Bagian 25 || Minta Izin

66 14 15
                                    

Seorang lelaki dengan menarik koper nya di area parkiran dan berteduh dibawah pohon rindang, mencari Go-car yang sudah dipesannya. Lelaki tersebut terlihat mengotak-atik ponselnya, kemudian mulai menempelkan ke telinganya.

Sementara itu, gadis yang sudah bersuami tak lain adalah Zarifa telah kembali dari mobil sang suami setelah mendapatkan ponselnya.

"Mbak!!!," teriak seseorang memanggil Zarifa dengan sebutan mbak.

Zarifa menoleh karena mendengar teriakan tersebut. Wanita yang memanggilnya berlari kecil agar cepat sampai dihadapan Zarifa.

"Iya Mbak?," tanya Zarifa.

"Ini mbak dompet mbak tadi jatuh," Wanita tersebut menyodorkan dompet yang ditemukan nya.

Zarifa melihat dompet tersebut, berwarna coklat gelap dan lebih dominan dompet laki-laki, Zarifa tersadar ini bukan miliknya dan juga bukan milik Gus Kenzhi.

"Bukan dompet saya mbak, suami saya juga gak punya dompet ini," Jawab Zarifa dengan sopan.

"Loh tadi aku lihat ini tergeletak di dekat mobil yang tadi mbak masuki,” jelas wanita tersebut.

" Ya udah gini aja, saya izin untuk cek dompetnya ya mbak," Izin Zarifa untuk mengecek dompet tersebut.

Wanita tersebut mengangguk sambil menyerahkan dompet yang ditemukannya.

Zarifa mulai membuka dompetnya, mengecek kartu-kartu yang ada atas milik siapa. Namun, ekspresi terkejut masih bisa dirinya tahan karena tidak ingin terlihat oleh si wanita yang menemukan dompet tersebut.

Zarifa terkejut melihat isi dompet itu, karena dirinya melihat foto kecil ukuran 3x4 memperlihatkan wajah saat dirinya kecil nan imutnya dengan deretan gigi yang rusak. Kemudian menemukan satu lembar lagi yang ukurannya sedikit lebih besar.

Dilihatnya dalam foto tersebut, terdapat dua orang anak kecil laki-laki dan perempuan tengah bermain bedak, mungkin asal muasalnya dari games tebak-tebakan dan berakhir yang kalah dipakaikan bedak.

"Gimana mbak?," tanya wanita tersebut.

"Ehh iya mbak maaf, ini dompet saya ternyata. Maaf ya mbak terimakasih sudah menemukan dompet ini dan mengembalikan kepada saya," Jawab Zarifa dengan tutur kata yang begitu halus.

"Oh iya mbak Alhamdulillah kalau gitu, sama-sama mbak. Saya pamit ya mbak, lain kali hati-hati mbak," Katanya sembari meninggalkan Zarifa.

'Abang pulang?,' tanya Zarifa dalam hatinyahatinya sembari melanjutkan langkahnya menuju area restoran dan menghampiri sang suami.

☘️☘️☘️

"Pondok pesantren Al-Jabar ya mas?," tanya supir Go-car pada lelaki yang duduk di jok bagian belakang mobilnya.

"Iya Pak di Al-Jabar," jawabnya.

Sampai akhirnya dengan selamat sentosa di halaman lingkungan pondok pesantren Al-Jabar.

"Alhamdulillah, saya bayarnya tunai aja ya pak," Kata Gus Zakariya sembari meraba-raba kantung baju nya yang dirasa tidak ada apapun disana termasuk dompet.

"Sebentar pak," wajah panik terpampang jelas pada wajah tampan Gus Zakariya, tangannya dengan cekatan mencari didalam isi tas nya. Namun, tetap sama bahwa jawabannya tidak ada.

"Pak Astaghfirulloh, dompet saya kayaknya jatuh pak. Saya bayar pake Dana aja dehh ya pak, nomornya berapa pak?,"

Supir tersebut menyebutkan nomor dana nya, dan langsung dikirimkan ongkosnya melalui dana tersebut.

"Maaf ya pak, terimakasih banyak," kata Gus Zakariya dengan sopan.

Gus Zakariya turun dari mobil tersebut, kemudian memasuki kawasan para santriawan dan santriwati pondok pesantren Al-Jabar.

Let Go of Love { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang