"Kau bersenang senang Steve?" Azor mematikan shower, ia mengambil bathrobe yang Stevens berikan.
"Kau menangani Jason sebagai Redhyer?." Lanjutnya lalu ia keluar menggunakan bathrobe hitam nya.
"Maaf atas kelancangan ku. Aku mengambil keputusan tanpa membicarakan nya terlebih dahulu." Steves menunduk.
"Itu Bagus, kau apakan dia?"
"Dia ada di tahanan G." Jawab Stevens dia masih tetap menunduk.
"Apa alasannya sekarang?." Azor berjalan keruangan lain untuk berganti pakaian, Steve tetap mengikuti setiap langkah Azor.
"Insiden 25 tahun yang lalu." Suara Stevens pelan, Ia tahu betul 25 tahun yang lalu adalah hari dimana seorang Azor mengambil keputusan besar bagi hidupnya.
"Apa Hares yang mengirimnya?" Azor mulai memakai pakaian nya.
"Sepertinya begitu."
"Dia seharusnya mendatangiku secara langsung. Kenapa dia mengirim tangan kanan nya untuk menemui ku." Azor mendengus.
"Bersihkan dirimu Steve." Azor berbalik ia menatap steves yang kini terlihat hampir mirip dengan nya.
"Aku akan menemui Jason, kau tetaplah disini dan jaga Joen. Lalu bersihkan tubuh mu, kau tidak cocok memakai softlens merah itu." Kaki jenjang Azor mulai melangkah meninggalkan Stevens yang masih berdiri di walk in closet nya.
"Ah dan ya.." Azor mengehentikan langkah nya di ambang pintu.
"Buat alasan saat Joen menanyakan ku." Setelah itu Azor benar benar pergi, ia akan menemui Jason Mraz, tangan kanan dari seorang Hares Tucci.
Sedangkan Stevens kini menghembuskan nafas berat. Dirinyalah yang menemui Jason dan berpura pura menjadi Redhyer karena ia masih menggantikan keberadaan Azor yang masih berada di ruang bawah tanah bersama Joen.
"Akting ku lumayan, seperti nya aku harus menjadi seorang Actor." -Steve
~'~
"Uhuk..uhuk.""Ternyata kau masih hidup."
Pria tua bernama Jason itu mendongakan kepalanya saat suara berat terdengar di telinganya. Di sela sela penglihatan nya yang mengabur ia masih bisa melihat seorang pria tinggi berdiri di hadapannya.
Jason mengerjapkan matanya saat darahnya turun menyusuri kelopak matanya.
"Rupanya kau tidak bisa melihat ku dengan jelas." Azor berjongkok lalu mengusap darah yang ada di kelopak mata Jason dengan kasar menggunakan ibu jarinya.
"Lihatlah dengan jelas." Azor mencengkram dagu Jason. "Pria sepertimu seharusnya tidak berada disini."
"Agrrhh." Jason berteriak saat Azor menekan luka tusuk di perutnya.
"Apa Hares mengirim mu?" Azor menepuk wajah Jason.
"Siapa kau?" Jason bertanya dengan suara pelan.
"Aku adalah anak yang membunuh ibunya sendiri 25 tahun yang lalu." Suara Azor dengan menggertakan gigi geraham nya. Tangan besarnya kini terkepal kuat. Sedangkan Jason kini membelakan matanya.
"Ibu..?" Jason menatap Azor lekat, lalu ia menyadari jika pria yang ada di hadapannya sekarang berbeda dengan pria yang ia temui beberapa jam yang lalu.
"Siapa..SIAPA KAU! dimana Redhyer yang asli?!"
Azor berdiri, ia tertawa meremehkan kearah pria tua yang kini bersimbah darah itu, pria tua itu ternyata masih bisa meninggikan nada suaranya.
Tangan besar Azor terulur lalu seorang tahanan memberikan nya sebuah pisau. Setelah ia menerima pisau itu, tahanan tadi mengangkat Jason dan menahan tubuhnya.
