"Dia sudah sadar?"
"Ya"
"Pastikan tak ada polisi atau tahanan yang dia obati."
"Kenapa begitu? Sudah tugas nya sebagai dokter mengobati orang yang terluka. Jika ia tak mengobati nya untuk apa kita mempekerjakan nya?"
"Kau tak mendengarkan ku Steve?" Azor membuka matanya, menatap tajam ke arah Stevens yang masih berdiri menghadap nya.
Steve mendekat ke arah Azor yang sedang duduk di kursi kebanggan nya. Sejak beberapa menit yang lalu Azor berbicara dengan mata tertutup, mulut Steve akan berhenti saat mata merah Azor terbuka dan menatapnya tajam.
"Tatapan iblis itu, jangan menatap ku seperti itu Redhyer. Kau seperti ingin membunuh ku.."
"Akan ku lakukan jika kau tak mendengarkan ku.." Azor kembali menutup matanya.
"Bayangan tak bisa di bunuh"
"Aku akan tinggal di kegelapan agar bayangan ku tak muncul."
"Ck...Sangat tak berperasaan."
Azor tak menjawab, jari telunjuk nya mengetuk pinggiran kursi tua itu dengan tempo teratur. Salah satu kebiasaan Azor saat ia memikirkan sesuatu.
"Kau menemukan nya?.." Azor bertanya dengan mata tertutup, alis nya menukik membuat kerutan halus di dahi nya.
"Eropa bagian timur."
Azor mendengus, mata nya kembali terbuka dengan tatapan yang berbeda.
"Dia masih sibuk bersembunyi seperti tikus." Azor berdiri, kaki nya mulai melangkah keluar ruangan, Steve berjalan di belakangnya.
"Steve.." langkah Azor berhenti begitu pula dengan Steve yang kini menunggu Azor kembali berbicara.
"Kau tahu alasan kenapa dia berumur panjang?"
Stevens yang di beri pertanyaan seperti itu hanya menatap aneh punggung lebar Azor.
"Karena Tuhan memberikan nya?" Jawab steve dengan tidak yakin. Lalu sebuah dengusan terdengar.
"Karena dia hanya bisa mati di tangan ku. Itu alasan kenapa dia masih hidup sampai sekarang." Setelah mengatakan itu Azor pergi begitu saja meninggalkan Stevens.
Steve hanya menggelengkan kepalanya, Azor tetap lah Azor. Tak ada yang bisa mengubah tujuan utama seorang the last Gregor. Dendam sudah melekat pada dirinya sejak ia di lahirkan, seolah menyatu dengan darah daging nya. keinginannya mengakhiri hidup seseorang di tangan nya secara langsung telah ia tunggu tunggu selama 30 tahun terakhir.
Hanya butuh umpan kecil untuk membuat hidup seorang Redhyer Azor Gregor benar benar dalam bahaya. Dan Azor akan menggunakan umpan itu di waktu yang tepat, untuk membahayakan dirinya sendiri dan mencapai sesuatu yang lebih besar lagi.
~'~
"huft... bagaimana bisa"
Satu hembusan nafas kembali keluar dari celah bibir dokter muda tersebut, tatapan nya kembali tertuju pada sebuah cermin yang memantulkan bagian atas tubuh nya. Sudah 1 jam lebih Joen mencari bekas gigitan yang hilang begitu saja di bahu nya.
Kepalanya sibuk mencerna kejadian yang ia alami, jika itu mimpi bagaimana bisa mimpi terasa begitu nyata. Dan jika itu kenyataan bagaimana bisa bekas gigitan nya hilang dalam setengah hari.
Jari jari lentik nya terus mengusap bahu nya sendiri. Tatapan nya terkadang kosong, Joen tidak ingat apapun membuat nya semakin merasa frustasi. Keaadaan seolah mempermainkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃
RomancePenjara Gregor adalah penjara dengan tingkat kejahatan tertinggi di Itali. Bagaimana seorang dokter muda yang bekerja di Tahanan Gregor menghadapi situasi berbahaya setiap harinya apalagi saat di pertemukan dengan seorang pidana yang memiliki kekuas...