40

21.4K 2K 40
                                    

"Aku yang membunuh nya, dan aku juga yang membuat hidupmu seperti ini."

Sesak, itulah hal pertama yang Joen rasakan. Dada nya terasa penuh dengan rasa sakit, tangannya gemetar ketakutan sedangkan bibirnya tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Ruangan yang awalnya hangat kini terasa mencengkam, setiap nafas yang Joen ambil terasa berat saat masuk kedalam paru parunya. Ia hanya bisa menatap dengan wajah pucat kearah pria yang berjongkok di diantara kakinya.

Joen bisa melihat dengan jelas sebuah seringai tipis yang terukir di bibir tebal Azor, mata merahnya menatap tajam. Tidak ada sedikitpun kebohongan yang terpancar dari matanya.

"Haa..." Joen menghembuskan nafas pelan melalui mulutnya, nafasnya terdengar bergetar bahkan urat lehernya terlihat sangking sulitnya menghembuskan nafas dengan kondisinya sekarang.

Setelah menghembus nafas, Joen memilih menunduk. "I-itu...ti-tidak benar bukan?" Joen kembali mendongakkan kepalanya,air mata mulai menggenangi mata indahnya.

"Katakan itu tidak benar Azor.." Joen menatap Azor yang tak menampilkan ekspresi apapun, wajahnya dingin sorot matanya masih terlihat sama.

"Katakan!.."

BUKH

Joen memukul bahu Azor, "Katakan itu tidak benar!.." lagi, Joen kembali memukul dada Azor.

"Kenapa kau diam saja?! Katakan..!" Air mata lolos begitu saja saat Joen terus meminta jawaban. Tangan kecilnya tak berhenti memukul dada dan bahu Azor.

"Kenapa kau tidak menjawab ku?! Bahkan jika itu kebohongan katakan kau berbohong.." suara tangis mulai terdengar pilu, isakan penuh rasa sakit itu semakin kencang tanpa kata penenang sedikitpun.

"Hiks...b-bagaimana..hiks...bagaimana kau bisa melakukan semua ini padaku?!" Pukulan tangan Joen semakin kencang, sedangkan Azor tak bergerak sedikitpun dan membiarkan Joen melampiaskan kemarahannya.

"Kau tidak tahu seberapa menderitanya aku! Hidupku benar benar hancur..." Joen menangkup rahang Azor menggunakan kedua tangannya. Dengan air mata yang terus mengalir Joen kembali berbicara "Katakan kau berbohong Azor. Aku mohon.." bibir nya kembali bergetar. "Aku akan memaafkan mu dan melupakan semuanya jika kau mengatakan semua ini hanya sebuah kebohongan."

Azor memegang tangan Joen dan melepaskannya perlahan. "Tidak, aku tidak berbohong."

PLAK

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi Azor, wajahnya bahkan masih berada di posisi yang sama saat menerima tamparan seolah tak merasakan apapun.

"Ini hanya pengakuan kecil, lalu apa yang akan kau lakukan saat kau mengetahui semuanya?"

Joen mencengkram kerah kemeja Azor, "katakan! Apalagi sekarang? Apa kau melakukan hal yang lebih buruk kepadaku?"

"Lebih dari itu."

Joen yang mendengar jawaban Azor semakin geram, bukannya meminta maaf Azor justru mengatakan sesuatu yang lebih buruk lagi.

Dengan sekuat tenaga Joen membuat Azor berdiri, kembali ia cengkram kerah kemejanya. "Kau lebih buruk dari dugaanku." Mata birunya kini memerah karena air mata yang kembali menggenang, "Kau adalah manusia terburuk yang pernah kutemui selama aku hidup." Ucap Joen tepat di depan wajah Azor.

"Sayangnya kau sudah ditakdirkan dengan manusia paling buruk ini." Jawab Azor dan mendekatkan wajahnya, "Aku yang mengukir takdir mu, dan kau tidak akan bisa keluar dari lingkaran takdir mu sendiri Joen Emerson."

