Happy Reading
👑
Jeni berangkat dengan senyum sempurna di wajahnya, Ia benar-benar tidak sabar untuk segera akhir pekan.
"1:0 buat Jevano dan Juna," tutur Jeni dengan senyum manis di bibirnya.
"Dan ... 2:0 buat Lo Kim," lanjut Jeni, sembari memandang foto hasil kerja orang bayarannya. Jeni terlihat bersemangat kuliah hari ini. Begitu sulit baginya untuk tidak tersenyum dan bersenandung ria.
Kampus yang membosankan terlihat sangat menarik sekarang, terlebih seseorang yang akan segera Jeni temui.
"Hy Jian!"
Panggilan itu membuat Jian menghentikan aktivitasnya, ia menutup keran air dan memandang pantulan pemilik suara itu dari cermin.
"Apa lagi?" tanya Jian malas, ia berlalu mengeringkan tangannya.
"Lo udah liat foto yang gue kirim kan?" tanya Jeni penasaran.
"Dari dulu mereka emang udah deket," jelas Jian, mencoba mengabaikan Jeni.
"Hana juga deket sama Juna, tapi tingkahnya beda," Jeni masih mencoba menghidupkan api cemburu dalam diri Jian.
"Kalo Jevano suka Hana, ngapain dia pacaran sama gue?" tanya Jian diakhir kalimat, membuat Jeni tertawa lepas di toilet itu. Mengurungkan niat mahasiswa lain yang awalnya ingin masuk.
"Dasar ga tau tempat," Jian mulai menaikan nada suaranya, ia cukup kesal dengan kedatangan Jeni yang tiba-tiba.
"Gue cuma mau kasih tau, kalo memang Jevano sayang sama lo, harusnya dia ga ngasih perhatian dong ke Hana."
Jeni tersenyum setelah berucap, lantas meninggalkan Jian disana, game yang ia mainkan semakin seru sekarang, Jeni telah melumpuhkan lawannya satu persatu. Menjadikan Jian sebagai alat untuk balas dendam sepertinya pilihan yang tepat.
Sementara Jian, Bukannya ia tidak tau tentang kedekatan kekasihnya dan Hana, bahkan Jian tau perasaan keduanya. Namun ia menginginkan Jevano, sama seperti Jeni menginginkan Jemian.
Lepas dari seberapa memuakannya Jeni, Jian ingin berterima kasih karna gadis itu sudah membuat Jevano menjadi miliknya, mungkin hanya sedikit rasa bersalah pada Juna, karna Jian selalu menjadikannya kambing hitam agar Hana terlihat buruk.
Dengan begitu Jevano akan membencinya, dan Jian sepenuhnya menjadi pemilik hati Jevano. Walau Di satu sisi Jian tidak mengerti dengan kekasihnya itu, dia baik dan perhatian, dia selalu mengikuti semua kemauan Jian. Namun mengapa ia masih memiliki perasaan untuk Hana dan menjadikan Jian kekasih.
Masa bodoh dengan itu, Jevano sudah dalam kendalinya sekarang, dan siap melakukan apapun untuk Jian. Perhatiannya dan kedekatan mereka selama ini sepertinya sudah cukup untuk membuktikan jika Jevano juga menaruh perasaan padanya.
"Kenapa Ji?"
Jian tersadar dari lamunannya, gadis itu tidak berekspresi membuat Jevano khawatir dengan keadaannya.
"Kamu sakit?" tanya Jevano menempelkan punggung tangannya di kening Jian.
Jian tidak menjawab, ia hanya memandang Jevano penuh tanya, bisakah Jian menjadi satu-satunya pemilik hati Jevano? ia tidak ingin menjadi yang kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truly Friend? [AU]
FanfictionDi balik senyum yang mempesona Tersembunyi api cinta yang membara Hati yang berbisik dan bibir yang tak mampu berucap Seperti badai menggelegar Perasaan kian memuncak Seakan ingin terbang Melompati batas persahabatan yang terjalin Namun masih mencob...