08

7.1K 951 1.1K
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

650 vote - 700 komen for the next chapter •

- Selamat membaca -

Tangan Kalea yang semula menangkup rahang suaminya itu perlahan melemah. Ia menelan saliva bersamaan dengan gelenyar asing yang terasa sakit dalam dirinya.

"Kau mabuk. Sekarang istirahat ya?"

"Kau menolakku?" Tanya Altheo berbisik, namun tatap matanya menampilkan raut ketidaksukaan. "Kau menolak perintahku, Kalea?"

Kalea menggeleng. "Bukan begitu Theo. Tapi... kau mabuk. Kau akan menyesalinya nanti."

Altheo menatap Kalea intens. Memiring kepala pria itu mengamati, membuat Kalea menelan salivanya sedikit ngeri. Pria itu terkekeh lalu mengambil dagu Kalea dan ditarik mendekat ke arahnya.

"Kau tahu aku bisa menyakitimu jika aku marah bukan?" Bisiknya. "Maka jangan buat aku marah, Kalea."

Pria itu tersenyum mengerikan. Tangannya bergerak mengusap rahang Kalea memberikan sentuhan sensual kepada istrinya. "Lagi pula, kapan lagi kau aku persilahkan menyentuh tubuhku euh?"

"Cepat! Aku tidak punya waktu bernegosiasi denganmu." Altheo melepaskan tangannya, setelahnya pria itu bangkit duduk di tepi ranjang membuka sisa-sisa kancing kemejanya.

"Ayo, puaskan aku. Kau adalah jalang yang sudah aku beli. Jadi, jangan kecewakan Tuan-mu ini, sayang."

Mata Kalea mulai memanas mendengarnya. Bertubi-tubi rasa sakit itu tak henti menyerang dirinya. Hingga menelan saliva saja terasa susah. Sesak memupuk di dadanya.

Sampai kapan ia terus direndahkan oleh suaminya sendiri?

"Kalea." Altheo memperingati, dengan matanya yang memejam menunggu Kalea melaksanakan tugasnya. Memuaskan dirinya.

Kalea bangkit berdiri, ia menatap Altheo lama lalu berkata, "Aku tidak bisa."

Mata Altheo terbuka, ia membalas tatapan Kalea dengan sorot mata tajamnya. Apa tadi katanya? Tidak bisa?

"Tidak bisa ya?" Altheo tertawa dibuatnya. Namun sedetik setelahnya tawa itu berganti dengan geraman tanda kemarahannya. "Tidak bisa hm?"

Pria itu bangkit menghampiri Kalea, berjalan ke arah istrinya itu yang kini memundurkan langkahnya. Hingga akhirnya ia berhasil mengukung Kalea di tembok, mengunci pergerakan gadis itu membuatnya tak bisa kemana-mana.

Altheo memiringkan kepala mendekatkan jarak mereka. "Penolakkanmu menyentil harga diriku Kalea," bisiknya tepat di telinga Kalea. Gadis itu meremang hebat dibuatnya.

"Kau pikir tinggal dirumahku itu gratis?" Hembusan nafas Altheo terasa di kulit leher Kalea, kencang menerpa dengan hembusan sensual yang di sengaja. "Tidak Kalea. Kau harus membayarnya. Dengan mengikuti semua yang aku perintahkan, baik itu untuk bekerja, atau bahkan melayani kebutuhanku sebagai seorang laki-laki dewasa."

Altheo tertawa melihat gadis itu gemetar takut karenanya, sisi dominannya kian terbakar membara-bara ingin menghabisi Kalea detik ini juga. Terlebih kala mata sayup itu terlihat begitu lemah dengan sembab yang terlihat begitu basah. Membuat nafsunya kian tersengat di atas kepala.

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang