[7] A Message

210 20 0
                                    

Sunghoon tidak hentinya memikirkan Yeji yang berada di rumah. Pikirannya sekarang hanya ada pada adiknya yang sedang di rumah, walaupun tangannya tidak henti menggerungkan motornya agar dia cepat sampai.

Sesampainya di rumah, ditinggalkannya motor itu di depan rumah. Sunghoon berlari masuk ke dalam rumah untuk memastikan adiknya baik-baik saja.

"Yeji?!"

"Kakak!"

Yeji berlari memeluk Sunghoon yang baru sampai di rumah. Keduanya seperti sudah terpisah lama, tidak ingin melepaskan pelukannya.

"Ada apa?"

"Kamar kak."

Sunghoon melepaskan pelukan Yeji dan mulai berjalan ke kamar yang dimaksud Yeji. Terlihat ada tulisan di dinding yang membuat Sunghoon terdiam sebentar untuk memikirkan apa yang sedang dia lihat sekarang.

Tulisan besar dengan darah di dinding itu berbunyi 'FATE' yang sangat menyeramkan.

"Bunda tau?"

"Bunda ngga ada di rumah kak."

"Kamu tidur di kamar kakak dulu,"ucap Sunghoon.

"Kak aku takut."

"Nggak, ngga papa. Masuk aja ke kamar kakak."

Yeji mengikuti ucapan Sunghoon dan masuk ke kamar Sunghoon yang tidak jauh dari kamarnya. Sedangkan Sunghoon masih diam di tempat melihat tulisan yang sangat membingungkan itu.

"Siapa yang bikin ini?"

Sunghoon meraih cairan merah itu dan dari keseluruhan cairan yang dipakai itu adalah darah. Entah darah hewan atau darah manusia, tapi yang jelas hal itu membuat Sunghoon merinding.

Darah

Sekuat apapun Sunghoon, dia juga menginginkan darah seperti yang ada di hadapannya. Dengan perlahan dia menjilati jarinya yang ternodai darah.

"Hhh, ini yang aku mau."

Mata Sunghoon mulai memerah dan taring yang ada di mulutnya mulai memanjang. Dia tidak bisa dikendalikan.

"Kak?"

Sunghoon melirik ke pintu, dia bisa melihat sosok adik perempuannya yang sedang membawa tas kecil di tangannya.

"Kakak sakit apa? Kenapa banyak kantung darah di tas kakak?"

Sunghoon menarik senyum miringnya, dengan sekejap dia membalikkan tubuhnya menatap Yeji yang sedang meneliti tasnya.

"Kak—"

Yeji terdiam melihat kakaknya yang berbeda, mata merah, taring yang panjang dan juga jari tangannya yang semakin panjang.

"Kak?"

Tidak ada jawaban, Sunghoon terus menatap Yeji seperti seseorang yang kehausan, dia seperti akan menelan Yeji utuh-utuh.

"Jangan bilang, kakak.."

Sunghoon mendorong tubuh Yeji ke tembok dengan kuat dan mencengkram bahu adiknya itu.

"AAAK! KAK!"

.
.
.

"Kita ngga tau apa-apa, kenapa lo marah-marah?"tanya Sunoo menatap Heeseung yang sedang memarahi mereka.

"Kenapa kalian ngga becus cari dia doang?"

"Dia punya benteng yang kuat, buat cari sinyalnya aja ga bisa. Dan inget, dia mungkin masih di bawah umur. Auranya belum sekuat itu,"sahut Jungwon.

7VampiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang