Bagian 17 || Om Kenteng?

111 54 114
                                    

Pada dasarnya pagi yang kamu rasakan hari ini ada karena izin dari Allah agar kamu bisa bangun dari tidur.' ~quotes of the day, yang membuat Zarifa selalu bersyukur tiap kali dia terbangun di pagi hari.

Baghaskara yang kini sudah menampakkan dirinya dari ufuk timur, menimbulkan secercah cahaya hangat yang menembus kulit setiap insan. Kini Zarifa tengah menjemur pakaian yang baru saja dirinya cuci di area pekarangan belakang rumah Abah.

Nampak Asri, sejuk, juga dersik yang terdengar di telinganya membuat keadaan menjadi semakin tenang, hanya dengan menikmati alam ciptaan-Nya kita merasa tenang, sesederhana itu.

"Ceu Ip... " Teriak seorang anak lelaki dari pintu dapur dengan tangan kanan yang menggenggam tempe goreng. Kemudian anak itu menghampiri Zarifa sambil memakan tempe yang dipegangnya.

Zarifa menoleh ke sumber suara, kemudian menyimpan kembali pakaian yang hendak di gantungnya kedalam ember.

"Loh... Gus Aji kok makannya sambil jalan sayang?" Zarifa menangkap tubuh mungil Tajri, memeluknya dengan penuh kehangatan, walau tangannya sedikit basah.

"Ehmm... " Tajri hanya celingukkan karena tak menuruti yang sudah di ajarkan oleh Ning Fadhla, Zarifa juga yang lainnya.

Zarifa yang merasa gemash dengan tingkah Tajri, kemudian mencubit pipi gembulnya. Tajri yang diperlakukan seperti itu hanya mampu mengerucut kan bibirnya tanda kesal.

"Ceu ip dak oyeh huwit pipi Aji, hi meyay pipi Ahi nya" celoteh nya dengan mulut yang penuh dengan tempe goreng itu.

"Abisnya kamu gemesin sih. Lain kali makannya sambil duduk ya Gus Ajiii"

"Ciap ceu ip"

"Ya udah Ceceu beresin jemur dulu, Aji duduk di kursi kecil itu ya" Zarifa menunjuk kursi kecil yang berada di dekat pintu dapur.

"Ndak au, Aji au antu ceu ip"

"Ndak boleh sayang, yang ada kamu malah bikin repot nantinya. Duduk aja ya, nanti Aji sama Ceceu diajak main-main ketemu eteh santri mau?"

"Otey, janji ya"

"Janji" Zarifa dan Gus Tajri menautkan jari kelingking mereka tanda mengikat janji.

Gus Tajri melangkah ke arah kursi yang ditunjuk Zarifa tadi, sementara itu Zarifa melanjutkan aksi menjemur nya.

☘️☘️☘️

Zarifa tengah membereskan tempat tidurnya, tiba-tiba seseorang mengetuk-ngetukkan pintu kamarnya, Zarifa sudah bisa menebaknya itu pasti Gus Tajri yang akan menagih janjinya. Zarifa menghembuskan nafasnya, cucu dari Abah Haji Zalal ini memang selalu mengingat setiap hal yang dijanjikan padanya.

Zarifa melangkah dengan gontai ke arah pintu, kemudian membukanya dan menampilkan anak kecil yang memakai setelan kemeja dibalut dengan jas berwarna cream juga celana yang senada dengan Jas tak lupa kacamata hitam yang dipakainya, di sampingnya berdiri seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ning Fadhla ibu dari seorang anak yang sedang bergaya saat ini.

Zarifa yang melihat itu membelalakkan matanya tanda tak percaya dengan gaya anak kecil ini yang sudah kelewat keren, darimana style ini bisa ia gunakan? Sungguh memang di luar Nurul dan tak habis Fikri.

Ning Fadhla yang melihat ekspresi Zarifa pun hanya mampu menyerahkan tingkah stylish anak laki-laki nya itu dengan ekspresi pasrahnya.

Setelah beberapa menit terpaku, Zarifa kemudian tertawa tak henti-hentinya. Membuat Ning Fadhla menggelengkan kepalanya, juga membuat Gus Tajri melorotkan kacamata yang dipakainya.

"Ck, kok Ceu Ip tawain Aji si"

Nadhira yang mendengar suara tawa pun keluar dari persinggahan nya, kemudian menghampiri mereka bertiga. Setelah melihat penampilan unik dari keponakannya itu, Nadhira pun ikut tertawa bersama dengan Zarifa. Sementara itu Ning Fadhla hanya mampu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan sambil menahan tawa.

Let Go of Love { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang