Bagian 18 || Menuju Sah

131 54 108
                                    

Kepada : Zarifa Khasanah Kalian
Dari : Saya

"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?"
~ Kenzhi ~

"Tapi saya tidak yakin bahwasannya saya bisa tanpa kamu, sekiranya saya yang meninggalkan kamu saya minta maaf. Tapi saya janji Selain Sang pemilik hati hanya kamu-lah yang mampu ada dalam hati saya"
~ Kenzhi ~

Dua Kalimat itu yang tercatat dalam secarik kertas mampu membuat Zarifa terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Lalu disimpannya kertas itu, kemudian tangannya meraih kembali amplop berwarna coklat muda didepannya, ternyata masih ada satu kertas didalamnya.

Tangannya mengambil kertas itu membawanya keluar dari dalam amplop, dibukanya dengan perlahan, kemudian kembali hanyut dalam setiap kata yang tertuang pada selembar kertas tersebut.

Assalamualaikum Zarifa Khasanah Kalia...
Perkenalkan Saya Kenzhi Athala Fakhiri, yang ternyata sudah jatuh ke dasar hati kamu. Saya belum beristeri, dan ingin memperistri kamu. Jika berkenan, secepatnya saya ingin menggelar majlis pernikahan.

Yang saya inginkan hanya kamu, maaf jika saya egois, tapi jujur hati saya sudah terjatuh sedalam-dalamnya kepada kamu. Jika kamu khawatir akan perempuan yang kamu lihat, maka melalui surat ini saya katakan kepada kamu dia bukanlah isteri saya.

Pernah dengar kalimat ini? Kalimat dari sayyidina Ali bin Abi thalib "Jangan pernah mengatakan tentang mu, karena yang membencimu tetaplah membencimu. Sebaliknya yang menyukaimu tetaplah menyukaimu." Mungkin itulah mengapa saya menyukai kamu, bukan karena alasan dan sebab.

Saya tunggu jawaban setuju dari kamu, jika tidak bolehkah saya merayu yang Maha Kuasa? Agar kita berdua di jodohkan?

Zarifa menghembuskan nafasnya dengan sangat berat, bolehkah manusia se egois ini? Betulkah dia yang ditetapkan untuknya? Jika memang iya, maka Zarifa akan menerima lamaran ini.

Terlihat bayangan Gus Kenzhi yang tersenyum merekah ketika mengajak Gus Tajri bermain, bahkan tersenyum manis kepada Zarifa.

Flashback on

Zarifa tengah duduk di kursi taman, sementara Gus Tajri dan Gus Kenzhi bermain di area taman. Sesekali bibir Zarifa membentuk lengkungan tipis melihat hal itu, ntah mengapa dirinya merasa senang.

Hari sudah semakin siang, tak terasa jam pelajaran terakhir pun akan segera dimulai. Gus Kenzhi menyerahkan Gus Tajri kembali kepada Zarifa. Sebelum pergi, Gus Kenzhi merogoh saku baju nya, dan mengeluarkan amplop coklat muda yang awalnya akan diberikan saat awal berjumpa.

"Sebentar, ini untuk Anti" Katanya sedikit canggung sambil memberikan amplop tersebut.

Zarifa yang tak tahu maksudnya malah menatap amplop itu dengan nanar, dengan ragu Zarifa mengambil alih dari tangan Gus Kenzhi.

"Apa ini?" Tanya Zarifa kemudian.

"Itu amplop" Jawab Gus Kenzhi sekenanya sambil terkekeh pelan.

"Hmm, iya saya tahu ini amplop."

"Dibuka saat dirumah aja, saya tunggu ya Ning"

Zarifa mengerucutkan bibirnya tanda kesal kala mendengar sebutan Ning.

"Jangan panggil Ning, panggil Zarifa aja Gus"

Let Go of Love { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang