BRUG
Terdengar suara keras dari balik pintu ganda yang terbuat dari besi itu. Di jam 12 malam seseorang mencoba mendobrak pintu besi yang menghalanginya untuk masuk.
Dua polisi yang menjaga pintu itupun kini terdiam dan saling memandang satu sama lain. Keduanya merasa takut saat seseorang di luar sana mampu menendang pintu besi yang sangat berat itu hingga hampir terbuka.
BRUG
BRUG
Lagi, suara tendangan keras itu berhasil menyita perhatian para tahanan yang keberadaan sel nya tidak jauh dari pintu tersebut.
"Hey! Kenapa tidak kau buka pintunya!" Teriak salah satu tahanan kearah dua polisi yang sedari tadi hanya memandangi pintu dengan perasaan takut.
"Cepat buka pintunya! Suara keras itu mengganggu tidur kami!" Tahanan yang lain mulai bersuara karena merasa kesal dengan dua polisi muda yang terlihat ketakutan hanya untuk membuka pintu.
"Tenanglah! Kembali ke posisi kalian!" Kini salah satu polisi itu balik berteriak. Dan para tahanan mulai kembali ke tempat mereka.
"Sial! siapa orang yang berusaha masuk di tengah malam seperti ini?!" Ucap salah satu polisi itu yang masih setia melihat pintu di hadapan nya berusaha di buka.
BRUG
Polisi itu tersentak saat seseorang di luar sana kembali menendang pintu.
"Kau bukalah!"
"Kenapa aku?!"
"Cepat! Aku akan menjaga mu dari belakang." Ucap salah satu polisi itu dan mendorong polisi yang lebih muda darinya untuk membuka pintu. Sedangkan ia sendiri mulai mengeluarkan pistol nya dan mengarahkan nya ke arah pintu yang akan di buka untuk berjaga jaga jika yang masuk nanti adalah seorang penjahat.
Salah satu polisi yang kini telah berada di dekat pintu kembali menoleh kebelakang seolah meminta dirinya dibebeaskan dari perintah menegangkan ini. Tapi tak sesuai dengan yang di harapan polisi yang berada di belakangnya justru mengangguk meyakinkan agar ia segera membuka pintunya.
Polisi itu mulai membuka perlahan kunci besi nya tapi tak berselang lama...
BRAK
Satu tendangan keras berhasil membuat polisi yang berusaha membuka pintu itu terpental karena pintu besi itu di buka dengan tendangan yang sangat keras.
Polisi itu terpental sejauh 5 meter dengan hidung yang berdarah dan wajah nya yang mengalami luka luka.
Polisi yang kini memegang pistol itu membulatkan matanya, tangan nya bergetar hingga pistol nya jatuh. Ia menoleh ke belakang dimana rekan nya kini tidak sadarkan diri.
Polisi itu berusaha menghampiri rekan nya yang tak sadarkan diri itu tapi sebelum itu terjadi baju belakang nya terasa di tarik dengan keras hingga bajunya terasa mencekik lehernya.
"Kkk le-pskk"
Bruk
Azor menjatuhkan tubuh polisi itu setelah mencekiknya hingga pingsan. Setelah itu ia kembali berjalan setelah menginjak punggung polisi itu dengan keras.
Para tahanan kembali berdiri di sel mereka saat mendengar suara gaduh di tempat polisi tadi, semua tahanan yang ada disana kini membulatkan matanya saat seorang Redhyer mulai berjalan ke lorong mereka.
"Tuan!" Ucap mereka serempak seraya menundukkan kepalanya.
Azor berhenti di tengah tengah lorong. Mata merahnya melirik kearah para tahanan.
"Tidak berguna." Ucapan singkat yang keluar dari mulut Azor berhasil membuat para tahanan gemetar ketakutan. Mereka semua tak berani bergerak sampai Azor berjalan menjauh.
~'~
Tok
TokAzor mengetuk pintu berwarna putih yang khas dengan warna pintu ruang kesehatan. Jika tadi ia mendobrak pintu begitu saja kini berbeda saat ia berada di depan pintu ruang kesehatan seorang dokter yang ia cintai. Ia bahkan rela mengetuk perlahan dengan jari nya di depan pintu tersebut.
"Bodoh." Ucapnya sendiri setelah menyadari jika pintu itu tidak akan dibukakan oleh siapapun di jam 12 malam.
Azor mulai mendorong pelan pintu tersebut dan masuk dengan perlahan berusaha tidak membuat suara agar Joen tidak terbangun dari tidurnya.
Setelah berhasil masuk ia mulai mendekat kearah Kamar Joen. Ia kini lebih berhati hati lagi saat membuka pintu kamarnya.
"Huh.." Azor menghembuskan nafas lega saat ia berhasil masuk kedalam kamar Joen. Ia tidak bisa menahan senyum kecil nya saat melihat Joen yang kini tertidur pulas.
Bibir tipis berwarna merah mudanya terbuka kecil, wajah putih bersih nya terlihat sangat indah dengan rambut yang menutupi dahinya.
Azor mendekat, tangan besarnya mulai terulur untuk menyentuh wajah pria manis yang sangat ia rindukan. Tapi sebelum itu terjadi Joen mulai bergerak tidak nyaman, mungkin menyadari gerakan yang ada di sekitarnya.
Azor menjauhkan tangan nya dan kembali berdiri. Ia melipat kedua tangan nya di dada dengan masih memperhatikan wajah indah Joen saat tertidur. Setelah beberapa menit Ia mulai membuka jasnya dan menjatuhkan nya kelantai. Setelah membuka jas nya ia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu membuat tubuh atas nya terekspos. Tato khas dengan nama G;000 itu terpampang jelas di dada bidangnya. Dengan tubuh yang penuh dengan bekas luka tak membuat seorang Azor terlihat memiliki kekurangan tapi justru memberikan kesan indah dan menawan ditubuhnya.
Azor melemparkan kemejanya, dan hanya menyisakan celana hitamnya. Ia mulai bergerak kearah kasur Joen membuat gerakan tanpa berhati hati hingga tidur Joen mulai terganggu.
Saat sedang berusaha membuka matanya, Joen terkejut saat merasakan tangan besar masuk kedalam bajunya dan mengelus pelan perutnya.
"Ap- ahk.."
Belum sempat Joen berbicara tubuhnya di tarik hingga menempel pada tubuh pria besar di belakangnya. Dengan posisi menyamping pria di belakangnya mulai mengelus ke bagian dada Joen dan turun kebagian pahanya.
"I-ini.."
"It's not dreams sweetie blue."
Joen membulatkan matanya. Jantungnya berdegup kencang saat mendengar suara berat dengan lumatan kecil di telinganya.
"A-azor.."
"Hm"
Azor mulai menarik celana pendek Joen dengan masih mencium kecil di ceruk lehernya.
"A-azor!.." Joen tersentak saat sesuatu yang besar dimasukan diantara pahanya hingga terasa menempel dekat dengan lubang kecilnya.
"I-ini.."
"Aku tidak akan melakukan nya sekarang. Hanya biarkan seperti ini." Ucap Azor dan mulai membuka kancing baju tidur Joen.
"Kita akan melakukannya nanti." Azor menjeda kalimatnya jari nya mulai membuat gerakan memutar diantara nipple Joen hingga nipple merah muda itu mulai mengeras.
"Aahk....Azor.." Rintih Joen saat Azor memelintir nipple nya.
"Bagiamana dengan tidur telanjang dan melakukan pemanasan kecil? Bukan kah itu tidak buruk sweetie?" - Redhyer Azor Gregor
"Wajahmu terlihat sangat cantik saat berada di bawahku joen Emerson." - Azor
~'Gregor'~
With love Alstory♡!
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃
RomancePenjara Gregor adalah penjara dengan tingkat kejahatan tertinggi di Itali. Bagaimana seorang dokter muda yang bekerja di Tahanan Gregor menghadapi situasi berbahaya setiap harinya apalagi saat di pertemukan dengan seorang pidana yang memiliki kekuas...