Klekkk...
Suara pintu terbuka, masuklah seorang pemuda tampan kedalam ruangan bernuansa Abu-abu itu, simple elegant nyaman pokoknya apalagi isinya juga ada yang bikin tambah nyaman.Klekk...
pintu itu menimbulkan suara lagi ketika dirapatkan kembali oleh orang yang sama. Kemudian pemuda tersebut melangkah masuk dan duduk di samping ranjang, memperhatikan wanita muda berusia menuju 20 tahun itu dengan senyum yang masih mengembang.Wanita itu melipat mukena dan sajadah nya, 'untung udah pake hijab simple lagi sebelum dia masuk,' ucapnya dalam hati masih dengan kegiatannya melipat. Kemudian setelahnya, mukena dan sajadah itu ia gantungkan pada hanger yang tersedia disana.
Wanita tersebut kemudian berbalik berniat untuk duduk juga, namun ragu, tangannya ia mainkan tak jelas. Menunggu pemuda itu berbicara padanya, saat ini dirinya sedang dalam keadaan yang betul-betul canggung sekali.
Pemuda itu, Gus Kenzhi menepuk tempat tidur kala melihat Zarifa yang masih tak kunjung menghampirinya. Memberikan isyarat agar duduk di sampingnya.
Zarifa menurut, dengan langkah yang sangat pelan akhirnya ia mendudukkan dirinya di samping Gus Kenzhi."Ngadep suami," Suara itu akhirnya bisa kembali terdengar oleh telinga Zarifa. Namun, Zarifa tak menuruti perintah tersebut. Gus Kenzhi yang merasa gemas terkekeh pelan.
"Perintah Suami nih walaupun cuma perintah kecil," Katanya sambil menopang dagu dengan tangannya sendiri.
Deg... 'Kenapa harus kalimat itu sih yang Gus Kenzhi lontarkan, kan Zarifa masih canggung, jangan bikin Ifa berdosa dong Gus,' gerutunya dalam hati sedikit sebal. Zarifa menghadap Gus Kenzhi yang sudah bersila di atas Kasur itu dengan melipat tangannya didepan dada.
Zarifa masih terus menunduk, lagi-lagi masih merasa canggung. Satu kamar dengan seorang lelaki itu membuatnya bergidik ngeri.
Zarifa mendongak kala merasakan sesuatu menepuk-nepuk pelan atas kepalanya. Ya itu tangan Gus Kenzhi yang tiba-tiba menepuk-nepuk pelan kepalanya.
Senyum di wajah pemuda yang baru saja berusia 23 tahun itu terukir dengan sangat indahnya, membuat wanita di depannya ini tak dapat berpaling ke arah lain, hanya untuk mas Kenzhi seorang. Mang eak? Emang boleh se bucin ini?
"Assalamu'alaikum Zaujati," Katanya sambil terkekeh pelan. Zarifa melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil yang tak dapat terlihat oleh suaminya itu.
Tak ada jawaban dari wanitanya, kembali ia mengatakan sesuatu, "Isteri Kenzhi, hey," Katanya sambil melambai-lambai kan tangannya didepan mata Zarifa. Masih sama, tak ada respon.
"Sayangnya sayang, heyyy," Kali ini tepuk kan tangan, agar menimbulkan sedikit suara untuk menyadarkan sang Isteri
"Astaghfirullahaladzim Gus kok manggil saya gitu," Sadar dari lamunannya.
"Loh gak boleh? Saya suami kamu loh, jangan pura-pura lupa ya," Katanya.
"Ya tapi saya belum terbiasa lah Gus,"
"Eh jawab dulu salam saya, hukum jawab salam kan Wajib"
"Hehe iya, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," Jawab Zarifa sambil menyengir kuda.
"Nah gitu dong isteri. Gimana udah siap?" Tanya Gus Kenzhi. Zarifa teringat hal itu, kemudian tersenyum dan menggangguk dengan pasti, malam ini akan menjadi suatu kisah bersejarah bagi Zarifa dan juga Kenzhi. Gus Kenzhi kemudian beranjak dari duduknya, melangkah menuju pintu dan kemudian menguncinya dengan pasti.
Zarifa membenarkan posisi duduknya, kemudian tersenyum manis ke arah Gus Kenzhi, dah gak canggung ni ye. Gus Kenzhi menaiki kasur tersebut, duduk menghadap wanita pilihannya. Sorot matanya tak bisa beralih pada suatu hal yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Ficção Adolescente"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...