Bagian 20 || Julukan Baru Zarifa

105 40 110
                                    

Happy Reading...

☘️☘️☘️

Seorang wanita yang tak lain adalah Zarifa Khasanah Kalia berjalan memasuki gedung Aula utama, diiringi oleh Nadhira (dari keluarga Abah Haji Zalal) juga Ning Hayyah (dari keluarga Abah Haji Zengi) di belakangnya, juga di sampingnya ada Gus Tajri dan Eijaz yang menuntun tangan Zarifa.

Gus Kenzhi yang masih duduk di tempat ijab qobul menoleh, melihat Zarifa yang tertutup oleh cadar, lengkungan dibibir nya begitu memperlihatkan bahwa dirinya saat ini benar-benar sedang bahagia.

Gus Kenzhi bangkit, kemudian berjalan menghampiri Zarifa yang sekarang adalah isterinya. Matanya tak dapat berpaling dari wanita yang kini sudah menjadi miliknya, tak menjadi masalah mau selama apapun matanya menatap dalam mata Zarifa, karena sekarang tidak akan ada lagi yang namanya zina mata.

Lagi-lagi, Gus Kenzhi jatuh pada mata teduh Zarifa. Tangannya kemudian menangkup puncuk kepala Zarifa yang tertutupi oleh hijabnya,
“Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih," di dekatkannya kepala Zarifa kemudian di ciumnya dengan penuh kelembutan.

"Saya berhak atas kamu begitupun sebaliknya," Katanya setelah melepaskan ciuman.

Zarifa benar-benar menegang saat ini, pasalnya ini pertama kalinya dia dicium oleh seorang lelaki dan itu adalah suaminya. Jika saat ini Zarifa tak memakai Cadar, mungkin pipinya akan terlihat merah seperti tomat.

"Kenapa pakai cadar?" Tanya Gus Kenzhi berbisik tepat di sebelah telinga Zarifa, membuat Zarifa menjadi semakin ngeri.

"Gak suka saya pakai?" Tanya balik Zarifa.

"Suka, sangat suka, karena wajah kamu sekarang adalah milik saya, yang lain tidak boleh lihat, mwehehe," Kata Gus Kenzhi diikuti tawa kecilnya.

"Ning Ifa, cium tangan Gus Ken dong," Bisik Nadhira.

Zarifa menoleh kearah Nadhira, "harus ya?" Tanyanya.

"Iya lah, kan itu suami Ning sekarang"

Gus Kenzhi yang mendengar itu menatap Zarifa dengan jail, Zarifa yang mendapat tatapan itu mendelik. Gus Kenzhi mengulurkan tangannya kepada Zarifa, sementara Zarifa menatap nanar tangan milik suaminya itu.

"Ayok isteri cium tangan saya dulu,"

Para tamu undangan dan santriawan maupun santriwati tertawa dengan tingkah pengantin baru ini, merasa gemas segemas-gemasnya. Zarifa kemudian mengulurkan tangan dengan rasa ragu, ntahlah akan seperti apa rasanya nanti menggenggam tangan lelaki pertama kalinya.

"Duh saya pegel ni Isteri"

Tangan Gus Kenzhi kemudian menarik paksa tangan Zarifa dan mencium punggung tangannya. Benda kenyal itu mendarat di tangan Zarifa pertama kalinya, desiran halus menyerang merayap sampai pada hati Zarifa, degup jantungnya kini berdegup begitu cepat.

Gus Kenzhi melepaskan ciumannya, kemudian tangannya menangkap pinggang ramping Zarifa dan menariknya hingga sekarang berada di dekapannya. Degup jantung Zarifa kini menjadi semakin cepat lantaran pergerakan Gus Kenzhi yang tak dirinya sangka.

Gus Tajri dan Eijaz celingukkan, mereka masih kecil tak tahu apa-apa, dan apa yang harus mereka lakukan setelah ini.

"Om angan bawa ceu ipa," Pekik Gus Tajri.

"Ceu Ipa sekarang punya om, jangan ganggu om dulu ya Aji," Kata Gus Kenzhi kemudian berjalan menuju kursi pelamin. Gus Tajri, Eijaz, Ning Hayyah, dan juga Nadhira mengikuti nya dari belakang.

"Amih... Itu onty bakal jadi momy Eijaz kah?" Tanya Eijaz.

"Iya sayang, momy baru untuk Eijaz, tapi ingat Amih ini Amih satu-satunya Eijaz," Jawab Ning Hayyah dengan senyuman manisnya.

Let Go of Love { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang