Happy Reading
👑
Tak perlu menunggu satu menit untuk menghilangkan senyum di wajah cantik itu, Hana yang ingin membuka pintu menghentikan pergerakannya.
Satu menit setelahnya ia membalikan badan dan menghempaskan tubuhnya di sofa.
Yah, Jevano baru saja membatalkan janjinya, bahkan ia memberikan alasan yang sangat jujur, jika dirinya harus menemani Jian yang sedang membutuhkannya.
Bodohnya Hana yang mengatakan jika dirinya baik-baik saja dan meminta Jevano merawat Jian dengan baik.
Seketika Hana terdiam dengan tatapan kosong, apa yang ia harapkan sebenarnya? Bukankah dirinya sudah terlalu dewasa untuk mengartikan cinta sepihak ini.
Hana bangkit dari tidurnya dan kembali ke kamar, baru ia sadari kamarnya yang berantakan setelah memilih beberapa pakaian, dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk membereskan kekacauan ini.
Hana melepas pakaian dan menggantinya dengan pakaian rumahan. Adakah yang lebih sakit dari sebuah kekecewaan? Itulah yang Hana rasakan sekarang, walau ini bukan pertama kalinya Jevano membuat Hana kecewa, Hana masih merasa jika ini salahnya yang sudah terlalu berharap dengan imajinasinya.
Suara bel menggema, memperlihatkan Juna yang datang dengan pakaian rapi.
"Ayo jalan!" ajaknya.
Hana yang tidak bersemangat masih memasang tampang datar tanpa menjawab pertanyaan Juna.
"Ayo!" rengek Juna lagi.
"Ga deh, gue dirumah aja," tolak Hana.
"Cepetan ganti baju! Gue lagi berbaik hati," paksa Juna, mendorong Hana masuk kekamarnya, sementara ia mulai berpetualang mencari makanan di dalam kulkas.
Tidak menunggu 15 menit, akhirnya Hana keluar dari kamar.
"Ayo!" ajaknya.
Uhukk uhuukk...
Juna yang baru saja membalikan badan tersedak melihat pakaian yang dikenakan Hana.
"Ganti ga!" omel Juna.
"Ga!"
"Ganti ga!" titah Juna lagi.
"Ga! kalo ga mau liat gue pake baju ini ga usah pegi aja!" omel Hana balik.
"Han, atasan aja deh ganti, kali ini gue mohon ya," bujuk Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truly Friend? [AU]
FanfictionDi balik senyum yang mempesona Tersembunyi api cinta yang membara Hati yang berbisik dan bibir yang tak mampu berucap Seperti badai menggelegar Perasaan kian memuncak Seakan ingin terbang Melompati batas persahabatan yang terjalin Namun masih mencob...