"Sayang sekali kau harus berakhir seperti ini."
"Aaaakk"
Teriakan yang sangat keras terdengar menggema di ruangan itu saat Azor menyayatkan pisau nya di wajah Jason.
"Jason..." Azor mendekat.
"Aku akan menggantung kepala mu untuk menggantikan lonceng di tahanan Gregor, lalu aku akan memberikan bagian tubuh mu yang lain sebagai hadiah kekalahan pada Hares."
"Kkkkrhh."
Hanya suara itu yang mampu keluar dari mulut Jason saat lehernya di tekan menggunakan pisau. Azor tak berkedip sedikitpun, mata merahnya melihat dengan jelas bagaimana darah itu keluar deras dari leher Jason mengenai wajahnya.
Setelah kegiatan nya itu tubuh Jason terjatuh dengan kepala yang hampir putus.
"Hah.." nafas Azor terdengar berat. Sedetik kemudian ia memotong tangan kanan Jason dan melemparkan nya kearah kepalanya yang hampir putus.
"Bereskan, gantung kepalanya dan kirim tangannya sebagai hadiah. Aku ingin tahu apa yang akan di lakukan Hares setelah ia melihat orang kepercayaan nya di habisi seperti ini."
Setelah mengatakan itu Azor pergi meninggalkan tahanan G dengan tangan dan wajah nya yang penuh dengan darah.
Disepanjang lorong menuju sel nya para tahanan menunduk hormat, mereka sudah lama tidak melihat seorang Redhyer dari tahanan 000 dengan darah sebanyak itu di tangan dan wajahnya.
"Jaga tahanan selagi aku pergi." Suara Azor dan mendapatkan jawaban serempak dari para tahanan.
Azor kembali membuka jalan rahasia nya dan kembali ke ruang bawah tanah. Di sepanjang lorong yang gelap ia terus berjalan dengan tatapan yang berbeda. Saat langkah kakinya berhasil masuk keruangan luas itu, ia segera melangkahkan kakinya menuju ruangan lain. Azor harus segera membersihkan dirinya sebelum Joen bangun, ia tidak ingin Joen melihat keadaanya yang seperti ini.
Azor melangkah dengan cepat, tapi suara seseorang terdengar dan berhasil menghentikan 7 langkah pertamanya.
"Azor.."
Tap
Azor menghentikan langkahnya, suara lembut Joen terdengar jelas di belakang nya.
"Aku mencarimu." Joen melangkah maju sedangkan Azor tidak berbalik sedikitpun.
"Jangan mendekat Joe." Suara Azor yang berhasil membuat Joen menghentikan langkahnya.
Joen diam, menatap punggung lebar Azor.
"Apa kau terluka?" Tanya Joen saat melihat tetesan darah yang keluar dari kepalan tangan Azor.
Azor menghembuskan nafas berat, ia membalikan tubuhnya.
"A-azor.." joen membelak saat melihat keadaan Azor.
"Ingin mandi bersama Joe?"- Azor
~'Gregor'~
Kemarin trnyta bnyk yg bngung ya? Kmrin memang bukan Azor guys tpi stevens msih inget kan dia yg suka gntiin Azor?
Fyi, klo Klian lupa Hares siapa bisa baca ulang di cphtr 5 atau 6. Trs msh bngung knp tahanan nurut Ama Azor? Klian boleh baca ulang atau baca sinopsis nya dlu.
Btw Al update lg selang 1 hri atau 2 hri ya kmrin, iya sama²:)
Ini di persembahkan untuk Alreaders yang trmksi slalu vote dan komen♡
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃
RomancePenjara Gregor adalah penjara dengan tingkat kejahatan tertinggi di Itali. Bagaimana seorang dokter muda yang bekerja di Tahanan Gregor menghadapi situasi berbahaya setiap harinya apalagi saat di pertemukan dengan seorang pidana yang memiliki kekuas...