Azor mendekatkan bibirnya ke telinga Joen lalu membisikan sesuatu. "Lana Emerson, aku mengenalnya."

Deg!

~'~

"Redhyer."

Azor menoleh saat seseorang memanggil namanya.

"Aku mencarimu, dan kau justru diam di sini dengan secangkir teh di tanganmu?"

"Kapan kau kembali?"

"Baru saja, dan aku langsung pergi untuk menemui mu."

"Ada apa?"

"Ini." Stevens menyerahkan beberapa lembar kertas. "Itu adalah artikel yang akan di publish." Lanjut Stevens.

"Tempat pembunuhan?"

"Aku menemukan beberapa potong jari yang sudah menjadi tulang di sana, selain itu ada beberapa tengkorak juga."

"Sudah di identifikasi?"

"Ya sudah, itu adalah tulang dari pria bernama Thony D. Dia mati sekitar 35 tahun yang lalu. Dan aku menemukan fakta bahwa dia dulunya adalah rekan bisnis organisasi Gregor."

Azor menghentikan gerakan tangannya saat akan membuka lembar kertas lainnya, "Apa?"

"Aku telah memeriksanya dan itu memang benar. Dia menyalurkan beberapa tenaga kerja untuk membantu pekerjaan disana."

"Lalu?"

"Entah bagaimana dia bisa berakhir di sana tapi yang jelas identitas nya akan di samarkan saat di tulis di artikel dan berita nanti."

"Lalu kau?"

"Ahh...aku benar benar naik 2 pangkat. Ini adalah kasus yang tidak bisa di pecahkan sejak 35 tahun yang lalu karena Thony D menghilang begitu saja. Dan aku akan dilantik dengan upacara khusus."

"Kau pasti senang." Ucap Azor dengan mendecih pelan.

"Tentu saja." Stevens tersenyum bangga.

"Oh ya, aku melihat Joen tertidur sangat pulas. Apa dia sangat kelelahan? Berapa kali kau melakukannya?"

"Dia terlalu banyak menangis."

"Sudah aku duga, apa kau tidak memiliki rasa kasihan sedikitpun Redhyer?"

"Masalahnya dia menangis bukan karena itu."

"Lalu? Apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya mengatakan bahwa akulah yang membunuh profesor di university house white dulu."

"Apa?! Kau gila? Lalu bagaimana dengan reaksinya?"

"Dia benar benar marah, aku hanya memberitahunya lalu kenapa reaksinya berlebihan?"

"Kau tahu sendiri bagaimana hatinya, dia itu pria yang lembut, manis da-...aah maksudku dia pria yang baik. Dia pasti terkejut saat mengetahuinya."

"Itu bahkan bukan sesuatu yang serius."

"Merenggut nyawa seseorang bukanlah hal serius bagimu."

"Apa?"

"Tidak, tidak. Aku tidak mengatakan apapun."

"Dia pasti tidak ingin bertemu denganku untuk sementara waktu. Jadi aku akan pergi ke Milan untuk memeriksa pabrik itu, saat aku pergi kau jaga Joen. Pikirannya mungkin sedang kacau dan dia akan berusaha pergi dari sini. Jika dia melakukan itu ikat kedua kakinya, jika perlu tembak saja. Jangan biarkan dia keluar dari tahanan Gregor."

Stevens hanya mengangguk saat suara Azor mendingin di akhir kalimatnya. "Bukankah dia akan terluka?"

"Bukankah lebih baik dia terluka di tahanan, daripada dia keluar dari sini dan langsung mati?"

"Aku hanya berusaha melindunginya Steve."

"Aku tahu itu, tapi caramu yang menyakitinya Redhyer."

_

"Steve..ayah ku ada di sini." -Azor

~'Gregor'~

Ini adalah update terakhir untuk seminggu kedepan, tunggu Al sebentar lagi readers dan Al akan segera kembali:) vote nya yg bnyk ya biar smngt. With love Alstory!

𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang