15

39K 3.3K 69
                                    

"Arrgh!!"

Joen menutup kedua telinganya saat mendengar suara teriakan keras. Tubuh nya bergetar saat teriakan kesakitan itu terdengar di telinganya.

Azor mendorong kepala Joen agar Joen kembali bersembunyi di dada bidangnya, tangan besar nya mengelus pelan bahu kecil nya yang bergetar.

Langkah besar Azor terus membawa nya kedalam lorong yang semakin gelap, setiap langkah pria itu selalu di sambut oleh teriakan kesakitan yang membuat Joen semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa kau takut?" Tanya Azor, sedangkan pria kecil yang bersembunyi di dada bidangnya itu tak menjawab, mata pria yang ia ajak bicara itu tertutup rapat.

Tap

"Kenapa berhenti?" Tanya Joen dengan masih memejamkan kedua matanya. Pelukan nya semakin mengerat saat Azor menghentikan langkah nya begitu saja.

"Aku tidak ingin kau melihat ini tapi..."

"Apa?"

"Buka matamu dan lihat kebawah."

Dengan perasaan takut Joen mulai membuka matanya, sedetik kemudia kedua bola mata indahnya itu terbelak sempurna.

"Aaaaa!!"

Joen berteriak kencang saat melihat sebuah tangan berada tepat di bawah kaki Azor. Tangan itu, Masih ia ingat dengan jelas tangan seseorang yang menyentuhnya sebelum ia pergi dari tahanan Gregor pagi tadi. Dan kini, tangan itu tergeletak begitu saja dibawah kaki Azor.

Joen kembali menelusupkan wajahnya, Kedua tangan nya bergetar hebat.

Lain dengan Joen, Azor justru menarik sudut bibir nya membentuk senyum kecil.
Kaki jenjangnya menginjak potongan tangan tersebut dan kembali berjalan dengan Joen yang kini terlihat sangat ketakutan.

Sepanjang perjalanan Joen memeluk erat tanpa bergerak sedikitpun, ia masih merasa takut dan terkejut.

"Apa kau mengingat sesuatu sweetie Blue?" Azor berbisik tepat di telinganya membuat Joen kembali menegang.

"I-itu.. a-apa tangan itu..?"

"Yang menyentuh mu sebelum kau pergi dari tahanan Gregor."

Deg

"B-bagaimana bisa?" Joen memberanikan diri untuk mendongak.

"Dengar.." Azor kembali menghentikan langkah nya.

"Aku tidak akan membiarkan mu disentuh atau menyentuh orang lain Joen Emerson." Tegas pria bermata merah itu yang kini tampak menatap tajam kearah manik biru tenang milik sang dokter.

"Sebenarnya aku benci dengan pekerjaan mu, karena kau akan menyentuh orang lain selain aku."

Joen mengerjap, menatap wajah tegas yang kini kembali menatap lurus ke depan.

"Kau tahu Joe?"

"Hum?"

"Kau akan berada disana jika kau berani meninggalkan tahanan Gregor.." Azor mengalihkan atensinya menatap Joen dingin "Dan akan berakhir seperti mereka."

Seketika tubuh Joen menegang, sedangkan Azor mulai melangkahkan kakinya memasuki sel 000.

"Ini..." netra indah nya begerak menyusuri ruangan yang ia masuki, ingatan nya kembali berputar mengingat kejadian yang sempat ia alami beberapa hari yang lalu.

"Sel 000"

Joen menatap Azor dan kembali menunduk.

"Apa kau?... benar benar tahanan G;000 dari sel 000?"

𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓-𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang