26

9.1K 1.1K 1.9K
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

1k vote - 1,7k komen for the next chapter

- Selamat membaca -

Katanya, jatuh cinta itu menyenangkan. Lantas kenapa Kalea tidak? Justru, dalam perkara jatuh cintanya, dia cenderung terluka.

Hati kecil Kalea ingin beranjak pergi sejauh mungkin. Namun mengingat dia sudah terlanjur mengambil jalan ini membuatnya urung. Semula kan, ini keinginannya. Lagi pula, ada banyak yang menaruh harapan atas pernikahannya. Dan sialnya, dia sendiri kehilangan harapan itu.

Lalu, apa yang lebih menyakitkan dari ini?

Saat ia sudah mulai membuang jauh harapannya, dan dengan sengajanya pria itu menyiraminya lagi.  Membuat pertahanannya goyah lagi. Membuatnya terlihat menyedihkan sekali, sebab tak bisa membenci orang yang bahkan sudah membuatnya terluka berkali-kali.

Apalagi berhenti untuk mencintai.

***

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pria ber jas putih dengan stetoskop yang dikalungi. Dia duduk di kursinya menghadap seorang pria yang sudah mendatanginya pagi-pagi sekali. 

"Istrimu tidak pulang ke rumah? Atau kau merajuk lagi?" Tebak sang dokter membuka obrolan. Dia meletakkan kedua tangannya di atas meja, menatap sang lawan bicara. 

Mendengarnya Altheo berdecak karena merasa diejek. "Bukan itu!" Sentaknya kesal.

Dokter dengan name tag Julian Radflasho itu tertawa. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi, merasa terhibur dengan klien-nya yang satu ini.

"Lalu, apa keperluanmu datang ke sini, Tuan Altheo Cedric Kalansi?" Tanya dokter itu lagi.

Altheo menarik nafasnya dan menjawab, "Tentang istriku," jawabnya, sedikit membuang muka.

Mendengar itu sang dokter tersenyum. Kan, apa tebakannya. Pasti dia akan seperti psikolog lagi sekarang.

"Jika ingin konsultasi mengenai perasaanmu dan segala problematika rumah tanggamu itu, lebih baik kau datang ke psikolog. Sebab di sana tempat yang tepat. Bukan ke sini. Saya bukan psikolog, saya dokter spesialis penyakit dalam," kata sang dokter menunjuk papan nama identitasnya.

Altheo melirik tipis mengikuti arah tunjuk dokter itu. "Aku tahu," sahutnya.

"Lalu kenapa kau datang ke sini dengan keperluan yang menyangkut istrimu?" Tanya sang dokter menaikkan sebelah alisnya. "Apa hubungan istrimu denganku?"

"Kalea Severin," kata Altheo. "Nama istriku adalah Kalea Severin. Salah satu pasienmu."

Dokter itu terdiam. Alisnya mengkerut dalam. Pasiennya banyak. Tapi dia mengingat pasien atas nama Kalea. Pasien yang rutin konsultasi mengenai kondisi jantungnya kepadanya selama beberapa bulan ini. Bahkan baru kemarin sekali pasiennya itu mendatanginya untuk chek up rutin padanya. Memantau perkembangan kesehatannya.

"Aku ingin meminta rekam medis Kalea," kata Altheo lagi.

Dokter Julian terdiam sejenak sebelum menjawab, "Saya tidak bisa memberikan data pasien kepada sembarang orang, Tuan."

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang