Setelah selesai kelas, Zarifa tidak pergi ke ruang asatidz tapi ia memilih kembali ke kediaman, karena dia melihat mobil Ning Fadhla terparkir di parkiran, juga mendengar beberapa percapakan para Santriwati yang membicarakan dengan penuh kekaguman kepada keluarga kecil mereka. Karena itulah, Zarifa tidak sabar ingin cepat kembali ke kediaman karena ingin cepat bertemu dengan Gus Tajri. Namun, diperjalanan tergesa-gesa nya ada saja yang harus menghentikan langkahnya.
"Ceu Ifa...," suara bariton itu memanggil Zarifa.
"Na'am Ustadz Fuad?" Jawab Zarifa setelah menoleh dan memberhentikan langkahnya.
Ustadz Fuad merupakan ustadz yang juga mengajar dan mengabdi (alumni) di pondok pesantren Al-Jabbar, itu artinya ustadz Fuad sudah lama mengenal Zarifa. Ia juga sepertinya ada hati terhadap anak angkat Abah Haji itu.
"Afwan Ceu, Ceceu setelah selesai kelas nanti sore apakah ada waktu?" Tanya Ustad Fuad hati-hati.
"Afwan sebelumnya, ada sesuatu yang penting kah ustadz?" Tanya balik Zarifa.
"Saya ingin mengajak Ceceu untuk jalan-jalan di Sore hari," bukan sekali dua kali ustadz Fuad mencoba mengajak Zarifa untuk bisa berduaan, tapi sudah berkali-kali, dan kali ini benar-benar membuatnya risih.
"Afwan Ustadz jika tidak ada sesuatu yang penting saya pamit undur diri, ada yang lebih penting daripada ini. Assalamualaikum...," jawab Zarifa dan melenggang pergi meninggalkan Ustadz Fuad.
☘️☘️☘️
Sesampainya di kediaman, Zarifa langsung mengucapkan salam dan memasuki kediaman Abah.
"Assalamualaikum...," salam Zarifa dan langsung menghampiri Kakak angkat yang ia rindukan setelah 6 bulan tidak bertemu.
"Wa'alaikumsalam... Ifaaaa...," pekik Ning Fadhla saat melihat sosok adik yang ia sayangi dan berhambur memeluknya dengan riang. Walaupun tak sedarah tapi mereka begitu sangat akrab satu sama lain.
"Aaaa... masyaaAllah kangennyaaa...," Zarifa membalas pelukan Ning Fadhla, Ummah dan Gus Rizal hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.
"Gus Tajri mana Ning?" Tanya Zarifa saat mendapati bahwa dia tidak melihat Gus Tajri.
"Sama Abah, Abah gitu kalau udah ketemu Tajri," jawab Ning Fadhla.
"Ish Abah ni ya"
"Ihhhh kangennyaaa...," Zarifa kembali memeluk kakaknya itu.
"Samaaaa...," Ning Fadhla membalas pelukan Zarifa
Mereka akhirnya mengobrol dengan asik sesekali bersenda gurau. Sampai akhirnya anak bungsunya datang juga dari menguruskan pendaftaran. Ceu Nadhira yang terlihat begitu lemas dan tak berdaya, penuh keringat di keningnya, masuk pun tanpa memberi salam dan langsung menjatuhkan tubuhnya di hadapan mereka yang sedang asyik mengobrol.
"Astaghfirullah... ni anak pikang ummah begini banget ya dateng-dateng bukannya salam malah terkulai," ejek Ning Fadhla.
Ceu Nadhira yang menyadari suara itu seakan-akan tak asing dengannya, yang tadinya memejamkan mata langsung ia buka kembali dan melihat ke atas langit-langit rumah.
Setelahnya ia menoleh ke arah sumber suara tadi dan melongo seketika, ummah pun yang melihat tingkahnya dibuat menggeleng-gelengkan kepala. Sedangkan Gus Rizal tersenyum miring, dan satu lagi Zarifa tergelak karena ekspresi muka adiknya itu.
Setelah Ning Nadhira betul-betul mengenali kakak pertamanya ia pun bangun dari baringnya, dan kemudian memekik kegirangan.
"Aaaa... Ning Fadhlaaaa....," Ning Nadhira merentangkan kedua tangannya dan menjatuhkan dirinya ke pelukan Ning Fadhla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...