapa?" bentak Juna.

"Katanya kalo Jevano pacaran sama Jian lo bakal seneng! Kok Nangis?" teriak Juna lagi diwajah Hana.

"Lo bodoh Han."

Mata Hana berkaca-kaca saat Juna membentakknya, Juna memang sering membentak Hana, namun kali ini rasanya menyakitkan.

"Kenapa? Nyesel?"

Lagi Hana tidak menjawab, gadis itu hanya menungkupkan wajah menyembunyikan air matanya.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang