Suara Adzan terdengar bersahut-sahutan dari berbagai penjuru. Sepasang kekasih yang baru saja memiliki julukan suami isteri itu masih berada di atas Kasur dengan mata yang masih terpejam.
Gus Kenzhi melenguh terbangun karena merasakan ada sesuatu yang menimpa kepalanya. Saat dilihatnya, ternyata kepala Zarifa yang tersandar pada kepala ranjang itu jatuh tepat pada kepala Gus Kenzhi.
Pelan-pelan Gus Kenzhi mengangkat kepalanya, tangannya dengan sigap menangkup kepala Isterinya agar tetap nyaman dengan tidurnya.
Gus Kenzhi melihat keadaan Zarifa yang masih mengenakkan mukena putihnya. Kemudian atensinya beralih pada bak kecil diatas nakas juga handuk kecil dibagian kakinya.
Lengkungan terbentuk di bibirnya, wajahnya ia dekatkan ke telinga Zarifa yang tertutupi mukena.
"Sayang, sudah subuh, ayok jama'ah," Bisiknya.
Zarifa perlahan membuka matanya, tersenyum melihat wajah suaminya.
Detik berikutnya...
Sukses membuat matanya terbelalakterbelalak karena panik."Kakak udah bangun? Ada yang sakit? Mana yang sakitnya?," Panik Zarifa mengingat kejadian tadi.
Gus Kenzhi tersenyum manis. Sangat manis melebihi kadar gula, siapapun yang melihatnya akan terasa menusuk ke dasar jiwa. (Alah lebay sia teh thor ahhh...)
Ini adalah kali kedua Gus Kenzhi melihat Zarifa begitu panik, bedanya dulu belum menjadi hak miliknya. Tangannya menangkup kedua pipi ranum Zarifa, kemudian berkata dengan penuh kelembutan.
"Jazakillah Zaujati... Habibati...," Katanya masih dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
Kemudian dengan secepat kilat Gus Kenzhi memajukan wajahnya memberikan kecupan yang sangat singkat, sontak hal itu membuat Zarifa membelalakkan matanya kaget.
Sang pelaku pun berlalu terbirit-birit menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
"Kakak!" Pekik Zarifa sambil melemparkan bantal ke arah Gus Kenzhi.
☘️☘️☘️
"Kita semua pulang dulu ya," Pamit Abah Haji Zengi.
"Abah hati-hati, kang hati-hati ya bawa mobilnya," Pesan Gus Kenzhi sambil menyalami kedua orang tuanya.
"Ning Ifa ditunggu kedatangannya di rumah Abah," Kata Hayyah.
"InsyaaAllah Ning, sore ke sana," Jawab Zarifa tersenyum.
Dua keluarga yang sudah menjadi satu bagian tersebut saling bersalaman, pamit untuk kembali ke rumah.
"Nanti siang mau makan apa kak? Biar Ifa masakkan," Tawar Zarifa kepada Suaminya di sela-sela perjalanan mereka menuju kamar.
Tepat hari ini adalah jumat, maka dari itu kelas madrasah pun libur di hari ini. Sehingga, tak ada jadwal bagi para ustadz maupun ustadzah untuk mengajar para santriawan dan juga santriwati.
"Kita makan diluar aja, hari pertama gak boleh capek-capek dulu ya sayang," Jawab Gus Kenzhi sembari mendekatkan tubuh isterinya dengan tangan yang bertengger di pinggang ramping Zarifa.
"Ekhemmm, iinnahu haarun Hunaa," Suara Nadhira dari belakang pasutri baru itu sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
Semua orang tertawa mendengar Nadhira.
"Jangan iri jangan iri, nikmatin aja dulu kesendiriannya ya deck," Ning Fadhla menimpali.
"Ceu Dhira gandeng tangan ibu aja deh sini," Ibu Azizah mendekat dan menggandeng tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...