👑Part 20👑

145 12 2
                                    

Happy Reading



👑




Di pagi hari yang cerah ini, terlihat tiga orang bersemangat memakai separuh lapangan untuk berkeringat.

"Udah, gue capek!" 

Juna menjadi orang pertama yang keluar dari lapangan meninggalkkan Jemian dan Jevano yang masih sibuk dengan bola basket mereka.

"Si Haikal udah pulang!" teriak Juna semangat, ternyata ia merindukan sahabatnya itu.

Keduanya pun mendekat kearah Juna dan mengambil ponsel masing-masing, mereka mulai membalas pesan Haikal sesekali tertawa.

"Judes amat, si Kimi kenapa lagi?" tanya Juna, melihat Kimi yang sangat emosional membalas pesan di grup chat.

"Kemarin kita ga jadi ngedate," jelas Jemian.

Jevano dan Juna menggelengkan kepala dan memandang Jemian dengan artian 'salah lo sendiri'.

Jemian yang ditatap seperti itu pun melayangkan aksi bela diri.

"Si Jeni ngikutin kita, kalo tiba-tiba dia labrak Kimi gimana?"

"Jeni?" tanya Jevano yang masih belum tau kisahnya.

"Dia ambil management bisnis di kampus kita," jelas Juna singkat padat dan jelas.

"Kuliah udah jalan 2 bulan kenapa baru ketahuannya sekarang?"

Keduanya hanya memandang Jevano dan menggelengkan kepala.

"Pertanyaan lo sama persis sama si Hana," cemooh Jemian, lalu memperhatikan Jevano yang masih bingung.

"Udah cocok deh kalian berdua," lanjutnya.

"Diem lo pada, gue mau balik," Jevano mulai merapikan barang bawaanya.

"Buru-buru amat," protes Jemian.

"Gue mau jalan," jawab Jevano bangga.

"Sama Jian lagi?" sewot Juna.

"Hana."

Jawaban Jevano membuat keduanya membuang wajah.

"Dasar Playboy," sungut Juna.

Jevano hanya memandang dengan tatapan sinis dan mendahului mereka.

"Tungguin woi! gue mau numpang mandi," Jemian mengejar Jevano.

"Kalian pulang jalan kaki aja," lanjut Juna, berjalan santai memainkan kunci mobilnya.

Keduanya pun menghentikan Langkah mereka, saat menyadari jika mereka menumpang dengan Juna.

Akhirnya setelah banyak drama mereka tiba di apartment, Jemian sengaja tidak pulang ke rumahnya takut Jeni menggagalkan rencananya lagi.

"Gue yakin Kimi ga bakal mau keluar sama lo," ejek Juna.

"Gue minta bang Juan bujuk kalo ga mau," jawab Jemian santai.

"Mana Kimi keras kepala," imbuh Jevano yang kali ini berada di pihak Juna.

"Lo jangan ikut-ikutan ya, kalo.... Siapa?"

Jemian memutus kata-katanya melihat seorang gadis berdiri di depan unit apartment Jevano.

"Jian?" tanya Juna tanpa bersuara, dirinya dan Jemian saling memandang satu sama lain dengan tatapan bertanya. Gadis itu sedang menangis tersedu memeluk lututnya.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang