"Kau benar benar akan mengajakku ke restoran Chinese?" Joen mendongak menatap Azor yang berjalan di sampingnya.
"Tentu saja." Jawab Azor sembari mengeratkan genggamannya di tangan kecil sang dokter.
"Apa kau sesenang itu?" Kini Azor yang bertanya saat mengimbangi langkah kecil Joen.
"Hum" Joen mengangguk cepat, rambut lurusnya bergoyang dengan mata indahnya yang berbinar.
"Jadi kau serius belum pernah datang ke restoran Chinese?"
Joen kembali mengangguk, dan kali ini binar dimatanya terlihat berkurang. Azor yang melihat itu sedikit merasa bersalah.
"Tidak masalah, hari ini kita coba semua masakan Chinese yang kau inginkan. Bagaimana?"
"Benarkah?" Suara Joen kembali terdengar antusias. Wajah murungnya dengan cepat menghilang berganti dengan hentakan kaki kegirangan.
"Why not? Sekarang ayo masuk." Azor membukakan pintu mobilnya, dan dengan cepat Joen masuk lalu menyamankan posisi duduknya.
"Apa kau siap untuk makan banyak dokter?"
"Hum." Joen mengangguk yakin dan dengan begitu Azor mulai menjalankan mobilnya menuju restoran Chinese.
~'~
"Whooa" suara pertama yang keluar dari bibir mungil Joen saat melihat restoran Chinese yang ada di hadapannya.
"Apa kau menyukainya?" Tanya Azor dan kembali menggenggam tangan Joen.
"Bagaimana kau tahu ada tempat seperti ini?" Bukannya menjawab Joen justru balik bertanya.
Azor mendekatkan bibirnya kearah telinga Joen. "Rahasia." Jawabnya dengan suara berat khas miliknya, dan dengan cepat Azor menarik tangan Joen untuk masuk kedalam restoran.
"Private room." Ucap Azor kearah pelayan yang menjaga bagian pemesanan dan kasir.
" Wait a moment please ." Jawab pelayanan itu dan mengetikan sesuatu di komputernya untuk mengurus pemesanan private room.
"Azor.." Joen bersuara pelan sembari menarik kecil baju Azor. Azor yang mendengar suara joen menoleh kearah pria manis itu.
"Kenapa semuanya berwarna merah?" Bisik Joen, Azor yang mendengar itu berusaha menahan senyumannya.
"Entahlah, memangnya kenapa?" Tanya Azor balik berbisik.
"Apa kau tidak merasa aneh?" Joen masih berbisik.
"Tidak."
"Kau tahu? Aku pernah menonton film psikopat. Ada yang di bunuh di ruangan dengan nuansa merah seperti ini." Joen semakin berbisik dan mendekatkan tubuhnya kearah azor. Sedangkan Azor yang melihat itu memalingkan wajahnya untuk tersenyum kecil sebelum kembali membalikan wajahnya dengan ekspresi terkejut.
"Benarkah? Kau cukup berani menonton film seperti itu." Jawab Azor kembali berbisik tepat di telinga Joen tapi kali ini pria itu menjilat kecil daun telinga Joen yang berhasil membuat Joen terkejut.
"Ap-..."
"This sir." Suara pelayan tadi yang kini menyerahkan kertas berserta sebuah kunci.
Azor langsung mengambilnya tanpa mengatakan sepatah katapun, ia kembali menarik pelan tangan Joen menuju private room agar acara makan mereka tidak terganggu.
"Ahh...disini juga ada bendera berwarna merah." Joen terdengar lelah saat melihat bendera dengan tulisan Mandarin itu terpasang di dalam private room.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃
RomancePenjara Gregor adalah penjara dengan tingkat kejahatan tertinggi di Itali. Bagaimana seorang dokter muda yang bekerja di Tahanan Gregor menghadapi situasi berbahaya setiap harinya apalagi saat di pertemukan dengan seorang pidana yang memiliki kekuas...