04

6.9K 925 754
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

550 vote - 500 komen for the next chapter •

- Selamat membaca -

Kalea berdiri dengan tubuh gemetar. Berusaha menjaga keseimbangan agar buah apel yang berada di atas kepalanya tidak terjatuh. Entah apa yang dipikirkan pria itu, Kalea sungguh takut sekarang.

"Geser ke kanan Kalea. Sedikit saja, sekitar tiga puluh centi meter." Intruksi Altheo kembali terdengar.

Menurut. Kalea bergeser pelan mengikuti intruksi. Namun sialnya, apel yang berada di atas kepalanya terjatuh ke tanah, menggelundung pelan membuat Altheo berdecak melihatnya.

"Maaf," ucapnya lirih. Menunduk takut. Kalea tak bisa mengambilnya sebab tangannya terikat ke belakang.

"Bodoh!" Sentak Altheo. Melangkah pria itu ke arah Kalea, mengambil apel di tanah itu lalu meletakannya lagi di atas kepala Kalea. "Menjaga keseimbangan saja tidak mampu. Tapi berlaga siap menjadi istriku, cih!"

Altheo sedikit menjauh lalu mengukur ketepatan posisi Kalea dengan mengangkat kedua tangannya di depan mata. Setelah dirasa pas, pria itu berkata, "Good. Posisi ini sudah bagus. Jangan bergeser lagi."

Pria itu kembali ke posisinya. Mengambil anak panahnya  membuat Kalea menatapnya nanar dengan menelan saliva.

"Let's play to the game, bitch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Let's play to the game, bitch." Altheo menyeringai, menyatukan busur panah dengan anak panahnya itu untuk membelah targetnya— sebuah apel di atas kepala Kalea.

Satu kaki Altheo mundur kebelakang menjadikan posisinya menyamping, lalu pria itu menaikan busur panahnya sejajar dan menariknya. Kontan, mata Kalea memejam ketakutan dibuatnya.

"Buka matamu Kalea!" Geram Altheo saat gadis itu malah memejamkan mata. Tidak akan menyenangkan permainan ini jika gadis itu tak merasakan sensasinya.

"KALEA!" Sentak Altheo kian keras membuat Kalea mau tak mau membuka matanya. Matanya gemetar menatap Altheo, berkaca basah menjatuhkan satu butir air matanya.

"Theo..."

Tak perduli akan tatapan permohonan gadis itu. Altheo justru langsung melepaskan anak panahnya.

Sleb!

"Aaaa!" Kalea spontan memejam katakutan.

"Ah... meleset," gumam pria itu memasang ekspresi sedihnya kala anak panahnya justru menancap di atas papan berjarak satu centi meter dari buah apel di atas kepala Kalea.

"Anak panahku meleset Kalea, bagaimana bisa?" Tanya pria itu pada Kalea yang sudah berderai air mata. Namun bukannya kasihan, pria itu justru tertawa setelahnya. Kencang sampai membuat Arumi yang melihat kejadian itu dari kejauhan dapat mendengarnya.

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang