👑Part 25👑

106 13 4
                                    

Happy Reading



👑




"Kamu marah ya?"

"Ga usah banyak tanya deh."

Jevano mulai fokus memandangi Hana, seketika ia teringat ucapan Juna. Jevano bisa menyakiti hati Hana jika dirinya tidak menjauh dari salah satu diantara mereka.

Apa mungkin dibalik sikap Hana, ia sudah mengetahui hubungannya dengan Jian? Jevano sadar perbuatannya salah. Namun ia tidak bisa mengabaikan Jian disaat masa sulitnya, Jian sangat membutuhkan Jevano sekarang.

Sementara Hana, dari dulu mereka sudah seperti ini, jadi tidak ada salahnya Jevano memperlakukan Hana dengan cara yang sama.

"Kenapa?" tanya Hana, ia sudah tidak tahan lagi di perhatikan seperti itu.

"Kangen kamu," jawab Jevano.

"Bukannya tiap hari ketemu," sindir Hana lagi.

"Tapi kita kayak ga kenal di kampus," jawab Jevano.

"Kamu sih, kemana-mana sama Jian."

"Kamu cemburu?" goda Jevano.

"Yakali cemburu," sangkal Hana.

"Kalo bukan cemburu apa?" goda Jevano lagi.

"Kan, nanya mulu deh perasaan."

Hana melayangkan tatapan tidak suka, membuat Jevano kesulitan mengulum senyum, sudah lama ia tidak berada di situasi ini, dimana rasa takut kehilangan dan rasa ingin menjahili Hana menyatu.

Hana bisa saja berbohong mengatakan tidak, namun Jevano tahu Hana sangat merindukannya, juga cemburu melihatnya bersama Jian.

"Kita ga masak Han? Aku laper," bujuk Jevano.

Hana hanya diam, fokus dengan tontonanya, namun bukan Jevano namanya jika dirinya tidak merengek dan meminta Hana dengan sedikit paksaan.

"Mau makan apa?" akhirnya Hana menyerah juga.

"Kangen Ramyeon buatan kamu," Jevano terlihat antusias.

"Gada Ramyeon, adanya mie instan biasa," sangkal Hana.

"Yaudah gapapa, ayo masak," ajak Jevano bangkit dari duduknya.

"Kamu yang iris bawang," titah Hana.

"Iya, nanti juga aku bagian cuci piring," jawab Jevano dengan senang hati.

"Yaudah sana, nanti kalo udah selesai iris-iris aku yang masak," jelas Hana.

"Aku sendiri?"

"Iya, sama gitar kalo mau," tunjuk Hana.

Sepertinya Hana benar-benar merajuk. Misinya ingin memasak romantic dengan Hana gagal.

"Aku sendiri nih?" Jevano kembali memastikan.

Hana menganggukan kepalanya pasti. Baiklah, misinya benar-benar gagal, Jevano membalikan tubuhnya dengan tidak ikhlas dan menghentakan kakinya ke dapur.

"Jangan yang aneh-aneh! jangan sampai luka!" Ingat Hana setengah berteriak.

Dulu Jevano pernah sengaja melukai tangannya untuk membujuk Hana yang sedang marah, dan itu adalah kelakuan paling ekstrem Jevano, Hana tidak ingin hal itu terulang kembali.

Truly Friend? [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang