21

10.4K 1.1K 1.3K
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

950 vote - 1,2k komen for the next chapter

Note :

Satu chapter ini isinya flashback
kejadian tiga hari lalu.

- Selamat membaca -

Altheo memasuki kamar mandi. Dia membuka satu persatu pakaiannya dan membuangnya begitu saja di lantai. Menyapu air dalam bath up dengan tangannya sebelum masuk ke sana. Namun ia terkejut saat merasakan airnya terasa dingin seperti apa yang diinginkannya.

Satu pertanyaan muncul di kepalanya. Apakah Kalea menyiapkan ini untuknya? Tapi kan, dia tidak memintanya.

"Sejauh apa perempuan itu tahu tentangku?"

Altheo menatap air itu lama seakan mencari jawaban di sana. Dia menghela nafasnya saat pikiran di kepala membuatnya kian gundah. Dan akhirnya, pria itu membersihkan diri dalam keadaan dilema dengan ketidaknyamanan yang terasa asing di dadanya.

Kini Altheo mulai mengenali satu hal yang dirasakannya; bahwa dia mulai terbiasa dengan perhatian yang Kalea berikan kepadanya.

Namun Altheo tetaplah Altheo. Dia enggan untuk mengakui bahwa dia sudah mulai menerima Kalea dihidupnya. Pria itu terus menyangkal. Tak mau jika Kalea memenangkan pertarungan ini. Sebab, jika dia kalah, perempuan itu akan seenaknya nantinya. Dan, Altheo tidak akan membiarkannya.

Tapi, sejauh pikiran-pikiran itu menyangkalnya. Seutas senyum mengiringi aktifitas mandinya tiap kali tangan Altheo menyapu air dalam bath up yang merendam tubuhnya. Matanya memejam menikmati dinginnya air menyapa lapisan epidermisnya.

Dia suka saat Kalea begitu menggilainya.

Namun senyum Altheo luntur dan berganti dengan mengetatnya rahang tanda kemarahan saat mendapati pesan dari seseorang yang sangat tidak disukainya. Asher. Pria itu lagi-lagi mengirimkan pesan ancaman bahwa dia akan merebut Kalea darinya.

"Asher sialan!" Altheo mendesis, menatap tajam ke arah depan sambil meremas ponselnya.

****

Mandi yang menghabiskan waktu cukup lama dari biasanya itu akhirnya selesai. Kini Altheo sedang mengancingkan kemejanya di depan cermin. Bersiap untuk pergi sebab ada agenda yang harus dia lakukan.

Dan dari ekor matanya Altheo melihat Kalea yang terus menatap ke arahnya dan memerhatikan tiap pergerakannya. Namun Altheo berusaha abai, dia tak menyahut segala ocehan Kalea yang banyak bertanya. Ia hanya fokus dengan kancing kemejanya.

Wanita itu terus bertanya kemana dia hendak pergi dan lainnya. Cerewet sekali.

"Kalau mau pergi, jangan kebut-kebutan ya? Jalanan sedang licin sekarang."

"Hm."

Altheo hanya membalas dengan deheman, namun entah kenapa efeknya begitu besar bagi wanita yang sedari tadi dia diamkan. Senyumnya merekah, dan itu berhasil membuat Altheo menghentikan kegiatannya dalam beberapa detik menatap Kalea dari pantulan kaca.

"Kalau boleh tahu kau mau kemana?"

"Den Helder," sahutnya kembali melanjutkan kegiatannya.

"Dulu waktu kecil aku pernah ke sana sama Ayah, dan ada toko kue yang enak sekali. Namanya Dronklyn Bakery," ucap Kalea. Wanita itu tertawa di akhir kalimatnya seperti tengah mengingat kenangan manis.

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang