Hari ini merupakan awal yang baru bagi Gus Kenzhi mengajar para santri. Hebatnya, walaupun dia tidak ada pengalaman mengajar, tapi antusiasme santri sangat-sangat begitu menyambutnya.
Gus Kenzhi merasa hal baru ini sungguh sangat menyenangkan baginya. Dirinya ditempatkan untuk mengajar di mata pelajaran fiqih.
Metode yang digunakannya pun cukup menarik minat para santri untuk mengikuti pembelajaran.
Setelah selesai pembelajaran, Gus Kenzhi menuju ruangan Asatidz, lagi-lagi dirinya mendapati sosok perempuan yang sedang ia cari tahu tentangnya.
Hatinya mengatakan; 'Mungkinkah saya ini baik untukmu? Saya menginginkan kamu, tapi saya pun takut menyakiti kamu'
Gus Kenzhi melangkah memasuki ruangan Asatidz tersebut, dia menyapa beberapa asatidz disana. Dan kemudian menempatkan diri di tempat duduknya.
"Afwan Ceu Ifa, Ceu Ifa dipanggil Gus Zaka" Kang Badru yang kemarin menolong Gus Kenzhi mengetuk pintu, memasuki ruangan, mendekati Ceu Ifa dan menyampaikan pesan dari seseorang.
Gus Kenzhi yang memperhatikan itu mendengarkan dengan seksama, dalam hatinya mengatakan 'siapa Gus Zaka? Suaminya? Calon suaminya? Atau apa?' Banyak pertanyaan dibenaknya saat ini. Namun, tak ada satupun yang terjawab.
"Oh iya kang. Syukron, nanti saya ke sana ya, ini lagi nyari berkas dulu" Jawab Zarifa kepada Kang Badru.
Kang Badru yang sudah mendapatkan jawaban dari Zarifa kemudian pergi melanjutkan aktifitasnya kembali.
Setelah membereskan beberapa berkas, Zarifa kemudian pergi menemui Gus Zakariya, seperti yang sudah dikatakannya tadi.
Gus Kenzhi yang melihatnya dibuat penasaran oleh, siapa gerangan Gus Zaka ini?
Setelah Zarifa sudah tidak terlihat lagi di ruangan Asatidz, iya akhirnya bertanya kepada Ustadz Khairi yang berada didepannya.
"Tadz... Mau tanya, Gus Zaka itu siapa?"
"Gus Zaka itu putra kedua Abah Gus. Kakanya Ceu Ifa" jawab Ustadz Khairi.
"Kenapa Gus? Khawatir ya?" Lanjutnya menggoda Gus Kenzhi.
"Loh kenapa saya khawatir?" Tanya Gus Kenzhi berpura-pura tak faham maksudnya.
Ustadz Khairi sudah hafal dengan gerak-gerik Gus Kenzhi yang penasaran terhadap Zarifa, emang udah klop kayaknya ni Gus Kenzhi sama Ustadz Khairi. Gak perlu cerita pun dia udah tahu apa tujuan Gus Kenzhi.
Ustadz Khairi yang mendengar pertanyaan itupun tertawa kecil, kemudian berkata, "Gus lebih faham daripada saya, ya kan?" ustadz Khairi kembali menggodanya.
"Waduh tadz khairi ni bahaya ni" jawab Gus Kenzhi yang kemudian diikuti tawa keduanya.
...
Zarifa menghampiri Gus Zakariya didepan rumah Abah, Gus Zakariya asyik memberikan makan ikan-ikan kecil dikolam kecil begitu sangat menyejukkan mata para Akhwat yang melihatnya, itupun dirasakan oleh Zarifa, namun rasa itu tak lain dan tak bukan, hanya sekedar mengagumi dan menyayangi sebagai seorang sosok kakak tidak lebih dari itu.
Zarifa tersenyum dan kemudian duduk di kursi yang tersedia.
"Abang gak ganggu waktu ngajar Ifa kan?" Tanya Gus Zakariya tanpa mengalihkan pandangannya dari para ikan (ikan lebih menarik kayaknya daripada Zarifa ya Gus?).
"Nggak kok, abang mau ngapain manggil Ifa? Terus Abah sama Ummah mana?" Tanya Ifa kemudian.
"Abang mau minta anter belikan barang-barang yang perlu buat dibawa ke Tharim Fa, boleh? Abah sama ummah lagi di halaman belakang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...