☘️☘️☘️
Setelah selesai kelas, Zarifa kembali ke Ruang Asatidz. Terdengar suara para Asatidz sedang mengobrol ringan sembari sesekali tergelak tawa. Terdengar suara seseorang yang cukup lama ini tidak ia dengar, suara itu? Benarkah dia telah datang? Dan benarkah pemilik suara yang ia dengar itu adalah orang dirindukannya?
Zarifa menemukan jawaban dari setiap pertanyaannya setelah dirinya benar-benar telah memasuki ruangan Asatidz itu.
Deg...
Ntah mengapa hatinya begitu senang, menemukan sosok seseorang yang tengah berada dianatra kumpulan para Asatidz yang tengah tertawa itu. Baru kali ini dirinya melihat sosok itu tertawa dan itu membuat ketampanannya benar-benar bertambah."Assalamualaikum..." Zarifa mengucapkan salam dan memasuki ruangan Asatidz itu, para Asatidz yang sedang bersenda gurau pun mengalihkan pandangannya menuju pintu.
Setelah para Asatidz mengetahui siapa yang datang mereka tersenyum dan mengangguk tanda menyapa sembari menjawab "waalaikumsalam..."
"Waalaikumsalam Ning Ifa, baru kelar kelas Ning? Eh Ceu maksudnya, lupa terus maaf ya hehe" Tanya Ustadzah Maelani yang sedang mengambil air dari dispencer.
"La Ba'tsa Tadzah. Iya nih baru kholas Alhamdulillah"
Zarifa melihat ke arah sekumpulan para Asatidz yang sedang duduk mengobrol kemudian mengangguk dan tersenyum, salah satu diantaranya melihat dengan intens setiap gerakan Zarifa dan tersenyum tipis.
☘️☘️☘️
Seseorang berpakaian kokok Softblue dengan Sarung warna hitam dan peci putihnya tengah berdiri membelakangi pintu ruangan Asatidz. Seseorang yang lain berpakain Abaya Hitam juga Kerudung berwarna Hijau sage berjalan dengan tergopoh-gopoh membawa keranjang kotak berisi barang-barang keperluan mengajar.
Seseorang dengan Abaya hitam itu sama sekali tidak tahu jika ada yangbtengah berdiri didepan pintu menunggu kehadirannya, karena begitu sulitnya membawa keranjang kotak itu sehingga dirinya terus menunduk tanpa memperhatikan sekeliling.
Bruk... terdengar suara yang bertabrakan dari keranjang kotak yang dipegang wanita ber-abaya itu, untungnya tidak sampai berserakan.
"Innalillahi... astaghfirullah Afwan Ustadz Afwan. Saya tidak sengaja" kata seseorang yang berpakaian abaya itu, yang tak lain adalah Zarifa.
Seorang lelaki yang tengah berdiri membelakangi pintu itu pun berbalik menghadap Zarifa. Dirinya tersenyum hangat kala Zarifa terus tertunduk membereskan kembali isi didalam keranjang kotak yang dipegangnya.
"Saya juga minta maaf" Kata Lelaki itu, yang tak lain adalah...
Kalian pasti sudah bisa menebaknya bukan? Ya, dia Gus Kenzhi yang tengah berdiri membelakangi pintu sengaja menunggu Zarifa keluar dari ruangan itu.
"Gu-Gus?"
"Iya, ini saya... orang yang tadi kamu curi-curi pandang saat saya sibuk memasukkan nilai para Santriawan" jawabnya dengan tenang.
Zarifa membelalakan matanya, bagaimana mungkin dirinya diketahui oleh orang yang diperhatikannya jika sebetulnya dia sedang memperhatikan? (Zarifa membayangkan saat dirinya memperhatikan secara diam-diam gerak gerik Gus Kenzhi ketika sedang mode serius).
"Masih ada barang yang perlu dibawa?" Tanya Gus Kenzhi kemudian.
"Ehmm... anu... enghh gak ada Gus" jawab Zarifa gelagapan.
"Sini saya bantu bawakan, Anti taruh dibawah nanti saya bawa" Kata Gus Kenzhi menyuruh Zarifa menaruh keranjang nya agar Gus Kenzhi bisa membawa nya tanpa harus bersentuhan dengan tangan Zarifa. (Semenjaga itu ya Gus)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...