👑Part 28👑

119 12 0
                                    


Happy Reading



👑





"Han!"

Hana membuang nafasnya kasar.

"Pulang bareng aku ya," ajak Jevano, berusaha menyamakan langkahnya dengan Hana.

"Jian pulang sama siapa?"

"Kan ga masuk," jelas Jevano.

Hana pun mengangguk mengiyakan, ia lupa gadis itu tidak masuk hari ini. Pantas saja moodnya lebih baik dari biasanya

"Kamu... kenapa nanyain Jian?" tanya Jevano, sekedar mencari tahu apakah Hana sudah mendengar tentang hubungan mereka.

"Biasanya kan berdua," cetus Hana.

"Kan ga harus setiap hari juga," Jevano memberi pembelaan.

Hana hanya menganggukan kepala dan mengedarkan pandangan ke sekitarnya, ia tidak memperdulikan Jevano yang ada disampingnya.

"Maafin aku soal kemarin," pinta Jevano.

"Hmm," dehem Hana, ia juga masih memperhatikan sekitarnya yang tampak lebih menarik dari Jevano.

"Kamu masih marah ya?"

"Aku nggak marah," elak Hana.

Jevano menghentikan langkahnya dan menahan Hana.

"Han...."

"Gausah pegang-pegang," potong Hana, menarik tangannya dari Jevano.

"Aku lagi banyak pikiran, maaf kalo akhir-akhir ini ngeselin," jelas Jevano, masih menunggu Hana menoleh kearahnya.

"Han!" rengek Jevano, kali ini menarik-narik ujung tas Hana, tingkahnya seperti anak kecil yang merengek tidak dibelikan permen.

"Iya ya, malu di liat orang Jen," omel Hana, meninggalkan Jevano disana.

"Kamu maafin aku kan?" tanya Jevano lagi mengejar Hana.

"Iya," jawab Hana.

"Beneran?"

"Iya JEVANO LEE!" jawab Hana setengah berteriak.

Jevano pun tertawa melihat tingkah Hana yang sangat lucu menurutnya.

"Kalo ga marah berarti kita beli ice cream dong!" bujuk Jevano.

"Ya? Ya? Ya?" bujuknya lagi, saat Hana akan menolak.

"Iya iya."  Hana pasrah.

Seperti yang sudah-sudah Hana tidak bisa menolak permintaan laki-laki itu, sebesar apapun kesalahan Jevano pasti akan sangat mudah baginya memaafkan.

"Aku pengen jalan-jalan juga," imbuh Jevano, lantas menarik pergelangan kecil Hana agar berjalan lebih cepat.

"Pelan-pelan Jen!"

Jevano terlihat bersemangat, Hana dibuat kesulitan mengimbangi langkahnya, apa Jevano tidak sadar dengan kaki panjangnya?

Tanpa sadar, tingkah keduanya di abadikan oleh seseorang yang berdiri dengan ponsel yang sejak tadi merekam mereka, siapa lagi pelakunya kalau bukan Jeni.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang